Lompat ke konten

Mengapa Sains Selalu Berkembang?

blank

Kalian sadar tidak kalau ilmu pengetahuan itu selalu berkembang dan tidak pernah berhenti pada satu titik saja? Coba kalian lihat sejarah ilmu pengetahuan yang seakan-akan tidak ada habisnya. Berbagai ilmuwan muncul dengan berbagai macam gagasan atau ide cemerlang mereka, sebut saja Copernicus, Newton dan Einstein yang merupakan pelopor revolusi ilmiah di zamannya masing-masing.

Pergeseran Paradigma Ilmu Pengetahuan

blank
Thomas Kuhn/source : thenewatlantis.com

Nah perlu kalian ketahuiperkembangan ilmu pengetahuan juga ada pola dan siklusnya. Teori ini disebut paradigm shift yang dicetuskan oleh Thomas Kuhn. Teori pergeseran paradigma ini ditulis dalam bukunya yang berjudul “The Structure of Scientific Revolutions” yang terbit pertama pada tahun 1962. Maksud paradigm shift adalah perubahan pandangan umum tehadap suatu teori ilmu pengetahuan. Thomas Kuhn mengatakan kalau sains yang manusia gunakan secara umum di masa ini adalah hasil kerja para ilmuwan terdahulu yang mengumpulkan fakta-fakta. [1] Artinya sains itu memiliki sifat kontuinitas atau keberlanjutan dalam setiap teorinya.

Tidak ada sains yang mutlak benar, karena setiap masanya akan ada pembaharuan teori yang lebih baik dari teori sebelumnya. Seperti yang dikatakan Kuhn dalam bukunya “Tujuan sains untuk menggantikan gagasan yang progresif terhadap kebenaran, sains sebagai pekerjaan eksplorasi yang terus-menerus menarik lebih dekat untuk beberapa tujuan yang ditetapkan oleh alam yang terus berkembang”[2]         

         

blank
Siklus Paradigma/source : sciencewok.org

Buku ini secara garis besar memamparkan bagaimana revolusi sains itu terjadi. Terdapat beberapa tahapan penting dalam revolusi ilmiah Kuhn yakni :

  • Pra Pradigma – Pra Science, di sini belum ada sebuah ilmu pengetahuan yang kokoh sebagai acuan ilmuwan. Para ilmuwan masih mencari atau mencoba mendapatkan dukungan dari gagasannya. Sebuah paradima dalam tahap ini masih mencari suatu rangka ilmu pengetahuan yang dapat menjadi pondasi.
  • Paradigma/Normal Science, pada tahap ini ilmu pengetahuan sudah lebih terarah dan terususun.Oleh karena itu sudah ada paradigma atau teori yang sudah eksis dalam ranah ilmu pengetahuan.
  • Normal Science, situasi ketika sebuah paradigma menjadi sedemikian dominan sehingga ia digunakan sebagai tolak ukur utama dan umum sampai seolah tak lagi perlu mempertanyakan ulang prinsip-prinsip pertamanya[3]. Dalam bukunya Kuhn menuliskan pengertian normal science yakni“Normal science means research firmly based upon one or more past scientific achievements, achievements that some particular scientific community acknowledges for a time as supplying the foundation for its further practice.”[4]
  • Anomali, ilmu pengetahuan biasanya akan muncul kejanggalan atau sebuah ketidakcocokan teori dengan realita. Fakta yang berkembang terkadang membuat orang lebih kritis terhadap kepastian paradigma yang ada.
  • Krisis, kepercayaan yang semakin pudar pada paradigma tertentu akhirnya menjadi krisis. Banyak asumsi-asumsi negatif yang membuat paradigma tersebut tenggelam dalam persepsi negatif.
  • Revolusi Ilmiah, karena ketidakmampuan paradigma sebelumnya mengatasi persoalan dalam ranah sains, maka harus muncul adanya sebuah pergeseran paradigma baru atau pergantian paradigma lama dengan yang baru.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan

            Contoh sederhananya bisa kita lihat dari siklus paradigma di atas. Penemuan teori gravitasi universal oleh Newton membuat fisika berkembang pesat saat itu dan para ilmuwan mulai menetapkan gravitasi universal sebagai acuan fisika dan konsep dasar penelitian sains pada masa itu. Namun teori gravitiasi universal ini memliki keterbatasan. kenyataannya alam  semesta  tidaklah  sesederhana  itu,  karena  alam  semesta  terdiri  dari  milyaran  bahkan  trilyunan  benda-benda ruang angkasa yang saling mempengaruhi letak yang satu dengan lainnya. Ternyata bumi dan tata surya hanyalah sebagian kecil dari isi yang ada di jagat raya ini. [5] Lalu pada abad ke-20 Einstein menawarkan teori baru untuk menyelesaikan kejanggalan Teori Gravitasi Universal yang Einstein sebut teori Relativitas.

Fakta-fakta baru yang selalu muncul mencoba menyanggah dan menggoyahkan teori yang telah ada. Hal ini sudah biasa terjadi dalam sains karena para ilmuwan saling mengkritik bertujuan untuk mengokohkan teori atau gagasan yang ia temukan. Setiap ilmuwan memiliki cara pandang berbeda-beda dalam ilmu pengetahuan. Ini lah yang membuat sains semakin berwarna dan tidak bertumpu hanya pada satu teori saja.


Referensi:

[1] Thomas Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions(Chicago: The University of Chicago Press, 2012), hal 1-2

[2] Thomas Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions(Chicago: The University of Chicago Press, 2012), hal 171-172

[3] Nurkhalis, “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn”. Jurnal Ilmiah Islam Futura.  Volume XI, No. 2, Februari 2012, hal. 93.

[4] Thomas Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions(Chicago: The University of Chicago Press, 2012), hal 41.

[5] Erwin, Muhammad Syaipul Hayat, Sutarno. “Epistemologi Dan Keterbatasan Teori Gravitasi”. Jurnal Ilmiah Multi SciencesVol. IX No. 1 2017, hal 37.

2 tanggapan pada “Mengapa Sains Selalu Berkembang?”

    1. Fakhri Benindo

      Bisa dibilang hampir semua ilmu baik sosial maupun alam, asal mulanya dari pemikiran para filsuf. Filsafat alam diawali dari pemikiran Thales dari Yunani kuno. Lalu untuk pembahasan di atas adalah cabang dari ilmu filsafat yakni epistemologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *