Penelitian Selama 40 Tahun Membuktikan Bahwa Berlibur Dapat Memperpanjang Usia

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa memakan makanan sehat, rutin berolahraga, tidak merokok, dan tidak meminum minuman keras adalah […]

blank

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa memakan makanan sehat, rutin berolahraga, tidak merokok, dan tidak meminum minuman keras adalah cara yang sangat efektif untuk memperpanjang usia harapan hidup. Namun, ternyata ada faktor lainnya yang juga berpengaruh, yaitu jumlah liburan yang pernah kita ambil!

Sebuah artikel jurnal terbaru yang dibuat oleh para peneliti dari University of Helsinski Finlandia dan terbit pada 12 September 2018, menguji kesehatan dari 1.222 lelaki dewasa untuk berpartisipasi dalam penelitian yang diberi nama “Helsinski Businessmen Study“. Pada tahun 1974 dan 1975, para peneliti ini merekrut sejumlah lelaki yang dilahirkan antara tahun 1919 dan 1934. Para partisipan dalam penelitian ini diuji kesehatannya, seperti tekanan darah, kesuburan, dan gejala penyakit pada jantungnya. Di samping itu, para peneliti juga mencatat gaya hidup para partisipan. Hasil dari penelitian ini dipublikasikan dengan judul “Increased Mortality Despite Successful Multifactorial Cardiovascular Risk Reduction in Healthy Men: 40-Year Follow-Up of the Helsinki Businessmen Study Intervention Trial” pada The journal of nutrition, health & aging (rank Q1).

Pada tahun 1974, semua partisipan dibagi ke dalam dua grup secara acak: 610 orang pada grup tanpa intervensi, dan 612 pada grup dengan intervensi. Intervensi disini adalah perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Para partisipan dalam grup pertama, dipersilahkan untuk menjalankan aktivitasnya seperti biasa, tanpa ada aturan atau intervensi apa pun terhadal gaya hidup mereka. Sedangkan pada grup kedua, mereka diharuskan untuk melakukan gaya hidup sehat, dalam hal makanan, olah raga, dan mengatur berat badan. Hal ini dilakukan selama 5 tahun, dan para peneliti akan melakukan pengecekan setelah 15 tahun dan 40 tahun, tepatnya pada tahun 1989 dan tahun 2014.

Di akhir pengujian yakni pada tahun ke 5, para peneliti menemukan bahwa resiko penyakit jantung berkurang pada grup dengan intervensi, jika dibandingkan dengan grup tanpa intervensi. Namun, 15 tahun kemudian, justru ada lebih banyak angka kematian di grup dengan intervensi.

Tahun 2014, tepatnya setelah 40 tahun masa penelitian, para peneliti menemukan hal yang sama dalam jumlah kematian. Untuk mengetahui penyebabnya lebih jauh, para peneliti melihat kembali data dan rekam jejak para partisipan. Ternyata, hasil observasi ini cukup mengejutkan.

Timo Strandberg, salah satu anggota penelitian tersebut menjelaskan, “Ada lebih banyak penyakit yang timbul pada partisipan yang memiliki sedikit liburan. Pada catatan kami, orang dengan sedikit liburan bekerja lebih banyak dan tidur lebih sedikit. Gaya hidup yang penuh tekanan ini justru menghilangkan berbagai manfaat dari intervensi yang telah kami buat.”

Jumlah liburan ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada resiko kematian di grup tanpa intervensi, tetapi pada grup dengan intervensi, pengaruhnya terlihat jelas. Partisipan yang mengambil hari libur kurang dari tiga minggu dalam satu tahun memiliki 37% kemungkinan untuk meninggal dibandingkan dengan mereka yang memiliki hari libur lebih dari tiga minggu per tahun.

Perlu dicatat bahwa penelitian ini dilakukan pada tahun 1970an. Saat ini ada lebih banyak metode dan pola hidup yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Namun, tetap penting untuk diingat bahwa banyaknya pekerjaan dan sedikit liburan akan membuat seseorang merasa lebih tertekan.

“Liburan adalah salah satu cara yang bagus untuk meredakan stress,” ujar Strandberg.

“Jangan kira dengan hanya melakukan pola makan sehat dan olah raga saja akan cukup untuk membuat kita sehat, bekerja dan berlibur juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.” tambahnya.

Tentu saja, untuk membuat liburan menyenangkan dan “menyehatkan”, ada berbagai hal yang perlu kita perhatikan sebelum memulai perjalanan, saat perjalanan, dan setelah perjalanan. Sebelum memulai perjalanan, buatlah rencana yang matang, terutama bagi mereka yang sudah bekerja. Survei mengenai destinasi liburan, dari mulai akomodasi, transportasi, dan finansial. Semakin awal mempersiapkan perjalanan, kesempatan untuk mendapat transportasi dan akomodasi dengan harga murah. Mendaftarkan email/surel (surat elektronik) pribadi ke berbagai situs travel, maskapai pesawat, atau agensi tiket akan membuat kita menjadi lebih up-to-date dan cepat tahu saat ada promo hadir. Hal ini sangat menguntungkan dalam hal finansial. Jika merasa tidak memiliki waktu cukup untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, mendaftarkan diri pada agen perjalanan pun bukan hal yang buruk, tapi harus siap untuk mengocek kantung lebih dalam.

Saat tiket transportasi dan akomodasi sudah dalam genggaman, coba jelajahi lebih dalam mengenai tempat liburan, ada apa saja di sana, apakah ada acara menarik saat kita di sana, hubungi juga teman atau orang yang sekiranya bisa membantu dan memudahkan kita saat perjalanan. Packing barang pun bisa dilakukan dengan cara menyicil sedikit-sedikit, sehingga tidak akan sibuk saat malam sebelum perjalanan. Usahakan kita bisa menyelesaikan semua pekerjaan yang kita punya sebelum perjalanan, jangan sampai pada saat liburan, kita justru harus mengerjakan laporan.

Pada saat hari liburan tiba, pergilah tanpa beban pekerjaan. Selalu ingat bahwa dalam satu tahun, lebih dari separuhnya kita habiskan untuk bekerja. Jadi pada saat liburan, berliburlah! Fokus pada hal-hal yang menyenangkan. Jelajahi tempat liburanmu sebaik mungkin, bertemu dengan orang-orang baru yang mungkin bisa menjadi teman, cobalah hal-hal baru yang tidak bisa didapat di daerah tempat tinggalmu.

Ada juga hal yang tidak kalah penting: dokumentasi! Pada zaman sekarang ini fotografi bukan lagi hal yang sulit dilakukan. Baik menggunakan kamera, atau menggunakan telepon genggam, cobalah ambil gambar dari momen-momen berharga yang ditemukan saat perjalanan. Jenis gambar yang bisa diambil pun tentu saja tidak terbatas, bisa foto pemandangan, potret manusia, satwa, kendaraan, atau apa pun tergantung selera fotografer. Mencatat hal-hal tertentu saat liburan pun bisa berguna, seperti harga-harga, nama orang, tempat, atau yang lainnya. Lakukan apa pun selama itu tidak mengganggu keseruan liburan.

Saat liburan selesai, kita bisa menyimpan cerita perjalanan kita sendiri, atau pun membagikannya ke khalayak. Di era media sosial ini, rasanya ada yang kurang jika kita tidak membagikannya. Silakan unggah cerita perjalananmu di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, atau yang lainnya. Hal ini bisa berguna sebagai pengingat pribadi, atau pun untuk membantu orang lain yang hendak liburan. Seperti salah satu kutipan dari Alexander Supertramp pada film Into The Wild, “happiness only real when shared”.

Referensi:

  • Strandberg, T.E., Räikkönen, K., Salomaa, V., Strandberg, A., Kautiainen, H., Kivimäki, M., Pitkälä, K. and Huttunen, J., 2018. Increased Mortality Despite Successful Multifactorial Cardiovascular Risk Reduction in Healthy Men: 40-Year Follow-Up of the Helsinki Businessmen Study Intervention Trial. The journal of nutrition, health & aging, pp.1-7.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *