Di tengah gemerlap budaya minum teh dunia, Jepang menghadirkan sebuah mahakarya yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyentuh jiwa—Sakurayu, teh herbal yang terbuat dari bunga sakura yang diawetkan. Lebih dari sekadar minuman, Sakurayu adalah perpaduan sempurna antara seni, tradisi, dan filosofi hidup masyarakat Jepang. Setiap tegukannya mengajak kita untuk merenungkan keindahan yang sementara, seperti bunga sakura yang hanya mekar beberapa minggu dalam setahun, namun meninggalkan kesan yang abadi.
Teh istimewa ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari momen-momen berharga dalam kehidupan masyarakat Jepang. Dari upacara pernikahan yang khidmat hingga pertemuan perjodohan yang penuh harap, Sakurayu selalu hadir sebagai simbol awal baru dan kebahagiaan. Proses pembuatannya yang rumit, melalui pengawetan dengan garam dan cuka plum, menghasilkan minuman dengan cita rasa unik—asin, asam, dan sedikit manis—yang memukau indera pengecap sekaligus menyehatkan tubuh.
Asal-Usul dan Sejarah Sakurayu
Sakurayu, atau yang dikenal juga sebagai Sakura Cha, adalah teh herbal tradisional Jepang yang terbuat dari bunga sakura yang diawetkan. Minuman ini pertama kali muncul pada akhir zaman Edo (1603-1868) di wilayah Chimura, Hadano, Prefektur Kanagawa, selatan Tokyo. Awalnya, bunga sakura diawetkan sebagai bahan makanan dan minuman, termasuk untuk pembuatan sake, manisan, dan teh.
Penyajian teh sakura berkaitan erat dengan tradisi minum teh Jepang yang dipengaruhi oleh praktik Zen Buddhisme. Konsep wabi-sabi (menerima ketidaksempurnaan) dan ichigo ichie (menghargai momen yang tak terulang) tercermin dalam cara teh ini dinikmati. Sakurayu bukan sekadar minuman, melainkan simbol ketenangan, kesucian, dan harmoni dalam budaya Jepang.
Seiring waktu, Sakurayu menjadi minuman istimewa yang disajikan dalam acara-acara penting seperti pernikahan, pertunangan, dan perayaan musim semi. Bunga sakura sendiri melambangkan kehidupan baru, sehingga teh ini sering dihidangkan sebagai harapan akan kebahagiaan dan awal yang segar bagi pasangan yang menikah.
Baca juga: Manajemen Sumber Daya Alam: Pengertian, Ruang Lingkup, Faktor dan Strategi Berkelanjutan
Bahan Baku dan Jenis Bunga Sakura yang Digunakan
Tidak semua jenis bunga sakura bisa diolah menjadi Sakurayu. Hanya varietas tertentu yang memiliki aroma kuat dan kelopak yang cocok untuk pengawetan. Dua jenis yang paling umum digunakan adalah Yaezakura (Prunus pendula) dengan kelopak ganda yang indah dan Oshima Sakura (Prunus speciosa) yang terkenal dengan keharumannya.
Pemilihan waktu panen juga sangat penting. Bunga sakura dipetik pada pertengahan hingga akhir musim semi (Maret-Mei), saat mekar sempurna tetapi belum layu. Pada fase ini, aroma dan rasa bunga berada di puncaknya, sehingga menghasilkan teh berkualitas tinggi. Proses panen harus dilakukan dengan hati-hati agar kelopak dan tangkainya tidak rusak. Setelah dipetik, bunga sakura segera diolah melalui proses pengawetan menggunakan garam dan cuka plum (umezu). Metode ini tidak hanya memperpanjang umur simpan bunga tetapi juga memberikan cita rasa unik yang khas pada teh Sakurayu.

Proses Pembuatan Sakurayu yang Rumit
Pembuatan Sakurayu dimulai dengan membersihkan bunga sakura segar, kemudian merendamnya dalam larutan garam dan cuka plum. Proses ini mengawetkan bunga sekaligus memberikan rasa asin dan asam yang khas. Setelah direndam, bunga dikeringkan secara alami atau menggunakan teknik khusus agar tetap mempertahankan bentuk dan aromanya.
Saat akan disajikan, satu atau dua bunga sakura yang sudah diawetkan dimasukkan ke dalam cangkir, lalu diseduh dengan air panas. Ketika terkena air mendidih, kelopak bunga yang semula kuncup akan mekar perlahan, menciptakan pemandangan yang indah. Aroma harum bunga sakura langsung tercium, memberikan pengalaman sensorik yang memanjakan indra. Rasa Sakurayu terbilang unik karena perpaduan antara asin, asam, dan sedikit manis dari cuka plum. Aftertaste-nya lebih ringan dibandingkan teh hijau Jepang, sehingga cocok bagi mereka yang menyukai minuman herbal dengan cita rasa alami.
Baca juga: Bunga Zinnia: Bunga Pertama Yang Berhasil Tumbuh Di Luar Angkasa
Makna Budaya dan Penyajian dalam Acara Khusus
Di Jepang, Sakurayu bukanlah minuman sehari-hari, melainkan hidangan khusus untuk momen penting. Teh ini sering disajikan dalam omiai (acara perjodohan), kekkon shiki (pernikahan), dan upacara penting lainnya. Bunga sakura yang mekar dalam cangkir melambangkan awal baru dan harapan akan kehidupan yang bahagia.
Berbeda dengan upacara minum teh (chanoyu) yang penuh tata krama, penyajian Sakurayu lebih sederhana namun tetap elegan. Minuman ini juga sering dihidangkan bersama sakura gohan (nasi yang dimasak dengan kaldu bunga sakura) atau wagashi (kue tradisional Jepang) untuk menciptakan harmoni rasa.
Bagi masyarakat Jepang, menikmati Sakurayu adalah cara untuk merayakan keindahan alam sekaligus menghargai tradisi. Setiap tegukan tidak hanya memberikan kenikmatan rasa, tetapi juga mengingatkan pada filosofi kehidupan yang sementara namun penuh makna—seperti bunga sakura yang mekar singkat namun meninggalkan kesan mendalam.

Manfaat Kesehatan dari Teh Bunga Sakura
Selain keindahan dan rasanya, Sakurayu juga dikenal memiliki manfaat kesehatan. Bunga sakura mengandung antioksidan tinggi yang membantu melawan radikal bebas, serta senyawa anti-inflamasi yang baik untuk kulit dan pencernaan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa teh ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi.
Kandungan kolagen dalam bunga sakura bermanfaat untuk menjaga elastisitas kulit, sementara asam lemak esensialnya membantu menjaga kesehatan jantung. Minum Sakurayu secara teratur diyakini dapat meningkatkan imunitas dan memberikan efek menenangkan, mirip dengan aromaterapi. Meskipun rasanya sedikit asin karena proses pengawetan, teh ini tetap rendah kalori dan bebas kafein, sehingga aman dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Bagi pencinta teh herbal, Sakurayu adalah pilihan tepat yang menggabungkan kenikmatan, tradisi, dan manfaat kesehatan.
Baca juga: Apakah Boleh Minum Obat dengan Teh atau Kopi? Ini Jawaban Ilmiahnya dari Perspektif Farmasi
Penutup
Sakurayu bukan sekadar teh, melainkan perpaduan seni, tradisi, dan filosofi hidup masyarakat Jepang. Dari proses pembuatannya yang rumit hingga penyajiannya yang penuh makna, minuman ini mencerminkan keindahan budaya Jepang yang menghargai alam dan momen spesial.
Bagi yang belum pernah mencoba, Sakurayu menawarkan pengalaman unik—baik dari segi visual, aroma, maupun rasa. Teh ini layak dinikmati bukan hanya karena kelezatannya, tetapi juga karena nilai sejarah dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Mungkin segitu saja yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan penulisan. Sekian terima kasih.
Sumber:
- https://itoen-ultrajaya.co.id/teh-bunga-sakura-2/ Terakhir akses: 30 Juni 2025.
- https://www.idntimes.com/food/dining-guide/fakta-unik-sakurayu-c1c2-01-yhtvy-186v2p Terakhir akses: 30 Juni 2025.
- https://japanese.binus.ac.id/2020/10/05/mengenal-sakurayu-teh-bunga-khas-jepang/ Terakhir akses: 30 Juni 2025.