Air minum dalam kemasan (AMDK) telah menjadi bagian penting dalam menyediakan sumber air minum yang praktis dan terstandarisasi untuk dikonsumsi. Diproses dengan teknologi penyaringan canggih, AMDK menghadirkan solusi yang efisien bagi masyarakat. Namun, belakangan ini, isu tentang kandungan bromat dalam beberapa merek AMDK di Indonesia memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Konten video di TikTok mengklaim tingginya kadar bromat, menciptakan kehebohan dan ketidakpastian. Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang bromat dalam AMDK, mengklarifikasi isu hoax yang berkembang, serta merinci proses pembentukan dan cara menguranginya. Semua informasi disajikan dengan merujuk pada sumber-sumber terpercaya dan referensi ilmiah untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat terkait isu ini.
Isu Hoax Kadar Bromat dalam AMDK
Saat ini, Indonesia di hebohkan dengan salah satu konten video di TikTok mengenai kandungan bromat pada beberapa brand AMDK ternama di Indonesia. Bahkan salah satu brand AMDK disebutkan memiliki kandungan bromat yang sangat tinggi yaitu 58.8, padahal batas aman adalah 10. Selain itu adanya pernyataan bahwa bromat memiliki rasa manis. Sontak pernyataan ini menyebabkan keresahan di masyarakat dan produsen-produsen AMDK di Indonesia.

Oleh karena itu, Kominfo (23/02/2024) menindak lanjuti keresahan yang di timbulkan dari video TikTok tersebut (https://cekhoaks.aduankonten.id/view/11613). Kominfo menyampaikan bahwa klaim yang disampikan oleh content creator tersebut adalah tidak benar. Konten video tersebut merupakan konten hoax, karena tidak terbukti kebenarannya dan tidak ada pertanggungjawaban dalam informasi yang disampaikan oleh influencer tersebut. Selain itu pihak salah satu brand AMDK mengatakan bahwa mereka rutin melaporkan kualitas AMDK yang diproduksi kepada BPOM RI dan sejauh ini tidak ada ditemukan bromat dalam kandungan sangat tinggi seperti yang disampaikan oleh influencer tersebut.
Pakar farmasi UGM Prof. Zullies Ikawati melalui detikHealth, turut menanggapi video konten tersebut. Dirinya menekankan bahwa bromat merupakan produk yang terbentuk saat air minum didesinfeksi dengan proses ozonasi. Penjelasan influencer tentang kandungan bromat yang ditandai dengan rasa agak manis, menurutnya tidak tepat karena bromat tidak memiliki rasa.
Mengenal Senyawa Kimia Bromat
Bromat merupakan senyawa kimia yang berbentuk oxoanion dengan inti bromin, BrO3–. Bromat pada AMDK terbentuk ketika ozon yang digunakan untuk mendisinfeksi air minum, bereaksi dengan bromin (Br/Br–) alami yang ada di sumber air. Pembentukan bromat dalam air minum yang didesinfeksi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti;
- Konsentrasi ion bromin
- pH sumber air
- Jumlah Ozon
- Waktu reaksi

Lalu, benarkah bromat rasanya agak manis dalam AMDK?
Tentunya tidak! Rasa manis disebabkan adanya bikarbonat pada AMDK
Keberadaan bromat dalam AMDK tidak dapat dibuktikan melalui indra perasa. Sebab, bromat tidak menimbulkan rasa apapun saat dikonsumsi. Rasa manis pada produk AMDK biasanya dijumpai pada produk air mineral. Air mineral berasal dari sumber alami yang kaya akan mineral penting seperti kalsium, natrium dan magnesium. Apabila produk AMDK yang mengandung mineral mengalami perubahan pH dalam kemasannya, maka akan terbentuk endapan putih ataupun perubahan warna dan aroma pada air. Hal tersebut menandakan bahwa AMDK mengalami kerusakan. Solusinya adalah penambahan bikarbonat pada komposisi AMDK tersebut.
Bikarbonat atau hidrogen karbonat (HCO3–), bersifat basa lewis yang juga bertindak dalam menjaga keseimbangan pH di dalam tubuh. Tubuh memang menghasilkan bikarbonat selama metabolisme, namun umumnya tidak cukup untuk mengatur seluruh keseimbangan pH tubuh secara efisien. Hal ini juga yang mendasari salah satu manfaat air mineral bagi tubuh. Kegunaan bikarbonat pada air mineral memainkan peran penting dalam menyangga asam dan memastikan air mineral tetap terasa bersih dan menyegarkan. Bikarbonat dapat menjaga agar mineral pada AMDK tidak mengalami perubahan bentuk. Selain itu kandungan bikarbonat yang membuat air terasa manis.
Bagaimana proses pembentukan Bromat dalam AMDK?
Bromat dapat terbentut dalam AMDK, karena dalam proses pengolahannya melibatkan desinfeksi menggunakan ozon. Ozon (O3) adalah molekul anorganik radikal yang terdiri dari tiga atom oksigen. Ozon merupakan bentuk ketidakstabilan dari oksigen, sehingga sering dimanfaatkan sebagai oksidator kuat dalam pengolahan air minum dan limbah air perkotaan. Ozon bertindak sebagai desinfektan pada pengolahan air minum agar terbebas dari mikroorganisme dan mencegah pertumbuhannya. Salah satu kelemahan dari pengolahan air minum menggunakan ozon adalah potensi pembentukan bromat.
Ozonisasi merupakan pengolahan air sekunder, dimana sumber air yang sudah mengalami tahapan penyaringan kemudian dihilangkan mikroorganismenya. Proses ozonisasi ini meninggalkan residu ozon di dalam air, tetapi dengan kadar yang sangat rendah yaitu 0.2 – 0.4 ppm. Berdasarkan persamaan reaksi, pembentukan bromat terjadi dalam dua metode reaksi, yaitu;

Pada metode I. Selama proses ozonisasi, sumber air biasanya mengandung ion bromin, bromida dan bromo oksida (Br–, Br2, BrO–) secara alami. Artinya tidak ada penambahan bromin. Residu ozon yang tidak bereaksi terhadap mikroorganisme, maka akan bereaksi terhadap ion bromin dan bromo oksida (Br–, BrO–) sehingga membentuk bromat (BrO3–). Pada metode II, diketahui bahwa ozon adalah molekul anorganik radikal sehingga ozon cenderung mengalami pemecahan menjadi radikal hidroksil (·OH). Radikal hidroksil dapat bereaksi dengan Br2 dan HBrO sehingga menghasilkan bromat (BrO3–). Badan Perlindungan Lingkungan AS (USEPA) dan WHO, menetapkan bahwa bromat diklasifikasikan sebagai kemungkinan zat penyebab kanker bagi manusia. Selain itu bromat juga menunjukkan potensi dampak lingkungan, jika mencemari perairan. Ambang batas aman bromat dalam AMDK adalah 10 mikrogram/L, sedangkan batas paparan bromat jangka panjang perairan sebesar 3 miligram/L.
Bagaimana cara mengurangi kandungan Bromat dalam AMDK?
Bromida di air permukaan dan air tanah berasal dari sumber geogenik, atau residu dari batuan kapur dan granit. Sebelum diolah umumnya sumber air permukaan dan air tanah memiliki kandungan bromida sekitar 100 mg/L.

Penghilangan bromat setelah ozonisasi dalam AMDK cukup sulit untuk dilakukan, mengingat kondisi air minum sudah dalam keadaan terbebas dari mikroorganisme. Dalam kritikal review Morrison et al, (2023) terdapat beberapa strategi pengendalian bromat dalam AMDK, yaitu;
- Mengendalikan pembuangan bromida pada sumbernya dan memastikan desain perpindahan massa ozon yang optimal untuk meminimalkan pembentukan bromat.
- Meminimalkan pembentukan bromat selama ozonasi dengan strategi pengendalian kimia seperti penambahan ammonium dan penambahan hidrogen peroksida. Tujuan penambahan zat tersebut agar O3 dan radikal hidroksil tidak dapat aktif, karena keduanya akan menstabilkan molekul-molekul radikal tersebut.
- Menerapkan strategi perlakukan awal untuk mengurangi bromida dan bahan organik terlarut lainnya sebelum ozonisasi. Perlakuan awal ini biasanya dengan penyaringan menggunakan carbon, membran ultrafiltrasi, dan membran nano filtrasi. Jika diperlukan dapat dilakukan penyaringan menggunakan resin penukar ion, sehingga ion Br–/BrO– yang tidak diinginkan dapat dipisahkan terlebih dahulu.
- Memanfaatkan proses pengolahan hilir seperti osmosis balik untuk pengurangan bromat pasca-ozon.
Strategi pengendalian bromat dalam AMDK ini tentunya sudah masuk kedalam standarisasi pengelolaan AMDK di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi melalui kegiatan “Sosialisasi Mitigasi Kandungan Bromat pada AMDK oleh ASPARMINAS bersama BPOM RI”. Selain itu, yang terpenting adalah laporan berkala dengan produsen-produsen AMDK terkait hasil analisis produk yang dihasilkan tiap tahun. Guna untuk mengawasi kandungan bahan kimia dan biologis yang terkandung didalamnya, serta upaya menjaga kualitas produk bagi produsen.
Menyikapi Isu Hoax Bromat dalam AMDK
Masyarakat Indonesia yang sekarang ini sedang dihebohkan isu Hoax bromat dalam brand AMDK tertentu, harapannya dapat memilah dan mengelola informasi yang diperoleh secara tepat. Hendaknya tidak termakan berita palsu tersebut. Teknologi internet yang semakin canggih hendaknya dapat mempermudah kita dalam mengelola informasi, serta sebagai bahan belajar. Berbagai bahan bacaan dapat kita cari untuk kebenaran dan barang bukti.
Berdasarkan konten video di TikTok mengenai kandungan bromat pada beberapa brand AMDK ternama di Indonesia, ada beberapa kejanggalan informasi seperti; tidak menunjukkan pasti satuan konsentrasi batas aman bromat. Beberapa dari kita menganggap ini sepele, tapi bisa jadi hasil yang ditunjukkan memiliki perbedaan satuan konsentrasi, bisa jadi lebih besar atau malah lebih kecil. Tidak adanya sumber referensi primer maupun sekunder dalam penyampaian tentang sifat bromat. Sumber referensi ini tentunya sangat penting dalam mendukung argumen dan menguatkan pernyataan.
Kita sebagai netizen hendaknya pandai dalam mengelola sumber infomasi yang diperoleh, sedangkan content creator hendaknya pandai mencari dan mengelola referensi dalam menyampaikan argumen dan pernyatannya. Sehingga tidak menimbulkan berita palsu di lingkungan masyarakat.
Referensi
Gounden, A.N., and Jonnalagadda, S.B., 2019, Advances in Treatment of Brominated Hydrocarbons by Heterogeneous Catalytic Ozonation and Bromate Minimization, Molecules, 24(19), 3450. DOI: https://doi.org/10.3390/molecules24193450
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7210841/viral-konten-menyesatkan-bromat-di-air-mineral-profesor-ugm-ungkap-faktanya (Diakses pada: 25/02/2024).
https://mapurna.id/blog/pabrik-amdk-air-minum-dalam-kemasan/ (Diakses pada: 25/02/2024)
https://www.asparminas.id/sosialisasi-mitigasi-kandungan-bromat-pada-amdk-bersama-bpom (Diakses pada: 26/02/2024).
https://www.tiktok.com/@geraldvincentt/video/7338023947021176070 (Diakses pada: 25/02/2024).
Morrison, C.M., Hogard, S., Pearce, R., Mohan, A., Pisarenko, A.N., Dickenson, E.R.V., von Gunten, U., and Wert, E.C., 2013, Critical Review on Bromate Formation during Ozonation and Control Options for Its Minimization, Environmental Science & Technology, 57, 18393-18409. DOI: https://doi.org/10.1021/acs.est.3c00538
Naseem, F., Zia, H.Z., Tariq, M.I., Bashir, M.A., Hameed, S.A., Samiullah, K., Qayyoom, A., Farooq, H., Afzal, R.M., Hashem, M., Morsy, K., Dajem, S.B., Alasmari, A., and Alshehri, A., 2022, Role of chemical composition of drinking water in human health of the community, Journal of King Saud University, 34, 102232, 1-8. DOI: https://doi.org/10.1016/j.jksus.2022.102232
Note; artikel ini tidak di sponsori oleh produk AMDK brand apapun dan pihak manapun. Artikel ini murni ditulis sebagai bentuk menyikapi isu Hoax terkait bromat pada AMDK yang dapat diluruskan secara teori kimia.