Misteri Stonehenge Terungkap: Tujuan Asli Pembangunannya Setelah 5.000 Tahun

Stonehenge adalah sebuah monumen kuno yang terletak di Inggris dan telah lama menjadi pusat perhatian serta misteri. Meskipun begitu, kini […]

Stonehenge adalah sebuah monumen kuno yang terletak di Inggris dan telah lama menjadi pusat perhatian serta misteri. Meskipun begitu, kini ada kemungkinan bahwa tujuan sebenarnya dari pembangunan Stonehenge akhirnya dapat diungkap. Stonehenge terdiri dari sekumpulan batu besar, yang disebut megalit, yang disusun membentuk lingkaran. Pembangunan monumen ini dimulai sekitar 5.000 tahun yang lalu, dan selama dua milenium berikutnya, struktur ini mengalami beberapa perubahan dan penambahan.

Berbagai teori atau hipotesis telah diajukan untuk mencoba menjelaskan tujuan Stonehenge. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa situs ini mungkin berfungsi sebagai observatorium kuno yang dirancang untuk mengamati siklus Matahari dan Bulan. Ada juga yang beranggapan bahwa Stonehenge bisa menjadi situs pemujaan untuk menghormati leluhur atau digunakan dalam berbagai ritual keagamaan. Teori lain menyebutkan bahwa tempat ini mungkin digunakan untuk upacara pemakaman, berkaitan dengan tradisi pemakaman pada zaman Neolitik. Selain itu, ada kemungkinan bahwa Stonehenge juga digunakan untuk tujuan perdagangan atau sebagai tempat pertemuan sosial bagi masyarakat pada masa itu. Meskipun banyak teori yang muncul, tujuan pasti dari Stonehenge tetap menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah prasejarah yang belum sepenuhnya terpecahkan.

Megalit adalah sebutan untuk batu-batu besar yang sering digunakan dalam pembangunan struktur kuno seperti Stonehenge, sementara Neolitik adalah periode prasejarah yang berlangsung sekitar 10.000 hingga 4.500 tahun lalu, di mana manusia mulai beralih dari kehidupan berburu dan meramu ke pertanian dan pemukiman tetap.

Baca juga: https://warstek.com/megalitik-pasemah/

Peneliti kini telah menemukan bukti baru yang menunjukkan bahwa tujuan pembangunan Stonehenge mungkin adalah untuk menyatukan masyarakat di seluruh wilayah Inggris pada zaman kuno. Mereka percaya bahwa orang-orang dari era Neolitikum, yang hidup sekitar 4.000 hingga 5.000 tahun yang lalu, mungkin telah membangun atau merekonstruksi Stonehenge sebagai cara untuk menghubungkan berbagai kelompok masyarakat di seluruh Inggris. Ini terjadi pada periode antara tahun 2620 hingga 2480 SM, saat banyak kelompok Eropa menetap di sana. Mike Parker Pearson, seorang profesor di Institut Arkeologi University College London, menyatakan, “Mereka pasti melakukan koordinasi yang sangat besar di seluruh Inggris, dan orang-orang benar-benar bekerja sama, meskipun pada masa itu mereka tidak memiliki teknologi modern seperti telepon atau email untuk mengorganisir upaya semacam itu.”

Selain itu, peneliti menemukan bahwa desain beberapa rumah di Durrington Walls, sebuah situs dekat Stonehenge, memiliki kemiripan yang mencolok dengan arsitektur yang ditemukan jauh di utara Kepulauan Orkney, yang terletak di Skotlandia. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan atau pertukaran budaya yang lebih luas. Para arkeolog juga menemukan ribuan batu lainnya yang tersebar di seluruh Inggris, yang memiliki karakteristik yang mirip dengan batu-batu yang ada di Stonehenge, yang semakin memperkuat hipotesis bahwa Stonehenge bukan hanya penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, tetapi juga bagi seluruh Inggris pada masa itu.

Baca juga: https://warstek.com/xeno-free/

“Penemuan baru ini sangat memperluas pemahaman kita tentang tujuan awal Stonehenge. Ini menunjukkan bahwa situs di Dataran Salisbury ini memiliki makna penting, tidak hanya untuk orang-orang yang tinggal di sekitar sana, tetapi juga bagi mereka yang tinggal jauh dari situs itu,” kata Mike. Lebih lanjut, penelitian juga mengungkap bahwa lebih dari separuh masyarakat Neolitikum yang tinggal di dekat Stonehenge ternyata berasal dari daerah yang sangat jauh, yang semakin menegaskan pentingnya situs ini bagi komunitas pada masa itu. “Fakta bahwa batu-batu ini berasal dari daerah yang jauh, menjadikannya unik di antara lebih dari 900 lingkaran batu yang ada di Inggris, menunjukkan bahwa Stonehenge mungkin berfungsi sebagai monumen politik dan agama, yang tidak hanya menyatukan masyarakat Inggris, tetapi juga merayakan hubungan mereka dengan leluhur dan alam semesta,” tambah Mike.

Dataran Salisbury adalah wilayah tempat Stonehenge berada, dan Neolitikum adalah periode dalam prasejarah yang ditandai dengan perkembangan pertanian dan pembentukan pemukiman tetap. Monolit adalah batu besar yang sering digunakan dalam struktur megalitik, seperti Stonehenge.

Baca juga: https://warstek.com/tarif-inggris/

REFERENSI:

Chadwick, Jonathan. 2024. Stonehenge mystery solved as scientists reveal why monument was built. Daily Mail: https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-14209831/Stonehenge-monument-built-scientists-reveal.html diakses pada tanggal 8 January 2025.

Garrow, Duncan & Wilkin, Neil. 2024. Alternative icons: rethinking symbols of power in ‘The World of Stonehenge’. Antiquity, 1-12.

Khater, M & Faik, M. 2024. Unearthing identity: The role of archaeology in shaping English national identity and heritage interpretation. Journal of Field Archaeology, 1-11.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top