Polusi Cahaya: Musuh Astronom

Darimana asal polusi cahaya? Seberapa bahaya dampak yang ditimbulkan polusi cahaya bagi pengamatan Astronomi? Mengapa penggunaan lampu jenis tertentu dapat […]

Polusi cahaya: musuh Astronom

Darimana asal polusi cahaya? Seberapa bahaya dampak yang ditimbulkan polusi cahaya bagi pengamatan Astronomi? Mengapa penggunaan lampu jenis tertentu dapat memperburuk tingkat polusi cahaya?

Penggunaan lampu sebagai penerangan saat malam hari merupakan hal mutlak yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk tetap melakukan aktivitas dengan nyaman. Saat ini lampu tidak hanya berfungsi sebagai penerangan, tetapi juga sebagai sarana penunjang iklan dan komponen estetika ruang. Penggunaan lampu yang semakin luas menyebabkan jumlah populasi lampu semakin meningkat.

Dampak polusi cahaya

Polusi cahaya merupakan dampak buruk yang ditimbulkan oleh paparan cahaya artifisial yang terlalu berlebihan. Lampu yang tidak memiliki tudung memancarkan cahaya ke segala arah, termasuk ke arah atas. Cahaya dari lampu-lampu kota yang memancar ke atas menyebabkan polusi cahaya yang semakin tak terkendali seiring dengan bertambahnya jumlah pemakaian lampu di daerah pemukiman, terutama di kota-kota besar. Banyak lampu yang pemakaiannya tidak ramah lingkungan, salah satunya yaitu yang tidak tertutup dengan tudung sehingga cahaya dipancarkan ke segala arah, termasuk ke arah langit. Karena banyaknya pancaran cahaya lampu yang mengarah ke langit, menyebabkan langit tampak bersinar terang di malam hari. Hal ini tentu saja sangat mengganggu aktivitas pengamatan yang dilakukan oleh para Astronom karena benda-benda langit tampak menjadi semakin redup, semakin sulit untuk diamati, dan semakin sedikit bintang yang dapat diamati.  Mata manusia mampu mengamati objek langit dengan magnitudo visual mencapai +6, kurang lebih sekitar 2500 objek langit yang dapat teramati oleh mata telanjang. Tetapi akibat dampak polusi cahaya, mata manusia hanya mampu mengamati objek dengan magnitudo visual maksimal +3.

Tidak hanya terbatas pada berkurangnya kemampuan pengamatan secara visual, tetapi pengamatan astronomi melalui spektrum benda langit juga ikut terganggu. Para astronom meneliti komponen suatu objek langit dengan mengambil sampel spketrum dan kemudian menguraikan berdasarkan komponen-komponen penyusunnya. Setiap garis-garis pancaran pada spektrum memiliki keunikan tersendiri. Dengan mempelajari garis-garis tersebut, astronom dapat memperkirakan komposisi kimia dan temperatur objek langit yang sedang diamati.

Masa depan pengamatan Astronomi landas Bumi

Sayangnya, polusi cahaya menjadi malapetaka bagi pengamatan melalui metode spektroskopi ini. Perhatikan spektogram dari suatu galaksi yang terletak di rasi Hercules, diambil dengan teleskop 200 inch di Observatorium Mount Palomar. Warna yang lebih merah berada di sebelah kiri, dan warna yang lebih biru berada di sebelah kanan. Garis horizontal terang yang melalui bagian tengah, sesungguhnya berasal dari cahaya galaksi yang teramati pada saat malam. Tetapi yang terlihat pada gambar di atas, garis terang vertikal itu berasal dari lampu merkuri yang ada di kota San Diego. Dari penjelasan tersebut, sangat jelas bahwa tentu saja dampak polusi cahaya sangat mengganggu proses pengamatan spektroskopi.

Lampu merkuri sangatlah terang dan memiliki jumlah garis-garis spektrum yang banyak, dan spektrumnya berinterferensi dengan spektrum benda langit hasil observasi astronomi yang bervariasi mulai dari rentang inframerah hinga ultraviolet. Hal ini membuat para astronom menyarankan pengurangan penggunaan terhadap lampu merkuri dan menggantinya dengan menggunakan lampu sodium. Lampu sodium hanya memiliki dua garis spektrum, sehingga tidak terlalu mengganggu pengamatan spektroskopi.

Referensi:

[1] Bagaimana polusi cahaya mempengaruhi pengamatan Astronomi?; Diakses pada 20 Mei 2020 dari http://curious.astro.cornell.edu/about-us/116-observational-astronomy/stargazing/professional-observers/712-how-does-light-pollution-affect-astronomers-intermediate

[2] Polusi cahaya; Diakses pada 21 Mei 2020 dari https://www.asnsw.com/node/747

19 komentar untuk “Polusi Cahaya: Musuh Astronom”

  1. Wah sangat informatif sekali, lalu solusi apa yang dapat dilakukan? Apakah lampu yg memancar atau cahaya yg dihasilkan benda elektronik di jalanan lebih baik harus selalu memiliki tudung?

    1. Karena penerangan di malam hari sangat penting bagi semua manusia maka upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulaginya adalah dengan menggunakan lampu secara tepat guna dan tidak berlebihan. Cahaya yang dihasilkan oleh sebagian besar benda elektronik tidak memiliki tudung. Lampu jalan menjadi penyumbang polusi cahaya yang terbesar, oleh karena itu desain lampu yang digunakan harus seefektif mungkin-dalam artian mampu menerangi jalan dengan maksimal, tetapi cahaya yang dihasilkannya tidak memancar ke atas.

  2. Bagus sekali mbak Firda. Bs jd referensi. Thanks sdh berbagi ilmu. Barokalloh..terus semangat menulis ya…

  3. blank
    M.Roni Firdaus, M.Pd.I

    Sangat luar biasa..salut dengan penelitian terkait dengan astronomi..dunia luar angkasa yang tentunya banyak misteri disana..kalau boleh usul, penelitian ini disertai sumber-sumber yang akurat dan terpercaya.. saya usul kalau bisa didasari juga dengan dalil-dalil naqli dari Al Qur’an dan Al Hadits..Semoga segera bisa dipublikasikan secara ilmiah dalam jurnal atau media lainnya..Selamat untuk adik firda..sukses selalu..

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *