Mengenal Diagram Hertzsprung-Russell untuk Mengklasifikasikan Bintang

Halo sahabat Wastek, sudah tahukah klasifikasi bintang itu apa? Oke, kali ini kami bakal membahas tentang diagram Hertzsprung-Russell yang masih […]

blank

Halo sahabat Wastek, sudah tahukah klasifikasi bintang itu apa? Oke, kali ini kami bakal membahas tentang diagram Hertzsprung-Russell yang masih ada hubungannya dengan klasifikasi bintang. Sebelumnya kita harus tahu dulu nih apa itu diagram Hertzsprung-Russell.

blank
Diagram HR Klasik Modern

Diagram Hertzsprung-Russell atau di singkat diagram H-R Merupakan diagram yang menghubungkan antara magnitudo mutlak/luminositas dan kelas spektrum bintang/indeks warna. Hal ini ini sering kali di sebut sebagai diagram warna-magnitudo. Diagram ini dikembangkan secara terpisah oleh astronom Denmark, Eijnar Hertzsprung pada tahun 1911 dan astronom Amerika Serikat, Henry Norris Russell pada tahun 1913. Diagram ini sangat penting khususnya dalam astrofisika dalam bidang evolusi bintang. Hal yang menjadi alat terbesar bagi para astronom bintang

Nah, untuk diagram HR klasik adalah plot besaran visual mutlak terhadap kelas spektral. Hampir semua jenis bintang yang tak terhitung jumlahnya di ungkapkan dengan begitu indah dalam batas-batasnya. Dengan penerapan teori ini, diagram HR memberi tahu kita bagaimana bintang tersebut menua dan bagaimana satu jenis mengubah dirinya menjadi yang lain.

Bentuk-bentuk Diagram

Diagram Hertzsprung-Russell ternyata masih mempunyai beberapa bentuk dan tata namanya pun tidaklah terdefinisi secara ketat. Nah, diagram aslinya hanya mencantumkan kelas spektrum dari bintang pada sumbu horizontal dan magnitudo mutlak pada sumbu vertikal.

Ada kuantitas pertama (kelas spektrum) yang sangat sulit di nyatakan karena nilainya bukanlah kuantitas angka. Untuk di versi diagram modern sering diganti dengan indeks warna B-V dari sebuah bintang. Diagram seperti ini terkadang di sebut diagram warna-magnitudo. Dalam pengamatan gugus bintang dimana bintang-bintangnya memiliki jarak yang hampir sama, diagram warna-magnitudonya sering dipakai dengan sumbu vertikalnya menunjukkan magnitudo bintang yang tampak.

Diagram bentuk lainnya yang menggunakan suhu permukaan efektif dari sebuah bintang pada satu sumbunya dan luminositas dari bintang itu pada sumbu lainnya. Bentuk inilah yang di pakai astronom teoretis dalam menghitung model komputer yang menggambarkan evolusi sebuah bintang. Diagram tipe ini mungkin lebih tepat disebut diagram temperatur-luminositas. Namun istilah ini hampir tidak pernah di pakai, dan nama “Diagram Hertzsprung-Russell” lah yang di gunakan. 

Walaupun kedua tipe diagram ini terlihat mirip, para astronom membuat perbedaan yang tajam di antara keduanya. Alasannya karena sulit untuk mengubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya, dan itupun semua tergantung dari model atmosfer-bintang yang digunakan dan parameter-parameternya. Seperti komposisi dan tekanan, selain dari suhu dan luminositas pada bintang tersebut.

Peran Dalam Pengembangan Fisika Bintang

Diagram memang dapat membuat para astronom merenungkan dan berspekulasi bahwa itu mungkin menunjukkan evolusi bintang. Saran yang utama yaitu bintang-bintang runtuh dari raksasa merah menjadi bintang kerdil, yang kemudian bergerak ke bawah di sepanjang garis deret utama selama masa hidup mereka. Karena hal itu, bintang dianggap memancarkan energi dengan mengubah energi gravitasi menjadi radiasi melalui mekanisme Kelvin-Helmholtz.

blank
Diagram HR dua gugus terbuka, M67 dan NGC 188, yang memperlihatkan perbedaan usia kedua gugus yang tampak dari titik belok deret utamanya. Source Wikipedia

Setelah presentasi diagram Russell ke pertemuan Royal Astronomical Society pada tahun 1912, Arthur Eddington terinspirasi untuk menggunakannya sebagai dasar untuk mengembangkan ide tentang fisika bintang. Di tahun 1926, dalam bukunya The Internal Constitution of the Stars, ia pun menjelaskan fisika tentang bagaimana bintang-bintang dapat masuk ke dalam diagram. 

Makalah ini sebagai antisipasi dalam penemuan fusi nuklir di kemudian hari dan dengan tepat mengusulkan bahwa sumber tenaga bintang adalah kombinasi hidrogen menjadi helium. Ini pun dapat membebaskan energi yang sangat besar. Dalam hal ini merupakan sebuah lompatan intuitif yang luar biasa. Karena pada saat itu sumber energi bintang masih belum di ketahui, yaitu energi termonuklir belum terbukti ada, bahkan bintang yang sebagian besar terdiri dari hidrogen yang belum di temukan.

Pada tahun 1930-an dan 1940-an, dengan pemahaman tentang fusi hidrogen, mulai bermunculan teori evolusi yang di dukung bukti bintang raksasa merah yang merupakan sebuah spekulasi kasus ledakan dan ledakan sisa-sisa katai putih. Istilah nukleosintesis supernova tersebut mulai di gunakan untuk menggambarkan penciptaan berbagai unsur selama evolusi dan ledakan bintang pra-supernova. Konsep inilah yang di kemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1954 silam.

Penutup

Mungkin itu saja yang dapat penulis sampaikan seputar Diagram Hertzsprung–Russell. Mohon koreksinya ya, terima kasih dan semoga bermanfaat.

Sumber:

1 komentar untuk “Mengenal Diagram Hertzsprung-Russell untuk Mengklasifikasikan Bintang”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.