Perayaan malam Tahun Baru selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Namun, di balik euforia tersebut, ada isu serius yang muncul, yaitu peningkatan jumlah sampah. Di Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melaporkan bahwa setelah perayaan malam Tahun Baru 2025, kota ini menghasilkan sebanyak 132 ton sampah. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2 ton daripada tahun sebelumnya, meskipun lebih rendah dari perkiraan awal yang mencapai 150 ton.
Penyebab Peningkatan Sampah dan Dampak Lingkungannya
Peningkatan jumlah sampah pada malam Tahun Baru dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor pertama, banyaknya acara dan kegiatan yang diadakan di berbagai lokasi, mulai dari konser musik hingga pesta kembang api. Setiap acara ini biasanya melibatkan konsumsi makanan dan minuman yang tinggi, yang berkontribusi pada jumlah sampah yang dihasilkan.

Sumber: tempo.co
Faktor kedua, penggunaan barang sekali pakai seperti piring plastik, gelas, dan alat makan lainnya juga meningkat selama perayaan. Masyarakat sering kali memilih kemudahan dan praktis dalam merayakan, sehingga barang-barang tersebut menjadi pilihan utama dalam penyajian makanan.
Peningkatan jumlah sampah tidak hanya menjadi masalah bagi kebersihan kota tetapi juga berdampak pada lingkungan. Sampah yang menumpuk dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menarik perhatian hewan liar dan menciptakan masalah kesehatan bagi masyarakat.
Polusi Udara Akibat Kembang Api Tahun Baru dan Ancaman Kesehatan yang Terabaikan
Tak hanya sampah yang berserakan, konsumsi kembang api juga ternyata menjadi satu problematik bagi polusi udara. Di balik keindahannya, kembang api menjadi salah satu sumber polusi udara yang signifikan. Berdasarkan penelitian dalam jurnal Air Pollution during New Year’s Fireworks and Daily Mortality in the Netherlands, peningkatan polusi udara akibat kembang api ternyata berdampak serius terhadap kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Baca juga: https://warstek.com/tpa-kebakaran/
Lonjakan Polusi Udara Saat Perayaan Tahun Baru
Penelitian di Belanda selama periode 1995–2012 menunjukkan bahwa konsentrasi partikel PM10 (partikel kecil yang dapat terhirup dan menembus saluran pernapasan) melonjak tajam pada malam pergantian tahun. Rata-rata konsentrasi PM10 meningkat dari 29 μg/m³ sebelum Tahun Baru menjadi 305 μg/m³ dalam satu jam pertama setelah tengah malam. Di daerah yang padat penduduk, lonjakan ini bahkan mencapai 598 μg/m³. Angka ini jauh melebihi konsentrasi PM10 pada hari biasa yang jarang melampaui 100 μg/m³.
Polusi ini disebabkan oleh berbagai bahan kimia dalam kembang api, termasuk logam berat dan gas seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Partikel-partikel ini tidak hanya mencemari udara tetapi juga memiliki sifat toksik yang dapat memicu gangguan kesehatan.
Dampak Kesehatan dari Paparan Polusi
Paparan jangka pendek terhadap polusi udara, terutama PM10, telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan pernapasan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa lonjakan PM10 selama perayaan Tahun Baru berkontribusi pada peningkatan mortalitas harian, terutama di kalangan lansia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah lemah.
Meskipun analisis regresi linier tidak menemukan hubungan yang konsisten antara peningkatan PM10 dan angka kematian, metode analisis case-crossover menunjukkan adanya peningkatan risiko mortalitas pada hari-hari dengan paparan polusi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa polusi akibat kembang api memiliki dampak yang signifikan tetapi kompleks terhadap kesehatan.
Baca juga: https://warstek.com/teba/
Tantangan dalam Menangani Polusi Kembang Api
Penelitian dalam jurnal ini juga menyoroti bahwa puncak konsentrasi PM10 dari kembang api bersifat sementara, biasanya hanya berlangsung selama beberapa jam setelah tengah malam. Namun, durasi singkat ini tidak mengurangi potensi bahayanya. Partikel beracun yang terlepas tetap memiliki risiko kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan penderita penyakit pernapasan.
Solusi dan Rekomendasi
Untuk mengatasi permasalahan sampah di Tahun Baru, tentu perlu langkah komprehensif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah dapat terus menggalakkan kampanye kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi penggunaan barang sekali pakai dan mendukung penggunaan bahan ramah lingkungan, serta pentingnya menghindari buang sampah di sembarang tempat.
Langkah selanjutnya, upaya kampanye tersebut dapat berintegrasi dengan upaya memperbanyak titik pengumpulan sampah dan menyediakan tempat sampah terpisah untuk organik dan non-organik, dengan harapan agar masyarakat dapat lebih mudah dalam membuang sampah dengan benar.
Masyarakat juga tentu memiliki peran penting dalam mewujudkan upaya pengurangan produksi jumlah sampah selama perayaan Tahun Baru. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengurangi Penggunaan Plastik: Menggunakan wadah makanan yang bisa dipakai ulang alih-alih barang sekali pakai.
- Membawa Sampah Kembali: Setelah menikmati acara di luar rumah, membawa kembali sampah pribadi ke rumah untuk dibuang dengan benar.
- Berpartisipasi dalam Kegiatan Bersih-Bersih: Mengikuti kegiatan bersih-bersih lingkungan setelah perayaan untuk membantu mengurangi dampak negatif dari tumpukan sampah
Untuk mengurangi dampak polusi akibat kembang api, beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain:
- Penggunaan Kembang Api Ramah Lingkungan: Mengembangkan kembang api dengan bahan kimia yang lebih aman dan emisi lebih rendah.
- Pengaturan Lebih Ketat: Pembatasan waktu dan lokasi penggunaan kembang api dapat mengurangi konsentrasi polusi di wilayah padat penduduk.
- Edukasi Publik: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak polusi udara dari kembang api dan pentingnya menjaga kesehatan udara.
Tumpukan sampah dan polusi kembang api di saat maupun setelah perayaan malam Tahun Baru merupakan isu yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan kebijakan terkait angka produksi sampah dan konsumsi kembang api dapat ditekan di tahun-tahun mendatang. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan harus terus ditingkatkan agar perayaan tidak hanya menyenangkan tetapi juga ramah lingkungan.
Referensi
Tempo. 2025. Sampah Perayaan Tahun Baru 2025 di Jakarta Meningkat Dibanding 2024. Diakses pada 17 Januari 2025 dari https://www.tempo.co/lingkungan/sampah-perayaan-malam-tahun-baru-2025-di-jakarta-meningkat-dibanding-2024-1188591
Kriswaningsih, T. A. 2025. Jakarta Hasilkan 132 Ton Sampah usai Pesta Malam Tahun Baru 2025. https://www.kompas.tv/nasional/563893/jakarta-hasilkan-132-ton-sampah-usai-pesta-malam-tahun-baru-2025?page=all
Greven, et al. 2019. Air pollution during New Year’s fireworks and daily mortality in the Netherlands. Sci Rep 9, 5735. Diakses pada 17 Januari 2025 dari https://doi.org/10.1038/s41598-019-42080-6