Sejumlah penganut teori konspirasi Bumi Datar atau Flat Earth baru-baru ini melakukan perjalanan ke Antartika dengan tujuan membuktikan bentuk sebenarnya dari Bumi. Antartika, yang merupakan benua paling selatan di Bumi dan dikenal dengan lanskap esnya yang luas, seringkali menjadi fokus bagi mereka yang meragukan bahwa Bumi berbentuk bulat. Namun, selama ekspedisi ini, sebagian dari para peserta tersebut langsung berubah pikiran dan akhirnya menerima bahwa Bumi memang bulat.
Ekspedisi yang diberi nama ‘The Final Experiment‘ ini melibatkan delapan orang, terdiri dari empat penganut Flat Earth dan empat penganut Globe Earth (yang percaya bahwa Bumi berbentuk bulat). Dipimpin oleh Pastor Will Duffy dari Colorado, Amerika Serikat, tujuan utama mereka adalah untuk menyelesaikan mencakup panjang mengenai bentuk Bumi melalui eksperimen langsung di lokasi yang dianggap penting oleh kedua belah pihak.
Antartika dipilih sebagai tujuan utama ekspedisi ini karena di sana mereka berharap dapat menyaksikan fenomena alam yang dikenal sebagai ‘midnight sun’. Midnight sun adalah fenomena di mana Matahari tetap terlihat di langit selama 24 jam penuh di musim panas, terutama di daerah-daerah kutub seperti Antartika. Fenomena ini terjadi karena kemiringan sumbu Bumi, yang menyebabkan Matahari tidak pernah benar-benar terbenam selama periode tertentu di musim panas kutub. Dengan menyaksikan fenomena ini secara langsung, para peserta berharap dapat mengumpulkan bukti kuat yang mendukung teori mereka atau, dalam beberapa kasus, mengubah keyakinan mereka sendiri.
Penemuan ini menyoroti bagaimana pengalaman langsung dan bukti empiris dapat mempengaruhi pandangan seseorang terhadap teori yang telah lama mereka pegang. Selain itu, ekspedisi ini juga menunjukkan pentingnya dialog terbuka dan penelitian ilmiah dalam menyelesaikan perdebatan mengenai fakta-fakta alam yang kompleks.
Dengan demikian, ‘The Final Experiment‘ tidak hanya berfungsi sebagai upaya untuk mengakhiri kejadian tentang bentuk Bumi, tetapi juga sebagai contoh bagaimana ilmu pengetahuan dan pengalaman lapangan dapat bekerja sama untuk mengungkap kebenaran. Penemuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang Bumi dan memperkuat kepercayaan pada bukti ilmiah yang mendasarinya.
Midnight Sun di Antartika adalah salah satu fenomena alam yang mendukung fakta bahwa Bumi berbentuk bulat. Fenomena ini hanya mungkin terjadi karena sumbu Bumi sedikit miring. Akibat kemiringan tersebut, Kutub Selatan bisa terus menerus menghadap Matahari selama 24 jam saat musim panas di bagian Bumi selatan. Jika bumi datar, fenomena seperti ini tidak akan terjadi.
Beberapa penganut teori Bumi Datar juga beranggapan bahwa Perjanjian Antartika tahun 1959 melarang orang biasa mengunjungi benua paling selatan tersebut, dengan dugaan bahwa hal ini dilakukan untuk menyembunyikan bentuk Bumi yang sebenarnya. Namun, Pastor Will Duffy dan penampilannya ingin membuktikan bahwa klaim tersebut tidak benar melalui ekspedisi mereka ke Antartika.
Dalam video yang mendokumentasikan perjalanan tersebut, seorang influencer Bumi Datar bernama Jaren Campanella mengakui bahwa ia keliru memandang fenomena Matahari tengah malam. Sebelumnya, ia yakin bahwa Matahari tidak bisa bersinar selama 24 jam penuh, namun setelah menyaksikannya secara langsung, ia menyadari bahwa para pendukung Bumi bulat (Globe Earther) benar.
“Kadang-kadang kita bisa saja salah,” ujar Campanella, seperti dikutip dari Futurism pada Sabtu (21/12/2024). “Saya dulu yakin tidak mungkin ada Matahari selama 24 jam. Sekarang, saya jujur mengakui bahwa hal itu memang ada.” Ia menambahkan bahwa meskipun ia mungkin mendapat stigma dari komunitas Bumi Datar karena pernyataannya, ia tetap bermaksud terbuka pada fakta yang ia temukan sendiri.
Pengakuan ini menunjukkan betapa pentingnya bukti lapangan dan pengalaman langsung dalam memengaruhi keyakinan seseorang. Melalui ekspedisi ke Antartika, tim ini membuktikan bahwa fenomena Matahari tengah malam adalah fakta ilmiah, sekaligus memperkuat pemahaman bahwa Bumi berbentuk bulat dan sedikit miring pada sumbunya.
Meski banyak anggota ekspedisi yang mulai mengakui bahwa Bumi berbentuk bulat setelah melihat bukti langsung, tidak semua peserta langsung berubah pikiran. Salah satu anggota, Flat Earther Austin Whitsitt, menyatakan bahwa ia masih yakin bahwa data yang diperoleh dari perjalanan ini akan membantu menjelaskan fenomena yang terjadi. Meskipun demikian, Pastor Will Duffy, yang memimpin ekspedisi, memilih untuk tidak banyak berkomentar mengenai hal tersebut. Ia merasa puas dan bersyukur bahwa ia dan rekan-rekannya berhasil mencapai Antartika dengan selamat, dan lebih fokus pada pencapaian tujuan mereka untuk menjelajahi dan mengumpulkan bukti.
Perjalanan ini menunjukkan bahwa meskipun bukti ilmiah dapat mengubah pemahaman seseorang, proses tersebut dapat berlangsung secara bertahap. Beberapa orang mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menerima atau memikirkan informasi yang baru mereka temui. Namun, penting untuk dicatat bahwa eksplorasi dan pengalaman langsung tetap menjadi cara yang sangat kuat dalam membuka pikiran terhadap pengetahuan dan fakta baru.
REFERENSI:
Al-Sibai, Noor. 2024. Flat Earthers Befuddled as They Visit Antarctica and Earth Appears to Be Round. Futurism.
Jussim, Lee dkk. 2024. Flat Earthers and Disinformation. The Poisoning of the American Mind, 273-275.
Petit, Zachary. 2024. Modest Mouse’s The Moon & Antarctica. Bloomsbury Publishing USA.