Mengenal Planet Kerdil Eris Sebagai Yang Terjauh Di Sabuk Kuiper

Kali ini kita akan membahas tentang salah satu planet kerdil di Tata Surya, yaitu Eris. Planet kerdil ini berada di sabuk kuipper yang ditemukan pada tahun 2005 silam oleh tim astronom yang dipimpin oleh Mike Brown.

Halo semua, semoga diberikan kesehatan selalu, aamiin. Kali ini kita akan membahas tentang salah satu planet kerdil di Tata Surya, yaitu Eris. Planet kerdil ini berada di sabuk kuipper yang ditemukan pada tahun 2005 silam oleh tim astronom yang dipimpin oleh Mike Brown dan diumumkan pada hari yang sama dengan Makemake, dan dua hari setelah penemuan Haumea. Planet kerdil ini menjadi yang terbesar kedua setelah Pluto. Ketika Pluto masih dianggap sebagai planet, dan Eris ditemukan, ia dianggap sebagai planet ke 10 dalam Tata Surya.

Penemuan

Eris adalah salah satu planet katai yang ditemukan oleh tim astronom Mike Brown saat menganalisis gambar yang diambil pada tahun 2003. Penemuan ini diumumkan kepada publik pada tahun 2005, memicu perdebatan besar di komunitas ilmiah karena Eris dianggap lebih besar daripada Pluto. Perdebatan ini berujung pada keputusan International Astronomical Union (IAU) pada tahun 2006 untuk mengklarifikasi definisi planet, yang akhirnya menempatkan Pluto dan Eris dalam kategori planet katai.

Sebelum diberi nama resmi, Eris sempat dikenal dengan nama informal Xena, yang digunakan secara internal oleh tim penemunya. Nama ini dipilih sebagai julukan sementara untuk objek yang ukurannya lebih besar dari Pluto. Namun, pada tahun 2006, nama Eris diadopsi secara resmi, mengikuti tradisi pemberian nama dari mitologi Yunani dan Romawi untuk objek tata surya.

Nama Eris, yang merujuk pada dewi pertikaian dan perselisihan dalam mitologi Yunani, dipandang sangat cocok karena melambangkan perselisihan yang muncul dalam komunitas astronomi akibat perdebatan mengenai klasifikasi objek ini dan Pluto. Penamaan ini sekaligus mengakui dampak signifikan Eris dalam merombak pemahaman kita tentang tata surya.

Planet Kerdil Eris. Nineplanets.org

Jarak, Ukuran, dan Massa

Eris adalah salah satu planet katai terjauh yang diketahui, dengan jarak rata-rata sekitar 68 AU (Astronomical Unit) dari Matahari dengan cahaya matahari baru sampai Eris sekitar 9 jam. Jarak ini terus berubah karena orbit Eris yang sangat eksentrik, namun posisinya secara rutin dilacak dan dapat diverifikasi secara daring melalui pengamatan astronomi. Sebagai perbandingan, 1 AU sama dengan jarak rata-rata Bumi ke Matahari, yaitu sekitar 149,6 juta kilometer.

Dari segi ukuran, Eris memiliki radius sekitar 722 mil atau 1.163 kilometer, sehingga hanya sekitar 1/5 dari radius Bumi. Diameternya mencapai sekitar 2.326 kilometer atau 1.445 mil, yang membuatnya sedikit lebih kecil dari Pluto, meskipun lebih besar dibandingkan banyak objek lain di Sabuk Kuiper. Ukuran ini juga menempatkan Eris dalam kategori planet katai yang mirip dengan Pluto.

Meskipun ukuran Eris sedikit lebih kecil dibandingkan dengan Pluto, massanya sekitar 27% lebih besar, yang menjadikannya lebih padat. Kepadatan ini menunjukkan bahwa Eris memiliki lebih banyak material berbatu dibandingkan es, yang khas untuk objek di Sabuk Kuiper. Menariknya, misi New Horizons mengungkapkan bahwa volume Pluto sebenarnya sedikit lebih besar daripada Eris, meskipun Eris tetap lebih masif. Dengan demikian, Eris ditetapkan sebagai objek terbesar kesepuluh yang diketahui mengorbit Matahari berdasarkan volume, tetapi tetap menjadi yang terbesar kesembilan berdasarkan massa.

