Barangkali masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia pada saat merayakan hari besar keagaamaan misalnya seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha bagi umat Islam atau Natal bagi umat Kristiani, maka makanan yang disajikan sangat berlimpah dan banyak dari kita ingin memakan semuanya. Namun tahukah anda bahwa hal ini akan meningkatkan kadar kolestrol anda secara drastis?
Hal tersebut didasarkan pada studi yang dilakukan oleh peneliti dari Department of Clinical Biochemistry and The Copenhagen General Population Study, Herlev and Gentofte Hospital, Copenhagen University Hospital, Â yang dimuat di dalam jurnal Atherosclerosis pada bulan Desember 2018 dengan Judul The Christmas holidays are Immediately Followed by a Period of Hypercholesterolemia, dengan melibatkan 25.764 orang dari Copenhagen General Population Study dengan rentang usia 20-100.
Studi tersebut melaporkan bahwa ketika memasuki hari besar keagamaan (perayaan Natal), terjadi kenaikan kadar kolestrol total lebih dari 5 mmol/L (lebih dari 193 mg/dL) atau kolestrol tipe LDL (Low Density Lipoprotein) lebih dari 3 mmol/L (lebih dari 116 mg/dL) [2]. Kolestrol tipe LDL ini sebenarnya memiliki peran penting  dalam pembentukan dinding sel, hormon, dan getah pencernaan. Namun bila produksinya tidak dibatasi oleh kolesterol tipe HDL (High Density Lipoprotein), maka dapat meningkatkan resiko Hiperkolestrolemia yang berujung pada serangan jantung atau stroke akibat menumpuknya kolestrol tipe LDL di sistem kardiovaskular. [2][3]
Selain itu, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar kolestrol total dan kolestrol tipe LDL pada orang yang diperiksa pada libur Desember-Januari bila dibandingkan dengan orang yang diperiksa pada Mei-Juni. Mereka yang diperiksa pada bulan Desember-Januari, yaitu bertepatan pada musim natal dan tahun baru, memiliki kadar kolesterol total 15% lebih tinggi dan memiliki kadar kolesterol tipe LDL 20% lebih tinggi dari orang yang diperiksa pada waktu lain.
Setelah liburan Natal, 77% orang yang dilakukan pemeriksaan memiliki kolesterol LDL di atas 3 mmol / L (116 mg / dL) dan 89% memiliki kolesterol total di atas 5 mmol / L (193 mg / dL), sehingga pada musim liburan natal, terjadi peningkatan resiko hiperkolesterolemia 6 kali lebih besar dari waktu lain dengan indeks kepercayaan hingga 95 % dan interval 4,2 sampai 8,5 kali. Hal ini terjadi karena pada saat musim natal di Denmark tiba, ada tradisi yang disebut hygge pada masyarakat di sana, dimana merupakan acara menghabiskan waktu bersama keluarga teman dan kolega dan disajikan makanan yang mengandung banyak lemak dan gula seperti babi panggang, saus, kentang yang dilumuri gula, dan makanan penutup dengan whipped cream. Hal inilah yang membuat tradisi ini dapat meningkatkan kadar kolestrol total dan kolestrol tipe LDL. [2]
Di negara-negara lain juga mempunyai masalah yang serupa terkait dengan kesehatan setelah merayakan hari besar keagaaman. Di Inggris misalnya, 35 orang yang diteliti pada 30 tahun yang lalu mengatakan bahwa perayaan Natal identik dengan peningkatan berat badan dan peningkatan kadar trigliserida, kolestrol total, dan kolestrol LDL yang akan menimbulkan resiko hiperkolesterolemia.[2]
Di Indonesia, pada musim hari raya seperti hari raya Idul Fitri bagi umat Islam, banyak makanan yang disajikan biasanya mengandung lemak dan karbohidrat tinggi seperti ketupat, lontong, opor, rendang, sambal goreng hati/ampela, makanan bersantan, dan lain-lain serta kue-kue dengan kandungan karbohidrat tinggi, terutama kandungan gula, garam yang tinggi seperti kastengels, nastar, dan berbagai cemilan ringan lainnya yang tersedia.Â
Kadang-kadang pada saat itu, banyak orang mengonsumsi makanan tersebut lebih dari 3 porsi, lebih banyak daripada saat melakukan puasa Ramadhan yang rata-rata hanya mengonsumsi makanan 2 porsi, yaitu saat sahur dan berbuka. Begitu pula pada hari Natal bagi umat Kristiani dimana pada saat kumpul keluarga, banyak makanan yang tersedia seperti kue-kue dan sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan 35 persen penduduk Indonesia memiliki kolestrol tinggi di atas normal. [1]
Jadi, agar kolestrol tubuh anda terkendali di saat hari raya atau hari lainnya, imbangi juga dengan olahraga teratur ya. Atau bisa juga dengan melakukan diet atau menggunakan suplemen makanan.
Baca juga: 5 Cara Menjaga Berat Ideal Selama Lebaran
Referensi
[1] Sasongko, A. 2018. 35 Persen Penduduk Indonesia Miliki Kadar Kolesterol Tinggi. Diakses dari https://www.msn.com/id-id/kesehatan/health-news/35-persen-penduduk-indonesia-miliki-kadar-kolesterol-tinggi/ar-BBNCNd6?li=AAv06fi pada tanggal 28 Januari 2019
[2]Vedel-Krogh, S., Kobylecki, C. J., Nordestgaard, B. G., and Langsted, A. 2018. The Christmas Holidays are Immediately Followed by a Period of Hypercholesterolemia. https://doi.org/10.1016/j.atherosclerosis.2018.12.011
[3] Brumit, M. L. 2013. How to Lower Your Elevated LDL Cholestrol. Diakses dari https://thefhfoundation.org/lower-elevated-ldl-cholesterol pada tanggal 3 Februari 2019