Penggunaan Media Digital sebagai “Pelarian” dari Rasa Bosan

Di era digital saat ini, penggunaan media digital, terutama ponsel pintar, telah menjadi cara cepat dan mudah untuk mengatasi kebosanan. […]

media digital dan rasa bosan

Di era digital saat ini, penggunaan media digital, terutama ponsel pintar, telah menjadi cara cepat dan mudah untuk mengatasi kebosanan. Penelitian oleh Camerini, Morlino, dan Marciano pada 2023 dalam jurnal Computers in Human Behavior Reports, meninjau hubungan antara kebosanan dan penggunaan media digital secara menyeluruh melalui kajian sistematis dan meta-analisis. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana kebosanan memengaruhi penggunaan media digital, termasuk penggunaan media digital yang bermasalah, serta mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan ini.

Rasa Bosan dan Penggunaan Media Digital

Meskipun kita hidup di zaman di mana akses ke hiburan digital seolah tidak terbatas, rasa bosan tetap menjadi fenomena umum yang akan muncul dalam kehidupan sehari-hari. Kebosanan digambarkan sebagai kondisi ketidakpuasan atau pengalaman yang tidak menyenangkan, di mana waktu terasa berjalan lambat, kemudian individu merasa gelisah, terjebak, serta kurang tertantang. Dalam konteks ini, media digital menawarkan “solusi cepat” untuk mengalihkan perhatian dari perasaan bosan. Penelitian menunjukkan bahwa kebosanan memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan media digital, terutama penggunaan media sosial yang bermasalah.

Sumber: id.pinterest.com

Meta-analisis dalam studi ini menemukan bahwa kebosanan memiliki hubungan kecil hingga sedang dengan penggunaan media digital secara umum (r=0,084), tetapi hubungan yang lebih besar berada pada kaitan kebosanan dan penggunaan media digital yang bermasalah (r=0,342). Hal ini menunjukkan bahwa individu yang sering merasa bosan lebih rentan menggunakan media digital secara berlebihan atau tidak sehat. Mereka cenderung menggunakan ponsel pintar, media sosial, dan internet sebagai cara untuk mengatasi kebosanan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kecanduan media digital.

Kebosanan dan Penggunaan Media Digital yang Bermasalah

Penelitian lebih lanjut menyoroti bahwa kebosanan sering kali berkaitan dengan penggunaan media digital yang bermasalah, seperti kecanduan internet atau ponsel pintar. Penggunaan yang bermasalah ini memiliki tanda-tanda berupa sejumlah gejala, meliputi:

  • Penggunaan yang berlebihan,
  • toleransi yang meningkat (kebutuhan untuk terus menggunakan lebih banyak),
  • gejala penarikan diri saat tidak menggunakan, serta
  • konflik dalam hubungan interpersonal akibat penggunaan media yang berlebihan.

Penelitian ini menemukan bahwa rasa bosan menjadi faktor pemicu utama dalam penggunaan media digital yang bermasalah. Saat individu menggunakannya untuk mengatasi kebosanan, mereka sering kali merasa lega sementara, tetapi pada akhirnya kebosanan tersebut kembali muncul setelah penggunaan media digital berakhir. Siklus ini dapat menyebabkan ketergantungan untuk mengatasi perasaan bosan, yang memperkuat perilaku penggunaan yang bermasalah.

Pentingnya Mengelola Rasa Bosan dengan Bijak

Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa hubungan antara kebosanan dan penggunaan media digital yang bermasalah tidak bergantung pada faktor-faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, atau jenis media yang digunakan. Namun, penggunaan internet secara umum, seperti menonton video di YouTube atau streaming musik, cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat dengan kebosanan daripada dengan aktivitas lainnya seperti penggunaan media sosial atau bermain game online.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan penting tentang keterkaitan rasa bosan pada individu dalam penggunaan media digital di era modern. Meskipun layanan digital menawarkan solusi cepat untuk mengatasi kebosanan, penelitian ini mengingatkan kita akan risiko penggunaan yang bermasalah dan pentingnya menemukan strategi yang lebih sehat untuk mengelola perasaan bosan.

Referensi

Camerini, et al. 2023. Boredom and digital media use: A systematic review and meta analysis. Diakses pada 15 Oktober 2024 dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2451958823000465

Shani, Fauzan. 2024. Kenapa Kita Bisa Bosan? Ini Dia Sains dibalik Rasa Bosan. Diakses pada 15 Oktober 2024 dari https://warstek.com/bosan/

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top