Orbit dan Rotasi

Eris memiliki orbit yang sangat eksentrik dan membutuhkan waktu sekitar 558 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu kali revolusi penuh mengelilingi Matahari. Jaraknya dari Matahari bervariasi secara signifikan sepanjang orbitnya. Pada jarak terdekatnya (perihelion), Eris berada sekitar 37,91 AU dari Matahari, sedangkan pada jarak terjauh (aphelion), ia mencapai sekitar 97,65 AU. Orbit Eris sangat miring, dengan sudut kemiringan sekitar 44 derajat terhadap ekliptika, menjadikannya salah satu objek tata surya dengan pola orbit yang sangat unik.

Eris mencapai aphelionnya sekitar tahun 1977 dan diperkirakan akan mencapai perihelionnya pada tahun 2256. Selama orbitnya, Eris berputar pada porosnya dengan periode rotasi sekitar 25,9 jam, yang hampir setara dengan satu hari Bumi. Dalam waktu sekitar 800 tahun mendatang, orbitnya akan membuat Eris lebih dekat ke Matahari dibandingkan Pluto, meskipun hanya untuk jangka waktu tertentu.

Orbit Eris yang eksentrik membuatnya menghindari interaksi langsung dengan orbit Neptunus, karena keduanya tidak pernah berpotongan. Karakteristik ini mencerminkan stabilitas unik orbit Eris, meskipun memiliki jalur yang sangat miring dan elips.

Orbit Eris. Nineplanets.org

Struktur, Permukaan, dan Atmosfer

Eris memiliki sifat fisik yang sangat menarik, yang menjadikannya salah salah satu objek paling reflektif di Tata Surya. Albedo Eris diperkirakan mencapai 0,96, yang berarti permukaannya memantulkan sekitar 96% cahaya yang diterimanya. Tingginya albedo ini hanya kalah dari bulan Enceladus milik Saturnus. Kemampuan reflektif yang luar biasa ini diyakini berasal dari permukaan yang kaya akan es, yang secara berkala diperbarui oleh fluktuasi suhu. Perubahan suhu ini terjadi karena orbit eksentrik Eris yang membawanya lebih dekat atau lebih jauh dari Matahari.

Dari segi struktur, Eris memiliki kepadatan sekitar 2,52±0,07 g/cm³, menunjukkan bahwa sebagian besar massanya terdiri dari material berbatu. Para ilmuwan menduga bahwa pemanasan internal yang disebabkan oleh peluruhan radioaktif dapat memungkinkan keberadaan lautan air cair di bawah lapisan es permukaannya, tepat di batas mantel dan inti.

Permukaan Eris diketahui mengandung es metana, menjadikannya serupa dengan Pluto dan Triton, bulan terbesar Neptunus. Namun, meskipun Pluto dan Triton memiliki area permukaan yang berwarna kemerahan akibat senyawa organik kompleks yang disebut tholin, Eris terlihat hampir sepenuhnya putih. Orbit eksentrik Eris juga memberikan dampak besar pada suhu permukaannya, yang diperkirakan berkisar antara -243,2°C hingga -217,2°C.

Jarak rata-rata Eris dari Matahari adalah sekitar tiga kali lebih jauh dibandingkan dengan Pluto, tetapi masih cukup dekat sehingga beberapa bagian es permukaannya dapat memanas cukup untuk menyublim menjadi gas. Ini menciptakan kemungkinan atmosfer sementara yang sangat tipis, terutama ketika Eris berada lebih dekat ke Matahari.

Keberadaan es metana di permukaan menunjukkan dua kemungkinan utama. Pertama, bahwa planet kerdil Eris telah berada di wilayah terluar Tata Surya untuk waktu yang sangat lama, di mana suhu cukup rendah untuk menjaga metana tetap membeku. Kedua, Eris mungkin memiliki sumber metana internal, yang terus-menerus menggantikan gas metana yang menguap dari atmosfernya. Keberadaan metana ini juga memberikan wawasan penting tentang evolusi dan proses geologis di planet katai ini.

Satelit Alami Eris

Eris memiliki satu satelit alami yang dikenal, yaitu Dysnomia, yang ditemukan pada tahun 2005. Nama Dysnomia diambil dari mitologi Yunani, sesuai tradisi penamaan astronomi. Dysnomia adalah putri dari dewi Eris, melanjutkan tema yang menggambarkan perselisihan dan kekacauan, sejalan dengan nama planet katai tersebut.

Saat penemuan awalnya, Eris dikenal dengan nama julukan Xena, terinspirasi dari karakter prajurit dalam sebuah acara TV terkenal. Sesuai dengan tema tersebut, bulan yang menyertainya dijuluki Gabrielle, mengikuti nama sahabat karib Xena dalam cerita tersebut. Namun, ketika International Astronomical Union (IAU) secara resmi menetapkan nama Eris untuk planet katai ini, nama satelitnya juga diubah menjadi Dysnomia, untuk konsistensi dengan tradisi mitologi.

Penemuan Dysnomia memberikan para ilmuwan informasi penting tentang massa dan struktur internal Eris. Interaksi gravitasi antara Eris dan Dysnomia memungkinkan penghitungan yang lebih akurat terhadap massa Eris, menegaskan bahwa meskipun ukurannya sedikit lebih kecil dari Pluto, Eris memiliki kepadatan yang lebih besar. Untuk mengetahui lebih lengkap tentang Dysnomia bisa baca disini.

Pengamatan Okultasi Eris

Pada November 2010, sebuah peristiwa langka terjadi ketika planet kerdil Eris melintas di depan bintang latar yang redup, yang dikenal sebagai okultasi. Fenomena ini memberikan peluang emas bagi para astronom untuk mengukur bentuk dan ukuran benda jauh di Tata Surya dengan akurasi tinggi. Bintang kandidat untuk okultasi diidentifikasi melalui teleskop MPG/ESO 2,2 meter di Observatorium La Silla, Chili. Tim astronom internasional dari berbagai negara, termasuk Prancis, Belgia, Spanyol, dan Brasil, mengoordinasikan pengamatan ini dengan hati-hati, menggunakan teleskop seperti TRAPPIST (TRAnsiting Planets and PlanetesImals Small Telescope).

Dari 26 lokasi pengamatan di seluruh dunia, hanya dua yang berhasil menangkap peristiwa ini secara langsung, keduanya di Chili. Observatorium La Silla dan lokasi di San Pedro de Atacama mencatat penurunan kecerahan bintang secara tiba-tiba ketika Eris menghalangi cahaya bintang tersebut. Data gabungan dari kedua lokasi ini menunjukkan bahwa Eris hampir berbentuk bulat, tanpa tanda-tanda fitur besar seperti gunung tinggi, yang tidak mungkin ditemukan pada benda es sebesar itu.

Peristiwa ini tidak hanya memperkuat pemahaman tentang dimensi Eris tetapi juga menegaskan statusnya sebagai salah satu objek terbesar di Sabuk Kuiper. Pengamatan okultasi menjadi alat yang tak tergantikan untuk mengeksplorasi karakteristik benda langit yang jauh di Tata Surya.

Penutup

Sebagai penutup, planet kerdil Eris memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari objek-objek lain di Tata Surya, termasuk orbitnya yang eksentrik, permukaan es yang sangat reflektif, serta satelit alami Dysnomia yang menambah daya tariknya sebagai subjek penelitian astronomi. Mungkin segitu saja yang dapat disampaikan mengenai Eris. Mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penyampaian informasi ini. Terima kasih.

Sumber:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top