Gas Tak Terlihat, Bahaya Mematikan: 12 Orang Tewas Keracunan Karbon Monoksida

Sebanyak 12 orang, termasuk 11 warga negara India dan satu warga Georgia, ditemukan meninggal dunia di sebuah resor ski di pegunungan Kaukasus, Georgia. Penyebab kematian mereka diduga adalah keracunan karbon monoksida, gas beracun yang sangat berbahaya jika terhirup dalam jumlah besar.

Sebanyak 12 orang, termasuk 11 warga negara India dan satu warga Georgia, ditemukan meninggal dunia di sebuah resor ski di pegunungan Kaukasus, Georgia pada 19/12/2024. Penyebab kematian mereka diduga adalah keracunan karbon monoksida, gas beracun yang sangat berbahaya jika terhirup dalam jumlah besar.

Resor ski di pegunungan Kaukasus, Georgia

Menurut laporan dari NBC News, semua korban merupakan karyawan di sebuah restoran setempat. Resor ski ini, yang terletak di dekat perbatasan Rusia, dikenal sebagai destinasi wisata populer bagi pelancong dari berbagai negara. Namun, tragedi ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya karbon monoksida, terutama di area dengan fasilitas penghangat atau generator.

Para korban ditemukan di area istirahat di lantai dua restoran. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa generator listrik, yang ditempatkan di dalam kamar tidur, mungkin telah dinyalakan setelah terjadi pemadaman listrik. Sayangnya, generator tersebut melepaskan karbon monoksida, gas tidak berwarna dan tidak berbau yang bisa menyebabkan keracunan serius bahkan kematian jika konsentrasinya tinggi.

Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna, seperti pembakaran bahan bakar fosil (bensin, solar), kayu, atau gas alam. Pembakaran tidak sempurna terjadi ketika oksigen yang tersedia untuk proses pembakaran tidak mencukupi, sehingga menghasilkan karbon monoksida sebagai produk sampingan. Gas ini tidak memiliki warna, bau, atau rasa, sehingga sulit dideteksi tanpa alat khusus, seperti detektor karbon monoksida.

Ketika karbon monoksida menumpuk di ruang tertutup atau area dengan ventilasi buruk, gas ini dapat menggantikan oksigen di udara. Akibatnya, tubuh manusia—yang sangat bergantung pada oksigen untuk kelangsungan hidup—tidak dapat mendapatkan pasokan oksigen yang memadai. Ketika oksigen dalam darah digantikan oleh karbon monoksida, organ-organ vital seperti otak dan jantung mulai kekurangan oksigen, yang bisa berakibat fatal.

Gejala awal keracunan karbon monoksida biasanya termasuk pusing, mual, kelelahan, dan kebingungan, yang sering kali disalahartikan sebagai penyakit ringan seperti flu atau kelelahan. Jika paparan berlanjut, gejalanya dapat berkembang menjadi kehilangan kesadaran, kerusakan organ, hingga kematian. Dalam situasi darurat, korban keracunan karbon monoksida harus segera dipindahkan ke tempat dengan udara segar dan diberi oksigen jika tersedia, untuk mengurangi kadar karbon monoksida dalam tubuh.

Kesadaran akan bahaya karbon monoksida sangat penting, terutama di rumah atau tempat kerja yang menggunakan peralatan berbahan bakar, seperti pemanas, generator, atau oven. Langkah pencegahan, seperti memastikan ventilasi yang baik dan memasang detektor karbon monoksida, dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah tragedi akibat keracunan gas ini.

Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya pemasangan detektor karbon monoksida di ruang-ruang yang menggunakan generator atau alat pemanas berbahan bakar, terutama di lokasi tertutup. Kesadaran tentang bahaya gas ini dapat membantu mencegah insiden serupa di masa depan.

Baca juga: Bahan Kimia Daur Ulang dan Sinar Matahari Dapat Mengubah Karbon Monoksida menjadi Metanol

“Pemeriksaan awal menunjukkan tidak ada tanda-tanda cedera fisik atau kekerasan pada para korban,” demikian pernyataan dari otoritas Georgia. Meski demikian, Kementerian Dalam Negeri Georgia mengumumkan bahwa polisi sedang menyelidiki insiden ini sebagai kasus pembunuhan karena kelalaian. Saat ini, tim forensik bekerja untuk menentukan penyebab pasti kematian.

Sementara itu, Kedutaan Besar India di Tbilisi menyatakan bahwa mereka bekerja sama erat dengan pihak berwenang setempat untuk memfasilitasi proses pemulangan jenazah para korban ke India secepat mungkin.

Bahaya Karbon Monoksida

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa generator listrik yang digunakan di dalam ruangan menjadi penyebab utama tragedi ini. Generator tersebut melepaskan karbon monoksida dalam jumlah yang mematikan. Gas ini sangat berbahaya jika digunakan di ruang tertutup karena dapat menumpuk tanpa disadari. Oleh karena itu, generator direkomendasikan untuk digunakan hanya di luar ruangan atau di area dengan ventilasi yang baik.

Di Amerika Serikat, generator portabel adalah salah satu produk konsumen paling mematikan, dengan laporan rata-rata 70 kematian setiap tahunnya akibat keracunan karbon monoksida.

Mengapa Karbon Monoksida Berbahaya?

Mark Lorch, seorang Profesor Kimia di Universitas Hull, menjelaskan bahwa karbon monoksida sangat berbahaya karena cara gas ini berinteraksi dengan hemoglobin, protein dalam darah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Dalam kondisi normal, hemoglobin mengikat oksigen di paru-paru dan melepaskannya ke berbagai organ tubuh. Namun, karbon monoksida memiliki kemampuan untuk mengikat hemoglobin 200 kali lebih kuat dibandingkan oksigen. Akibatnya, karbon monoksida menggantikan oksigen dalam darah, sehingga tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan untuk berfungsi.

Baca juga: Mengubah Karbon menjadi Asam Asetat: Terobosan dalam Produksi Asam Asetat dari Karbon Dioksida yang Ditangkap

Ketika tubuh kekurangan oksigen, gejala awal keracunan karbon monoksida dapat muncul, seperti pusing, sesak napas, mual, kelelahan, nyeri dada, sakit perut, dan gangguan penglihatan. Gejala-gejala ini sering kali disalahartikan sebagai penyakit ringan seperti infeksi virus atau kelelahan, sehingga keracunan karbon monoksida tingkat rendah sering terabaikan. Dalam dosis tinggi, karbon monoksida dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, kerusakan organ seperti jantung dan otak, hingga kematian.

Pentingnya Pencegahan

Tragedi ini menyoroti pentingnya memahami dan mencegah bahaya karbon monoksida. Gas ini tidak memiliki warna, bau, atau rasa, sehingga sulit dideteksi tanpa alat khusus seperti detektor karbon monoksida. Penggunaan generator, pemanas berbahan bakar, atau peralatan berbasis pembakaran harus dilakukan di ruang terbuka atau dengan ventilasi yang memadai untuk mencegah akumulasi gas beracun ini. Kesadaran dan langkah pencegahan sederhana dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.

Baca juga: Bahaya Polusi Karbon Monoksida (CO) di Langit Indonesia

Referensi:

Aggarwal, Mithil. 2024. 12 dead at a ski resort in Georgia from possible carbon monoxide poisoning. NBC News: https://www.nbcnews.com/news/world/12-dead-ski-resort-georgia-possible-carbon-monoxide-poisoning-rcna184471 diakses pada tanggal 24 Desember 2024.

Dent, Matthew R dkk. 2024. Carbon Monoxide Poisoning: From Microbes to Therapeutics. Annual review of medicine 75 (1), 337-351.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top