Ketika Mencuci Baju Jadi Petaka untuk Bumi

Ditulis Oleh: Ayu Nabilah Mencuci baju adalah aktivitas rumah tangga yang lumrah dilakukan. Dalam satu pekan, mungkin anda bisa mencuci […]

Ditulis Oleh: Ayu Nabilah

Mencuci baju adalah aktivitas rumah tangga yang lumrah dilakukan. Dalam satu pekan, mungkin anda bisa mencuci baju sebanyak 2-3 kali, atau bahkan setiap hari. Dari segi pencemaran lingkungan, mungkin kita sudah sering mendengar bahwa penggunaan detergen dalam mencuci baju bisa mencemari perairan. Tetapi yang belum diketahui banyak orang adalah, ternyata tak hanya limbah detergen yang dilepaskan, tetapi juga cemaran plastik yang tentunya sangat membahayakan. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Bagaimana Ini Terjadi

Secara kasat mata, kita tidak pernah melihat plastik mengambang dalam air sisa cucian baju yang kita hasilkan. Hal ini dikarenakan ukuran plastik yang dihasilkan kerap kali tidak bisa dilihat secara langsung. Jenis ukuran plastik ini biasa disebut sebagai mikroplastik. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 milimeter.

Menurut Max Kelly, peneliti dari Newcastle University, pelepasan mikroplastik terjadi ketika pakaian tersiram air dan mesin cuci mulai berputar. Semakin besar rasio volume air dibanding dengan baju yang dicuci, maka semakin banyak pula mikroplastik yang dihasilkan. Hal lainnya yang berpengaruh adalah kecepatan putaran, jumlah pergantian arah putaran, dan lama waktu jeda putaran pada mesin cuci. Semakin besar jumlah ketiga hal tersebut, maka semakin banyak mikroplastik yang dihasilkan.

Hasil penelitian menemukan adanya serat sintetis yang menghasilkan sekitar 92 persen polusi mikroplastik pada air laut, dari jumlah tersebut, sekitar 73 persen berupa polyester yang berasal dari pakaian. Pengujian pada penggunaan mesin cuci untuk aktivitas mencuci baju yang dilakukan oleh Ocean Wise memperkirakan bahwa satu pakaian dapat melepaskan jutaan mikroplastik selama proses pencucian. Jika terakumulasi, maka terdapat sekitar 22.000 ton serat mikroplastik setiap tahunnya yang dihasilkan dari limbah cucian rumah tangga di Amerika Serikat dan Kanada.

Sumber Foto: Ocean Wise

Apakah semua pakaian yang dicuci menghasilkan mikroplastik?

Jenis pakaian yang mengandung mikroplastik adalah pakaian yang berbahan baku serat sintetis (non alami). Polyester adalah salah satu serat sintetis yang paling umum digunakan di industri tekstil, yaitu mencapai 55% dari total produksi kain di seluruh dunia. Polyester sering digunakan karena memiliki keunggulan berupa daya serap yang rendah sehingga lebih tahan terhadap noda, mudah diwarnai, tidak rusak oleh jamur, tidak mudah kusut, dan lebih cepat kering setelah dicuci. Polyester sangat sering digunakan sebagai bahan untuk pakaian yang kita gunakan sehari-hari, mulai dari kaos, kemeja, jas, hingga pakaian olahraga.

Sumber Foto: rumah.com

Dalam beberapa tahun kedepan, konsumsi serat polyester di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini dikarenakan produksi serat kapas yang terbatas, sehingga alternatif yang dapat digunakan adalah serat polyester. Pada 2018, produksi polyester global diperkirakan meningkat 9% menjadi 68,79 juta ton dari yang sebelumnya berada di angka 63,05 juta ton pada tahun 2017.

Dari Sinilah Petaka Dimulai

Tanpa diketahui, kita tidak hanya mengedarkan mikroplastik ke saluran air saat mencuci baju, tetapi kita juga turut menelannya. Saat Anda makan sedikit makanan atau bahkan meminum air, Anda hampir pasti ikut menelan mikroplastik. Bahkan tanpa disadari, manusia berisiko menelan sekitar 5 gram plastik per minggu atau setara dengan 1 buah kartu ATM. Fakta ini dipaparkan oleh para peneliti dari Universitas Newcastle, Australia dengan dukungan World Wildlife Fund.

Proses berikut dapat menjawab secara rasional mengapa manusia secara tidak sadar dapat memakan plastik. Ukuran mikroplastik yang sangat kecil masuk ke dalam tubuh ikan, kerang, dan biota laut lainnya. Akibatnya partikel mikroplastik tersebut dapat masuk dalam rantai makanan. Mikroplastik di dalam perut biota laut inilah yang berpotensi besar menjadi jalan masuk mikroplastik ke dalam tubuh manusia dan dikhawatirkan akan merusak organ tubuh.

Tidak hanya memasuki organ tubuh manusia, mikroplastik yang masuk juga membawa berbagai macam racun yang terakumulasi. Menurut Dwi Amanda Utami dalam kuliah tamu Program Studi Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB), Plastik dapat menyerap bahan kimia berbahaya yang terlarut dalam air. Kabar buruknya lagi, semakin kecil ukuran partikel plastik, maka semakin efisien plastik tersebut dalam mengakumulasi racun. Selaras dengan fakta tersebut, ilmuwan dari Universitas Vienna, Austria, Dr. Philipp Schwabl, menyatakan bahwa mikroplastik telah sampai ke usus manusia. Hal ini tidak menutup kemungkinan mikroplastik dapat masuk ke organ tubuh lain dan merusak fungsinya.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Mikroplastik memang telah menjadi masalah global. Tetapi penanggulangannya ternyata bisa dilakukan dari rumah. Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menghentikan peredaran mikroplastik dari sumbernya, yaitu dengan mengganti pakaian kita dengan pakaian berbahan dasar serat alam. Karena serat alam bersumber dari serat tumbuhan yang tidak mengandung plastik.

Serat alam yang dapat menjadi alternatif diantaranya adalah serat rami, wol, dan serat bambu. Serat rami bisa digunakan untuk membuat blus, kemeja, celana, dan rok. Serat wol biasa digunakan untuk membuat sweater atau baju hangat. Dan serat bambu biasa digunakan untuk membuat baju kaos dan kaos kaki.

Jika pakaian yang anda punya tidak dapat sepenuhnya diganti oleh pakaian berbahan baku serat alam, anda dapat menerapkan cara mencuci yang dapat meminimalkan cemaran mikroplastik ke dalam air. Max Kelly, peneliti dari Newcastle University, menyarankan agar kita memperhatikan intensitas dan bagaimana cara kita mencuci baju. Caranya dengan lebih memperhatikan rasio yang sebanding antara air yang dipakai dengan baju yang dicuci. Selain itu, lebih baik mencuci saat baju yang akan dicuci sudah dapat memenuhi kapasitas penuh mesin cuci. Dengan cara ini saja, kita sudah dapat mengurangi mikroplastik yang terbuang ke air.

Bahaya mikroplastik berpotensi menjadi masalah yang lebih besar daripada sampah plastik yang terlihat secara kasat mata. Peran rumah tangga dapat berkontribusi besar untuk mengendalikan keberadaan mikroplastik. Melalui kegiatan mencuci dan memilih baju saja, akan banyak perairan yang terselamatkan dari serpihan mikroplastik. Pencegahan ini sangat mudah dan bisa dilakukan mulai sekarang oleh semua keluarga.

Referensi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *