Petualangan ke Dunia Misterius: Memahami Lebih Dekat Planet Kerdil Pluto

Halo sahabat warstek, bagaimana kabarnya? Semoga pada sehat ya, aamiin. Apa yang kalian tahu tentang planet kerdil ini? Pasti diantara […]

blank

Halo sahabat warstek, bagaimana kabarnya? Semoga pada sehat ya, aamiin. Apa yang kalian tahu tentang planet kerdil ini? Pasti diantara kalian menganggap planet kerdil ini sebagai benda yang tidak lagi menjadi planet semenjak 2006 silam. Nah kali ini kami bakal membahas sedikit tentang planet kerdil ini.

Tentang Pluto

Pluto pertama kali terdeteksi pada tahun 1930 silam oleh Clyde Tombaugh, dimana semenjak 75 tahun lamanya Pluto berstatus menjadi planet ke 9. Status itu bertahan sampai ditemukannya Eris, Makemake dan teman-temannya pada tahun 2005 hingga statusnya turun dari Planet ke Planet Kerdil pada tahun 2006. Pluto adalah objek terbesar kesembilan dan terbesar kesepuluh yang diketahui secara langsung mengorbit Matahari. Namun, ketika berbicara tentang objek trans-Neptunus, itu adalah yang terbesar berdasarkan volume namun dia masih kurang masif bila dibandingkan dengan Eris.

blank
Pluto. Nineplanets.org

Sejarah Awal Penemuan

Pluto di temukan pertama kali pada tanggal 18 Februari 1930 di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, oleh astronom Clyde W. Tombaugh dengan kontribusi dari William H. Pickering. Di tahun 1915, observatorium telah berhasil menangkap dua gambar samar atau buram dari Pluto yang saat itu belum di kenali sama sekali.

Perlu diketahui bahwa ini bukanlah potret Pluto yang pertama. Terbilang ada 16 pra-penemuan yang tertua dibuat oleh Observatorium Yerkes pada tahun 1909 silam. Saat itu, penemuan Pluto menjadi pemberitaan utama di seluruh dunia. Pasca penemuan Observatorium Lowell pun memiliki hak untuk menamai benda langit yang baru ditemukan tersebut. Ada sekitar 1.000 saran nama dari seluruh dunia, termasuk dari Venetia Burney. Dia merupakan siswa berusia 11 tahun di Oxford, Inggris, yang saat itu mengusulkan nama “Pluto”.

blank

Klasifikasi Ulang Pluto

Semenjak penemuannya, Pluto sudah dianggap menjadi planet. Namun pada tahun 2006, International Astronomical Union (badan dunia yang menamai isi alam semesta) menurunkan Pluto menjadi Planet Kerdil karena memang tidak cocok dengan delapan planet lainnya. 

  • Ini jauh lebih kecil, dengan hanya 4% massa Merkurius yang bahkan sangat kecil.
  • Dia pun memiliki orbit yang sangat tidak mirip planet dari setiap sudut. 
  • Tapi penentu menemukan lebih banyak Pluto di luar sana. Eris lebih besar dari Pluto, sedangkan Makemake, Quaoar, Sedna, dan beberapa lainnya hampir sama besarnya. Jika Pluto adalah sebuah planet, maka yang lainnya juga pasti planet.

Menurut International Astronomical Union ( IAU ), objek harus:

  1. Mengorbit Matahari
  2. Bulat (cukup besar untuk gravitasi untuk meremasnya menjadi bola bundar)
  3. Telah membersihkan objek lain dari orbitnya.

Pluto tidak memenuhi peraturan ketiga. Itu mengorbit di antara benda es mengambang lainnya di Sabuk Kuiper. Sementara planet lain mengelilingi Matahari dalam lingkaran yang hampir sempurna, Pluto mengambil jalur berbentuk oval dan Matahari tidak berada di dekat pusatnya. Jalur Pluto juga jauh lebih miring daripada bidang yang bagus dan teratur di mana sebagian besar planet lain mengorbit.

Pembentukan

Salah satu benda yang berada di sabuk kuiper adalah Pluto, yang terbentuk pada awal sejarah Tata Surya kita sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Asal usul dan identitas Pluto memang cukup lama membingungkan para astronom. Ada yang berteori bahwa Pluto mungkin saja terbentuk sebagai hasil dari konglomerasi banyak komet dan objek sabuk Kuiper yang terkait dengannya. 

Meskipun Pluto merupakan objek sabuk Kuiper terbesar yang di ketahui, bulan Neptunus Triton berukuran sedikit lebih besar. Keduanya memiliki geologi dan atmosfer yang mirip, dan di perkirakan pernah menjadi objek sabuk Kuiper yang di tangkap. Eris berukuran hampir sama dengan Pluto, tetapi bukan anggota permanen dari sabuk Kuiper. Ini di karenakan dia juga mencapai populasi terkait yang di sebut cakram tersebar.

blank
Objek sabuk kuiper. Nineplanets.org

Banyak objek sabuk Kuiper memiliki resonansi orbit 2:3 dengan Neptunus dan disebut plutino. Mereka dianggap sebagai sisa dari sebuah benda yang dapat bergabung dengan banyak benda lain untuk membentuk sebuah planet, tetapi mereka gagal menyatu sepenuhnya menjadi planet yang utuh. 

Banyak yang percaya bahwa posisi Pluto saat ini disebabkan oleh migrasi mendadak yang dialami oleh Neptunus di awal pembentukan Tata Surya. Model Nice mensyaratkan bahwa ada sekitar seribu benda seukuran Pluto di piringan planetesimal asli, termasuk Triton dan Eris.

Jarak, Ukuran dan Massa

Karena orbitnya, Pluto secara berkala lebih dekat ke Matahari daripada Neptunus. Resonansi orbit yang stabil dengan Neptunus mencegah kedua objek tersebut bertabrakan. Cahaya dari Matahari mencapai Pluto dalam waktu sekitar 5,5 jam pada jarak rata-rata 39,5 AU. Pada titik terjauhnya, Pluto berjarak 48,9 AU dari matahari, sedangkan jarak terdekatnya mencapai 29,7 AU.

Pluto memiliki diameter mencapai 2.376 kilometer dengan radius 1.188 kilometer. Ukurannya sekitar 1/6 ukuran Bumi atau 18%, dan memiliki 70% diameter bulan Bumi. Massa Pluto sekitar 1,3 x 10 22  kg, atau 0,22% massa Bumi atau 18% massa bulan Bumi. Massa Pluto juga lebih kecil dari enam bulan lainnya: Titan, Callisto, Io, Ganymede, Europa, dan Triton. Ukuran planet kerdil lebih dari dua kali diameter dan belasan kali massa planet kerdil  Ceres yang merupakan objek terbesar di sabuk asteroid. Meskipun begitu, ini masih kurang masif daripada planet kerdil Eris.

Rotasi dan Orbit

blank
Orbit Neptunus dan Pluto.

Sehari di Pluto membutuhkan waktu 153 jam sementara seluruh perjalanan mengelilingi Matahari mencapai sekitar 248 tahun. Ia memiliki orbit yang tidak biasa, baik elips maupun miring. Orbitnya yang berbentuk oval dapat berjarak 48,9 AU dari Matahari untuk jarak terjauh dan 29,7 AU pada jarak terdekatnya,. Dengan rata-rata jaraknya sekitar 39 AU.

Sepintas terlihat Pluto akan bertabrakan dengan Neptunus, orbitnya sejajar sehingga mereka tidak akan pernah bisa melakukan ini. Bahkan untuk saling mendekati satu sama lain pun tidak. Periode rotasi Pluto dalam sehari sama dengan 6,39 hari Bumi. Seperti Uranus dan Venus, pluto juga menunjukkan rotasi retrograde, yaitu berputar dari Timur ke Barat. Pluto berotasi pada “sisinya” pada bidang orbitnya, dengan kemiringan sumbu 120°, sehingga variasi musimnya sangat ekstrem. Pada titik baliknya, seperempat permukaan berada di siang hari terus menerus, seperempat lainnya dalam kegelapan total.

Geologi, dan Struktur Pluto

Unsur yang ada dipermukaan Pluto sebagian besar terdiri dari 98% es nitrogen, dengan jejak metana dan karbon monoksida. Nitrogen dan karbon monoksida paling melimpah di muka anti-Charon tempat lobus barat Tombaugh Regio, Sputnik Planitia berada. Ia memiliki pegunungan yang tertutup es air. Permukaan Pluto juga cukup bervariasi, dengan perbedaan kecerahan dan warna yang besar. Ini adalah salah satu benda paling kontras di Tata Surya, sepintas mirip dengan salah satu bulan Saturnus, Iapetus. Warnanya bervariasi, mulai dari hitam arang, oranye tua dan putih yang sepintas mirip dengan Io. Tetapi ini memiliki sedikit lebih oranye, dan memiliki porsi merah yang jauh lebih sedikit daripada Mars.

blank

Wilayah geografis yang terkenal di Pluto adalah Tombaugh Regio, atau “Hati”, area terang yang besar di sisi yang berlawanan dengan bulannya Charon, Cthulhu Macula, atau “Paus”, area gelap yang luas di belahan bumi belakang, dan “Brass Knuckles”, sebuah serangkaian daerah gelap khatulistiwa di belahan bumi terkemuka. Sputnik Planitia, lobus barat “Jantung”, merupakan cekungan es nitrogen dan karbon monoksida beku seluas 1.000 kilometer atau 621 mil. Ada tanda-tanda aliran glasial yang jelas baik masuk maupun keluar dari cekungan. Namun tidak memiliki kawah apapun, yang dapat menunjukkan bahwa permukaannya berusia kurang dari 10 juta tahun.

blank

Pluto memiliki Kepadatan sekitar 1,860±0,013 g/cm3 dan tidak memiliki medan magnet. Ini karena peluruhan unsur radioaktif pada akhirnya akan memanaskan es yang cukup untuk memisahkan batuan darinya. Para ilmuwan memperkirakan bahwa struktur internal Pluto dibedakan satu sama lain, dengan material berbatu yang telah mengendap menjadi inti padat yang dikelilingi oleh mantel air es. Dihipotesiskan bahwa diameter intinya sekitar 1.700 kilometer atau 1.056 mil, hampir 70% dari diameter Pluto.

Atmosfer Pluto

Atmosfer Pluto terlihat mirip dengan komet. Ia memiliki atmosfer tipis dan renggang yang mengembang saat mendekati matahari dan menyusut saat menjauh. Saat mendekati matahari, es permukaannya menyublim, yang berubah dari padat menjadi gas, dan naik untuk sementara membentuk atmosfer tipis. Hasil baru menunjukkan bahwa kemungkinan besar bakal tetap berbentuk gas. Keberadaan gas atmosfer terlacak hingga ketinggian 1670 kilometer atau 1037 mil, dan tidak memiliki batas atas yang mencolok. Atmosfer renggang Pluto terdiri dari nitrogen, metana, dan karbon monoksida. Menurut pengukuran oleh New Horizons, tekanan permukaan sekitar 1 Pa, atau sekitar satu juta hingga 100.000 kali lebih kecil dari tekanan atmosfer Bumi.

Melalui pengamatan oleh New Horizons, terungkap bahwa atmosfer atas Pluto jauh lebih dingin dari yang diperkirakan, yaitu 70K atau -203,15 derajat Celcius. Atmosfer terbagi menjadi sekitar 20 lapisan kabut dengan jarak teratur hingga setinggi 150 kilometer, atau sekitar 93 mil.

blank

Satelit Alami

Satelit Alami Pluto yang terindentifikasi memiliki 5 Satelit alami yaitu Charon, Nix, Hydra, Styx dan Karberos. Untuk satelit terbesarnya adalah Charon dengan radius 606 KM atau setengahnya Pluto dan memiliki massa seperdelapan massa Pluto. Selengkapnya bisa pelajari disini.

Eksplorasi New Horizon di Pluto

Wahana New Horizon sendiri mulai diluncurkan pada 19 Januari 2006 dan tiba di Pluto pada 15 Juli 2015. NASA merilis foto Pluto dan Charon pada 4 Februari 2015 lalu. Dimana bertepatan dengan ulang tahun ke-109 Clyde Tombaugh, astronom Observatorium Lowell yang menemukan Pluto pada tahun 1930 silam. Anette Tombaugh, putri almarhum Clyde Tombaugh mengungkapkan bahwa misi New Horizon dan foto yang dihasilkannya bakal membuat ayahnya bangga bila dia masih hidup.

blank

Sejak saat itu peneliti mulai menerima gambar Pluto jarak dekat dan dapat mempelajari tepi tata surya kita dan bagaimana itu terbentuk. Planet kerdil jauh lebih kompleks secara geologis daripada yang kita bayangkan. Ini bukan sekadar bola es biasa.

  • Pluto memiliki fitur berbentuk hati yang sangat menonjol di permukaannya. Fitur tersebut adalah gletser yang seukuran Texas dan Oklahoma.
  • Pluto memiliki langit biru, bulan berputar, dan pegunungan setinggi Pegunungan Rocky.
  • Ada puncak yang tertutup salju di Pluto dan salju turun, kecuali “salju” yang berwarna merah!
blank

Penutup

Mungkin segitu saja yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *