Apa yang telah kalian lakukan ketika baru berumur 11 tahun?. Ada sebuah kisah unik dari Venetia Burney, ia memberi nama planet saat masih berumur 11 tahun secara tidak sengaja dan sedikit keberuntungan.
Bermula saat tahun 1846, astronom menemukan ketidakteraturan orbit planet Uranus yang akhirnya disebut “Planet X” . Percival Lowell adalah salah satu orang yang mencari planet ini. Pada Tahun 1905 sampai akhir hayatnya ia melakukan perhitungan matematis dan pengamatan menggunakan observatoriumnya untuk menemukan planet X tersebut. Pada 1915 ia memperkirakan lokasi planet X dalam Memoir on a Trans-Neptunian Planet. Sayangnya pada 1916 ia meninggal sebelum ia menyelesaikan pencarian fotografi di daerah yang ditargetkan di langit.
Sebelas tahun setelah kematian Percival Lowell, keponakannya yaitu Roger Lowell Putnam menjadi pengawas satu-satunya observatorium Lowell. Abbott Lawrence Lowell,saudara Percoval yang merupakan presiden Harvard University memberikan $10000 untuk membangun teleskop baru. Untuk pengoperasian teleskop tersebut, ia memperkerjakan seorang pekerja, Clyde Tambough. Clyde melakukan pencarian di lokasi yang telah diprediksi oleh Percival Lowell dan menemukan planet X (yang nantinya dinamakan Pluto) berdasarkan hasil foto 23 dan 29 Januari 1930. Berita penemuan ini selanjutnya dikirim ke Harvard Collage Observatiom.
Berita penemuan Planet ini tersebar di seluruh dunia. Pihak observatorium Lowell memiliki hak untuk menamainya dan menerima 1000 saran nama dari seluruh dunia.
Pada 14 Maret 1930, Venetia, seorang bocah yang berasal dari Oxford, Inggris yang saat itu berumur 11 tahun sedang sarapan dengan ibu dan kakeknya. Kakeknya membacakan sebuah berita penemuan planet baru dan bertanya apa nama panggilannya. Kemudian Venetia berkata “kenapa tidak menyebutnya Pluto? “. Venetia mungkin berkata demikian karena ia suka membaca tentang mitologi Yunani dan Romawi.
Kakeknya ( Falconer Madan) adalah seorang pustakawan yang memiliki banyak teman sebagai astronom. Kemudian kakeknya menyarankan nama itu kepada astronom Herbert Hall Turner yang kemudia menyarankan kepada astronom di observatorium Lowell.
Dari seluruh penjuru dunia menyumbangkan nama hingga 1000. Pada 24 Maret 1930, setiap anggota observatorium Lowell diberi hak untuk memilih diantara 3 nama yaitu Cronus, Minerva, dan Pluto. “Pluto” memperoleh hasil bulat karena didorong oleh dua huruf pertamanya adalah inisial dari pendiri observatorium Lowell, Percival Lowell. Keputusan tersebut diumumkan kepublik pada 1 Mei 1930. Setelah diumumkan, Madan (kakeknya) menghadiahi Venetia sebesar $450.
Namun tahukah kamu? Pada tahun 2006, sidang umum Perhimpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) ke-26 di Praha, Republik Ceko, menetapkan definisi baru tentang planet yang kemudian menyebabkan Pluto dikeluarkan dari daftar planet tata surya.
Dalam definisi IAU, sebuah planet haruslah mengorbit matahari, berukuran cukup besar sehingga dapat mempertahankan bentuk bulatnya dan memiliki jalur orbit yang jelas dan bersih (tidak terhalang benda langit lain). Sementara Pluto, ukurannya terlalu kecil untuk disebut sebagai planet dan orbitnya bersinggungan dengan planet lain yakni Uranus.
Baca juga: Penelitian Terbaru Desak agar Pluto Kembali Diklasifikasikan Sebagai Planet
Referensi :
- Brad Mager. 1994. Pluto: The Discovery of Planet X. Diakses dari http://www.discoveryofpluto.com/pluto04.html pada tanggal 24 Juni 2019.
- Charles Q. Choi . 2017. Dwarf Planet Pluto: Facts About the Icy Former Planet. Diakses dari https://www.space.com/43-pluto-the-ninth-planet-that-was-a-dwarf.html pada 21 Desember 2018.
- Brian Dunbar. 2007. NASA – Transcript: The Girl Who Named Pluto. Diakses dari https://www.nasa.gov/multimedia/podcasting/transcript_pluto_naming_podcast.html pada 22 Desember 2018.
Mahasiswa Teknik Kimia di Universitas Sumatera Utara