Cacar Air di Usia Dewasa? Seberapa Parahkah?

Sudahkah anda terserang penyakit cacar air? Bersyukurlah jika anda sudah pernah mengalaminya. Sebab, terserang penyakit cacar air di usia dewasa […]

blank

Sudahkah anda terserang penyakit cacar air? Bersyukurlah jika anda sudah pernah mengalaminya. Sebab, terserang penyakit cacar air di usia dewasa tidaklah menyenangkan. Apalagi virus penyebab cacar menyerang daerah yang meperngaruhi penampilan seperti wajah, tangan, atau kaki. Penyakit cacar air akan meninggalkan bekas luka atau korengan yang kemungkinan sulit hilang sehingga dapat mengganggu penampilan kita.

Lalu, apa siih penyebab penyakit cacar air? Seberapa berat gejalanya? Samakah gejala penyakit cacar pada anak-anak dan orang dewasa? Cara menghindari penyakit ini? Adakah cara mengurangi bekas korengan yang di timbulkan? Yuk kita cari tahu!

Varicella zoster

blank
Ilustrasi virus Varicella zoster

Varicella zoster virus atau yang umum disapa VZV adalah alphaherpesvirus dengan genom DNA untai ganda yang pada infeksi pertamanya akan menyebabkan penyakit cacar air atau dalam istilah Inggris disebut chikenpox. Virus ini menginfeksi manusia tanpa reservoir atau tempat perkembangbiakan. Target utamanya adalah limfosit T, sel epitel dan ganglia. VZV dapat menyebar melalui udara pernapasan atau kontak kulit dengan penderita cacar air.

Infeksi Primer: Cacar Air / Chickenpox

Umumnya penyakit cacar air pertama kali menyerang anak-anak. Namun tidak sedikit juga yang mengalami penyakit ini saat sudah dewasa. Tidak semua orang akan terinfeksi saat terpapar virus ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti daya tahan tubuh, jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh serta lamanya seseorang kontak dengan pasien penderita penyakit ini. Saat pertama kali terpapar VZV masuk dan berkembang biak di faring atau amandel lalu menginfeksi sel T dan kemudian masuk ke dalam peredaran darah. Pada tahap ini sebenarnya tubuh kita telah berusaha mengatasi infeksi dari virus dengan sistem kekebalan bawaan. Namun adanya kemampuan virus yang dapat merombak beragam populasi sel T sehingga memfasilitasi virus untuk menyebar masuk ke dalam kulit. Disini kekebalan tubuh kita tidak diam saja, mereka mencoba menunda multiplikasi virus agar kekebalan adaptif tubuh dapat berkembang untuk melawan. Namun, lagi-lagi lemahnya sistem imun membuat virus menang dan melakukan replikasi subtansial di kulit sehingga menyebabkan timbulnya ruam kulit yang berisi cairan.

Penularan

Penularan virus cacar air atau VZV ini dapat melalui udara pernapasan penderita dan kontak langsung dengan kulit yang terdapat lenting berisi cairan. Berada pada ruangan yang sama dengan penderita lebih dari 1 jam (virus menyebar melalui udara yang dihirup bersama) juga akan meningkatkan resiko terinfeksi apabila kekebalan tubuh sedang lemah. Kontak dengan barang-barang pasien cacar (adanya kontaminasi cairan dari lenting penderita) juga dapat menjadi faktor resiko.

blank
Sumber: ResearchGate

Gejala Cacar Air

Bagi orang dewasa, gejala yang mungkin adalah demam dan perasaan tidak enak badan. Berlangsung selama satu sampai dua hari lalu akan timbul ruam. Pada anak-anak, gejala awalnya adalah munculnya ruam pada kulit kadang tanpa disertai demam. Untuk pasien yang belum menerima vaksin cacar gejala yang akan timbul bisa lebih cepat dan berat. Ruam kemerahan yang muncul saat terjadi infeksi akan berubah menjadi papula yaitu benjolan kecil berwarna merah. Kadang terasa gatal. Ruam pertama kali muncul pada kulit kepala, wajah atau leher lalu menyebar ke bagian tubuh seperti kaki dan tangan. Papula yang terbentuk seiring waktu akan berubah lagi menjadi lenting yang berisi cairan vesikular. Cairan ini berisi virus yang dapat tertular pada orang lain apabila pecah. Lenting bisa bertahan 3 atau 4 hari. Lenting kemudian mengering dan berkerak. Kadang lenting ini mudah pecah karena ukurannya yang sangat tipis dengan diameter 1 sampai 4 mm. Kadang lenting akan berujung nanah jika terjadi komplikasi infeksi dengan bakteri kulit.

blank
Sumber: The Mirror

Cara untuk Mengurangi Keropeng

Jika penyakit cacar air terjadi pada masa kanak-kanak mungkin kita tidak akan terlalu risau dengan bekas yang terbentuk akibat luka cacar. Karena luka ini akan memudar seiring berjalannya waktu. Namun, pada usia dewasa apalagi masa remaja bekas luka yang terbentuk akan sangat mengganggu penampilan. Apalagi jika penyakit cacar air terjadi pada area yang mudah terekspos seperti wajah, tangan ataupun kaki. Tentu kita akan merasa malu karena bekas luka cacar tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi keropeng atau bekas luka yang terbentuk adalah dengan mencegah pecahnya lenting yang berisi cairan guna mencegah rusaknya jaringan epidermis atas kulit. Selain itu, pecahnya lenting ini akan memperdalam rusaknya keseluruhan jaringan epidermis kulit yang akan berakibat pada terbentuknya bekas luka yang dalam yang sulit hilang. Lenting pecah menyebabkan terjadinya inflamasi karena adanya kerusakan basal keratinosit yang kemudian akan menyebabkan produksi melanin yang berlebihan dan distribusi yang abnormal. Hal ini terjadi karena adanya stimulasi oleh mediator-mediator inflamasi. Oleh karena itu, menjaga agar lenting tidak pecah penting agar tidak meninggalkan bekas yang susah hilang.

Periode Laten

Seseorang yang sudah pernah terinfeksi virus cacar air. Sebenarnya virus tidak mati atau hilang sepenuhnya dari dalam tubuh. Virus tersimpan di sistem saraf tertentu yang disebut periode laten atau dorman. Pada periode ini virus hanya berada dalam tubuh namun tidak menginfeksi. Virus akan mengalami reaktivasi kembali dan menginfeksi menyebabkan cacar api atau Shingles jika si pasien mengalami penurunan kekebalan tubuh dan manajemen stress dan kesehatan yang buruk.

blank
Sumber: Health Magazine

Tips Menghindari Penyakit Cacar Air

  • Vaksinasi

Vaksinasi biasanya kita dapatkan sewaktu kecil. Adanya vaksinasi dapat mengurangi resiko terinfeksi penyakit cacar air ini. Selain itu, jika terinfeksi gejala yang akan kita alami bisa lebih rendah dari orang yang tidak tervaksinasi.

  • Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Mengonsumsi makanan bergizi juga rajin olahraga. Minum air putih serta istirahat yang cukup. Dapatkan vitamin tambahan dari luar tubuh dengan mengonsumsi beberapa suplemen khususnya suplemen dengan fungsi meningkatkan imunitas tubuh. Beberapa aktivitas ini penting kita lakukan apalagi saat kita telah kontak dengan pasien cacar air.

  • Menghindari Stress

Manajemen stress yang buruk dapat berakibat pada menurunnya sistem kekebalan tubuh. Beberapa penyakit bahkan awalnya karena stress atau tekanan yang tinggi. Menurunkan overthingking serta tetap berfikiran positif akan memperbaiki stress yang kita miliki.

  • Manghindari Kontak dengan Pasien Cacar Air

Tips terakhir adalah menghindari kontak dengan pasien yang menderita cacar air. Sebisa mungkin menjauhi si pasien dan tidak menyentuh barang-barang miliknya. Jika yang sakit adalah keluarga kita, sebaiknya gunakan masker dan sarung tangan saat akan menemui pasien. Hal ini akan meminimalkan kemungkinan kita kontak dengan si virus.

Sumber:

  • CDC. 2021. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases. U.S. Departement of Health and Human Services
  • Gershon, Anne, A., et al. 2015. Varicella zoster Virus Infection. HHS Public Access: Departement of Health and Human Services USA
  • IGA Praharsini. 2016. Manajemen Perubahan Pigmen Pasca Infeksi pada Kulit. National Symposium Topical Skin Infection
  • Lowth, Mary. 2013. Infectious Diseases in Children: Chickenpox. Medical Education Solutions Ltd.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *