Pemateri: dr. Endin Nokik Stujanna, PhD (Ka. Prodi S1 FK Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka)
Moderator: Ricky Jenihansen (Kontributor warstek,com)
Diskusi
Coronavirus-19 (COVID) telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO,2020). Virus dan penyakit ini diketahui berawal di Kota Wuhan, Cina sejak Desember 2019. Per tanggal 21 Maret 2020, jumlah kasus penyakit ini mencapai angka 275.469 jiwa yang tersebar di 166 negara, termasuk Indonesia.
Indonesia saat ini sedang berjuang, berjuang melawan covid-19. Setiap hari kita bisa melihat laporan kasus yang makin hari makin merangkak naik kurvanya. Sudah pasti kita ingin membuat kurva laporan kasus covid19 di negeri ini melandai, betul?.
Dalam kasus covid-19, virus ini dapat menyerang siapapun tidak kenal suku agama ras, umur, namun yang membedakan adalah gejala (symptom), survival rate/ fatality rate pada masing-masing individu. Ada yang tidak bergejala/ asymptomatic (disebut juga sebagai carrier, yaitu seseorang membawa virus namun tidak/ belum bergejala apapun. Dan menurut data yang telah tekumpul dari negara-negara pendahulu yang terserang, carrier banyak ditemukan pada anak muda, bergejala ringan-sedang-berat. Serta survival/ fatality rate rendah-tinggi. Dalam kondisi saat ini, apa yang harus kita lakukan?, Bersatu!.
Di saat Indonesia masih di zaman penjajahan, peran pemuda pada zaman itu sangat besar, dengan modal bambu runcing kita bisa mengalahkan musuh yang bersenapan api. Zaman itu musuh kita adalah penjajah.
Saat ini kita dalam kondisi perang juga, perang melawan Covid-19. Musuh kita siapa?, Covid-19. Semua warga negara Indonesia punya peran dan punya tugas dalam membantu menghadapi musuh kita saat ini yaitu Covid-19, begitu pula untuk generasi muda milenial dan z. Peran generasi muda ini sangat besar, diharapkan para generasi muda bisa berperan sebagai agent of change.
Pemuda akan selalu menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa yang dapat merubah pandangan oleh setiap orang dan sebagai tumpuan generasi sebelumnya untuk mengembangkan ide-ide yang kreatif, berilmu dan berwawasan yang luas berdasarkan kepada nilai dan norma yang ada. Seperti yang telah dikatakan oleh Presiden dahulu kita “Beri aku 1000 orang tua maka akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia”.
Baik, lanjut lagi tentang Covid-19, saya akan membagi penduduk Indonesia menjadi 2 (dua) kelompok besar:
-
Kelompok 1, adalah kelompok resiko rendah (generasi muda), dimana bila terpapar virus Covid-19 bisa tidak bergejala (carrier) atau bergejala ringan dengan angka survival tinggi dan fatality rendah bila terserang virus;
-
Kelompok 2, adalah kelompok rentan atau beresiko tinggi (anak-anak, lansia, ibu hamil, dan seseorang yang memiliki penyakit paru (asma, bronkitis, bronchopneumonia, ppok, kanker, etc), serta sesorang dengan riwayat penyakit penyerta kronis (DM,Hipertensi, etc). Angka survival kelompok ini bisa rendah dengan fatality rate tinggi bila terserang virus. Kelompok yang bisa dan rentan jatuh ke kondisi buruk dan berujung pada kematian. Lansia rentan karena kekebalannya sudah mengalami penurunan karena usia, sedangkan anak-anak/ bayi rentan karena kekebalannya belum matang seutuhnya.
Maka disinilah peran pemuda, sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi, yang optimis, diharapkan untuk dapat menjadi agen perubahan yang bergerak dan berusaha untuk bisa ikut membantu melindungi kelompok rentan.
Dengan cara apa?
Dengan cara ikut aktif mengedukasi sekitar, membantu menghentikan penyebaran atau sebagai penyebar, memberikan informasi bagi sekitar yang mungkin tidak tersentuh dan tidak dapat informasi atau tidak ter-update informasi dari pusat informasi terpercaya, serta bantu sekitar apabila ada yang kesulitan ekonomi dikarenakan #dirumahsaja ini.
Lindungi diri dan sekitar itu penting
Sesuai dengan arahan terbaru dari Kementerian Kesehatan dalam Pedoman Pencegahan dan Penanganan COVID-19. Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu mencegah persebaran virus pernapasan, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan rumah dengan cara:
- Lakukan social distancing sebaik-baiknya. Jaga jarak minimal 1 (satu) meter;
- Lindungi kelompok rentan di rumah masing-masing dan di lingkungan sekitar;
- Hentikan penyebaran, karena bila kalian tidak bergejala, bisa jadi kalian adalah pembawa/ carrier, jadi jangan kemana-mana, hindari kerumunan;
- Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20 detik atau menggunakan hand-sanitizer, serta mandi atau mencuci muka jika memungkinkan, sesampainya di rumah atau di tempat bekerja, setelah membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin, dan ketika makan atau mengantarkan makanan;
- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci;
- Jangan berjabat tangan;
- Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit;
- Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas dan ketiak atau dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan;
- Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian;
- Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda- benda yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan lain-lain), gagang pintu;
- Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau fasilitas lainnya;
- Jika anda sakit, dilarang mengunjungi orang tua/ lanjut usia. Jika anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung dengan mereka.
Tak lupa pula Peningkatan Imunitas Diri dan mengendalikan komorbid/ penyakit penyerta dalam melawan penyakit COVID-19, menjaga sistem imunitas diri merupakan hal yang penting, terutama untuk mengendalikan penyakit penyerta (komorbid).
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatan imunitas diri pada orang yang terpapar COVID-19, yaitu sebagai berikut:
– Konsumsi gizi seimbang;
– Aktifitas fisik/ senam ringan;
– Istirahat cukup;
– Suplemen vitamin;
– Tidak merokok;
– Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus, hipertensi, kanker).
Berikut data Per 2017, namun tidak terlalu jauh berbeda. Jadi, yuk kita bergerak bersama. Bahu-membahu. Berjuang bersama. Semua punya peran.
Pemuda, diharapkan bisa membawa ide-ide segar, pemikiran-pemikiran kreatif dengan metode thinking out of the box yang inovatif, sehingga edukasi tidak melulu hanya dihadapkan pada hal-hal ‘jaman old’ yang membosankan.
Pemuda diharapkan untuk menjadi agent of change, yaitu pihak yang mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas, perbaikan dan pengembangan. Melalui teknologi, gencarkan, ajak dan galakan edukasi semasif mungkin. Himbau sesering mungkin tindakan-tindakan pencegahannya.
Jelaskan dan ingatkan selalu pentingnya stay at home. Jadilah relawan bagi sekitar yang membutuhkan dukungan makanan dan obat dengan tetap menjaga prinsip pembatasan sosial.
Minta bantuan keluarga, teman, dan tetangga untuk membantu atau gunakan layanan online, Hubungi RT/RW setempat. Penting untuk dapat menghubungi dan minta tolong orang lain untuk mengatur pengiriman makanan, obat dan kebutuhan lainnya, serta ikut memperhatikan kondisi fisik dan mental anda. Cari dukungan dari teman, keluarga, dan jaringan sosial lainnya. Usahakan untuk tetap kontak dengan orang di sekitar anda melalui telepon dan platform media sosial.
Karena anak muda keren itu adalah yang peduli akan sekitarnya, yang bergejolak untuk membantu berjuang demi Negara dan bangsanya. You are hero for your country.
Sekali lagi, Terapkan dan Edukasi sekitar tentang:
- Pembatasan Interaksi Fisik (Physical contact/ physical distancing), tetap untuk tidak tertular/ menularkan. Tidak berdekatan atau berkumpul di keramaian atau tempat-tempat umum, jika terpaksa berada di tempat umum gunakanlah masker;
- Tidak menyelenggarakan kegiatan/ pertemuan yang melibatkan banyak peserta (mass gathering);
- Menerapkan Etika Batuk dan Bersin;
- Cara mengurangi resiko, perilaku hidup bersih dan sehat: rajin cuci tangan, makan-makanan bergizi sayur-mayur, buah, protein, vitamin E dan C;
- MEMBANGUN EMOSI POSITIF untuk KESEHATAN MENTAL dan FISIK untuk meningkatkan atau menjaga sistem imun kita. Buat agenda-agenda apa yang mau dilakukan selama social distancing yang membangkitkan kesenangan, agar emosi positif kita terjaga. Sesuaikan dengan model keluarga kita ketika membuat agenda, tidak perlu duplikasi dari orang lain karena belum tentu cocok dengan karakter dan model keluarga kita;
- Sebarkan informasi yang benar;
- Apa yang perlu dilakukan bila sakit. Perlu diingat bahwa dalam keadaan saat ini, menolong dan menjaga satu sama lain itu PENTING BANGET.
*Tidak ada gunanya bila kita sudah jaga diri sebaik-baiknya, tetapi sekitar kita malahan sebaliknya. saling mengingatkan untuk jaga kebersihan, cuci tangan, dan menjaga personal hygiene.*
Bagaimana bila saya tidak dapat izin untuk Work From Home?, maka yang harus dilakukan adalah melakukan social distancing di tempat dan kendaraan umum, dan juga membatasi ruang gerak dengan hanya RUMAH-KAMPUS atau RUMAH-KERJA saja, tidak perlu kemana-mana, tidak perlu makan di resto-resto, kongko, ngopi, ngafe, dst.
PERLU DIPERHATIKAN bahwa selama berada di luar rumah, asumsikan diri anda sudah terkontaminasi dengan virus, bakteri, dan zat berbahaya lainnya. So, jangan langsung kontak dengan keluarga anda (peluk, cium, dsb), terutama terhadap anggota keluarga yang termasuk kelompok rentan. Sesaat sampai rumah setelah keluar:
1. Jangan masuk rumah terlebih dahulu;
2. Minta tolong anggota kelompok 1 di keluarga anda untuk menyemprotkan disinfektan ke seluruh badan, jaket, baju, celana panjang, bahkan topi Anda (bila memungkinkan);
3. Seluruh pakaian langsung dimasukkan ke mesin cuci atau langsung cuci;
4. Langsung mandi head to toe dengan sabun dan shampoo.
Outbreak ini benar-benar akan menguji daya tahan, kenyamanan, dan kesabaran kita semua. Perlu diingat sekali lagi, bahwa yang bosan bukan hanya Anda, tapi seisi rumah akan mengalaminya. menyibukkan diri adalah cara paling sederhana untuk melupakan kebosanan.
Dalam hal outbreak ini adalah waktu tepat untuk terkoneksi kembali dengan keluarga inti, bermain main dengan anak, membersihkan, membuat masakan bersama dan merubah tata letak rumah. Bagi yang belum menikah, mungkin menamatkan game, membaca buku, menonton film adalah cara terbaik untuk membunuh kebosanan. Dalam outbreak ini kita jangan panik dan tetap waspada. Keep healthy semua ^_^
Last but not least, Kata-kata Pak Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, menarik untuk disampaikan disini:
“Outbreak itu BUKAN seperti lomba sprint 100 m, dimana yang paling cepat yang menang. Tapi sebaliknya, Outbreak lebih mirip dengan maraton, yang memiliki daya tahan dan kerja sama yang paling baik lah pemenangnya”.
Sesi Tanya-Jawab (Q&A)
- Snufkin: Q. Ada tidak kemungkinan corona menyebar lewat udara?, selain social distancing yang Indonesia lakukan yang masih berharap dengan kesadaran masyarakatnya, apakah ada langkah tegas selanjutnya, semisal kasus corona melunjak melebihi perkiraan?, adakah rencana cadangan jika kurva melonjak naik melebihi kapasitas perawatan yang disediakan?. A. Pemerintah bersama TNI dan Polri saat ini sudah mulai bersinergi untuk memantau masyarakat yang masih belum mendapat edukasi dengan baik untuk menghentikan kerumunan, dan menyuruh masyarakat pulang bila ada yang masih berkeliaran di kafe dan restoran. Wisma atlet pun sekarang sudah dijadikan tempat rujukan perawatan Covid-19. Jadi, yuk kita semua ikut berperan dalam mencegah dan menghentikan penyebaran, sebelum rumah sakit kelebihan kapasitas.
- Yusron: Q. Bagaimana pendapat Ibu tentang herd immunity yang kabarnya bisa menekan penyebaran Covid-19?. A. Begini, covid-19 ini virus baru, masih perlu banyak penelitian dan pengkajian mendalam untuk memahami tentang karakteristik virus ini. Dan menurut saya, pengetahuan tentang berapa hari antibodi dan antigen sesaat setelah virumia (atau virus masuk menginfeksi seseorang), pada seseorang saja masih belum terjawab, masih tanda tanya dan masih dikaji. Herd immunity saat ini belum terbukti secara ilmiah dapat menekan penyebaran covid-19. Terutama di Indonesia, dimana masyarakat kita dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehatnya belum menyeluruh, angka diabetes melitus tinggi, perokok juga salah satu yang terbanyak. Jadi, penanggulangan penyebaran covid-19 yang sudah direkomendasikan saja yang diikuti.
- Halim: Q1. Mengapa orang dengan diabetes bisa beresiko atau memiliki fatality rate tinggi?. A1. Kelompok rentan pada seorang pengidap diabetes melitus memiliki kelainan pula pada multiorgan, sehingga menyebabkan tubuhnya semakin lemah ketika terinfeksi covid-19 dan dapat menyumbang angka kematian pada kasus wabah yang terjadi saat ini | Q2. Apa yang perlu disiapkan oleh ibu hamil saat mau tidak mau harus melakukan perjalanan keluar kota pada kondisi wabah?. A2. Bagi ibu hamil yang terpaksa sekali melakukan perjalanan keluar kota, tetap mengikuti langkah pencegahan seperti yang telah ditetapkan, yaitu: tetap jaga jarak minimal 1-2 meter, memakai APD, lengkapi kesiapan diri sebelum perjalanan dengan makanan bergizi dan vitamin | Q3. Bagaimana tanggapan dokter dengan kelangkaan APD kesehatan yang langka dan apa kira-kira yang bisa dilakukan untuk membantu?. A3. Sangat sedih ya dengan keadaan keterbatasan APD saat ini. Setidaknya yang bisa diupayakan adalah membantu petugas medis misalnya untuk donasi APD, tidak panic buying peralatan kesehatan, dan memakai masker sesuai peruntukannya, yaitu bagi yang menderita sakit saja. | Q4. Apakah APD pengganti, seperti masker kain, bisa membantu mengurangi resiko penularan?, baik yang dipakai oleh mereka yang positif covid-19 atau yang negatif?. A4. Masker kain bagi yang sehat diperbolehkan dengan tetap memperhatikan social distancing, sementara yang sakit diharuskan minimal memakai surgical mask. Dikarenakan keterbatasan masker N-95 untuk saat ini, maka prioritas masker N-95 diperuntukkan bagi tenaga medis saja.
- Fadila N. Q. Sebagaimana yang kita ketahui, salah satu karakteristik yang dimiliki virus adalah dapat mengkristal saat lingkungan tidak mendukung kehidupannya. Ketika negara kita sudah dinyatakan aman dari virus ini, apakah sewaktu-waktu SARS-CoV-2 ini dapat muncul kembali karena karakteristiknya itu?. Dan kira-kira berapa lama daya tahan virus saat mengkristal tersebut?. A. Benar, karakteristik virus ini dapat mengkristal di lingkungan luar. SARS-CoV-2 ini memiliki karakteristik yang mirip dengan virus SARS dan virus flu, meskipun berbeda strain. Dan virus yang menginfeksi saluran nafas atas ini bisa selalu bermutasi. Tentu bisa saja di kemudian hari dapat kembali menginfeksi, namun poin utama yang perlu diperhatikan adalah selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi, ketika tubuh kita selalu terjaga baik dan tidak ada comorbid, maka sangat mungkin kita akan memiliki survival rate yang tinggi apabila virus tersebut menjangkit kembali.
- Syarif M Ferdyansyah: Q. Apakah antibiotik efektif dalam mencegah atau mengobati COVID-19?. A. Antibiotik tidak untuk semua kasus pasien covid-19. Hanya kasus covid-19 yang berindikasi tertentu yang mendapat pengobatan antibiotik. Dokter yang akan menentukan. Antibiotik bukan terapi pencegah ya, jadi tidak perlu memakai antibiotik apabila tidak ada keluhan. Pencegahannya seperti apa dan bagaimana meningkatkan imunitas sudah saya sebutkan diatas.
-
Lia: Q. Teman saya, usia 18 tahun, pernah kontak dengan orang tepatnya tanggal 08 Maret 2020 yaitu berjabat tangan. Waktu itu orang yang dinyatakan positif ini baru ketahuan minggu lalu. Sedangkan jika dihitung sampai hari ini sudah dua minggu lebih, itu tidak apa-apa kan, Bu?. Teman saya juga sudah satu minggu lebih melakukan social distancing di rumah dengan makan-makanan yang bergizi, tidur cukup, dll. Kondisinya sehat bersama keluarga. Bagaimana tanggapan Ibu?. A. Tetap lanjutkan proses social distancing dikarenakan status teman Mbak Lia saat ini adalah local transmission, sehingga ada kemungkinan kontak kembali dengan virus.
- Mohamad Almas Prakasa: Q. Mengapa angka kematian di Indonesia relatif cepat meningkat, namun jumlah yang sembuh juga relatif banyak?. Kalau dibandingkan dengan negara lain, banyak kasus namun sedikit yang meninggal, tapi yang dikonfirmasi sembuh relatif sedikit. A. Orang yang sakit berat akan cepat sekali perburukannya, dimana menyebabkan sebagian besarnya meninggal. Sementara, orang dinyatakan sembuh adalah yang sudah melalui 2x cek swab dan terbukti negatif. Jadi, perlu waktu untuk seseorang dinyatakan sembuh. Sekarang ini angka kejadian belum sampai puncaknya, masih ada tren peningkatan, jadi masih akan terlihat bertambah terus yang sakit, sementara yang perbaikan masih dalam proses pemulihan dan masih memerlukan waktu pula untuk pembuktian benar-benar negatif. InsyaAllah, kalau sudah lewat puncaknya akan semakin banyak yang dikatakan sembuh. Peran masyarakat untuk stay at home dan social distancing itu penting untuk mencegah kejadian sakit yang tinggi. Perlu diingat juga comorbid di negara kita. Angka diabetes melitus, hipertensi, dan jumlah perokok termasuk tertinggi di dunia, turut menyumbang kondisi perburukan bila terserang covid-19. Maka dengan wabah ini merupakan momentum untuk kita semua saling mengingatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Muhammad Mufid Al-Dayyan: Q1. Apakah dengan berjemur memang dapat menjauhkan dari virus covid-19?, dan apakah vitamin D yang didapat bisa berfungsi sebagai imunitas bagi tubuh?. A1. Berjemur dan menjaga sirkulasi udara dengan baik bisa menjadi langkah pencegahan. Mengkonsumsi vitamin D dan C terbukti sebagai agen antioksidan menurut FDA, dan bisa dikonsumsi sebagai salah satu ikhtiar untuk menjaga imunitas. | Q2. Apakah bagi orang yang menjadi carrier, virus lama-kelamaan dapat hilang dari tubuh karena dikalahkan imun?, ataukah tetap ada dan bersembunyi kemudian suatu saat akan menyerang jika kekebalan menurun?. A2. Menurut kajian terkini yang disepakati, virus ini apabila sudah menginfeksi tubuh bisa bersifat dorman (tidak aktif membelah sementara waktu), sehingga jika wabah ini nantinya selesai, kita tetap harus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. | Q3. Bagaimana cara dalam membuat desinfektan sendiri dari rumah?, adakah artikel yang memuat cara pembuatannya secara home made?. A3. Bisa dipelajari langkah-langkah Panduan Disinfeksi Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Penutup
Setiap penanganan yang dilakukan dalam menghadapi suatu wabah, harus sesuai dengan evidence-based medicine. Jadi, selama belum dicantumkan sebagai pedoman yang standar, misal penggunaan bahan herbal tertentu (daun sereh) untuk hand-sanitizer, saya belum bisa menjawab (belum dapat merekomendasikan).
Pembelajar | Penikmat kopi | DIII Teknik Kimia Undip Alumni | Semarang | @nailulizzaaah