Faktor Genetik Ibu Punya Potensi Besar terhadap Kecerdasan Anak?

Kecerdasan yang di miliki seorang anak merupakan turunan dari orang tuanya . Tidak bisa dipungkiri bahwa umumnya “orang tua yang […]

Kecerdasan yang di miliki seorang anak merupakan turunan dari orang tuanya . Tidak bisa dipungkiri bahwa umumnya “orang tua yang cerdas akan melahirkan keturunan yang cerdas juga”. Namun bukan berarti orang tua yang tidak cerdas akan melahirkan anak yang bodoh. Setiap anak memiliki kesempatan untuk bisa menjadi cerdas. Hal itu di karenakan kecerdasan tidak hanya dipengaruhi faktor genetik saja. Akan tetapi selain faktor internal, ada juga faktor eksternal yang mempengaruhi kecerdasan. Kecerdasan juga bisa di latih dan di tingkatkan misalnya dengan melalui pendidikan.

Faktor genetik merupakan potensi kecerdasan anak. Dimana apabila potensi tersebut di abaikan yakni tidak ada latihan untuk meningkatkan kecerdasan misalnya dengan belajar dengan giat atau melakukan hal hal yang dapat meningkatkan kecerdasan, maka kecerdasan tersebut tidak akan berkembang dan berguna. Ibarat pisau jika tidak di asah lama kelamaan akan tumpul dan tidak bisa di pakai.

Akan tetapi, pada pembahasan kali ini akan lebih menekankan faktor internal yang mempengaruhi kecerdasan seorang anak. Yakni alasan mengapa faktor genetik ibu memiliki potensi besar terhadap kecerdasan seorang anak. Mari kita simak penjelasan berikut ini

Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan adalah kata lain dari intelegensi. Kecerdasan yaitu kemampuan dalam memahami sesuatu dengan cepat dan sempurna. Abuddin Nata menjelaskan bahwa secara harfiah kecerdasan berarti memiliki akal budi yang berkembang secara sempurna serta pemikiran yang pandai dan tajam. Menurut Howard Gardner, kecerdasan merupakan kemampuan seseorang untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari masalah yang sederhana hingga kompleks dan mampu menghasilkan produk yang berguna bagi berbagai aspek kehidupan.

Kecerdasan adalah keterampilan individu untuk melakukan tindakan terarah, berpikir secara rasional dan mampu menghadapi lingkungannya secara efektif.  Kecerdasan berkaitan erat dengan kemampuan koginitif pada setiap individu. Anak yang cerdas lebih cepat menyesuaikan diri terhadap permasalahan baru yang dihadapi apabila dibandingkan dengan anak yang kurang cerdas.

Faktor Kecerdasan Anak

Kecerdasan masing-masing individu berbeda-beda. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi kecerdasan terdiri dari dua macam, yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan ( eksternal ) ini meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman, masyarakat dan seluruh pengalaman anak saat berada dalam kandungan.

Sedangkan faktor yang dibawa sejak lahir merupakan faktor keturunan ( internal ). Faktor ini disebut sebagai faktor genetik. Potensi dasar dalam berkembang nya intelegensi adalah faktor genetik. Kecerdasan yang terdapat dalam diri orang tua akan menurun kepada anaknya. Setiap anak membawa kadar gen yang berbeda-beda dari orang tuanya. Gen pembawa intelegensi berfungsi untuk membentuk struktur otak. Dalam pembentukan struktur otak, pengaruh gen mencapai 50% sedangkan 50% yang lain terbentuk dari pengaruh lingkungan.

Menurut hukum mendel gen anak di hasilkan dari persilangan gen-gen orang tuanya. Molekul-molekul DNA membawa ribuan gen yang mengatur bagaimana sel dalam tubuh bisa berfungsi. Gen memberikan informasi terhadap sel apa yang harus dilakukan. Kumpulan molekul-molekul DNA dan gabungan protein tersusun dalam struktur-struktur kromosom.

Hubungan Kromosom dengan Kecerdasan anak

Gambar 2. Bentuk sel, kromosom, dan DNA

Menurut Ridley setengah dari IQ yang terdapat dalam diri anak merupakan warisan dan kurang dari 20% berasal dari asuhan orang tua. Faktor genetika seorang ibu sangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Seorang ahli genetika Nitjmegen Netherlands Ben Hamel menjelaskan “Pengaruh tersebut sedemikian besar karena kecerdasan anak berkaitan dengan kromosom yang ada pada diri seorang ibu yakni kromosom X”.

Kromosom merupakan struktur pembawa informasi genetik yang tersusun atas asam nukleat dan protein. Asam nukleat (DNA) ini lah yang berfungsi menyimpan informasi genetik. Protein dengan bentuk kromosom ini juga membantu dalam menyimpan dan meneruskan pewarisan sifat dalam bentuk gen.

Ayah mempunyai kromosom XY sedangkan Ibu mempunyai kromosom XX. Seorang anak memiliki 46 jumlah kromosom. Sel ayah dan sel ibu masing-masing menyumbangkan sebanyak 23 kromosom, yang antara dua kromosom tersebut hadir dengan bentuk yang berbeda. Telur dan dua kromosom X akan berkembang menjadi perempuan sedangkan telur dan kromosom X dan Y berkembang menjadi pria.

Banyak gen pada kromosom X melibatkan fungsi- fungsi otak seperti halnya pemrosesan kognitif tingkat tinggi dan hal yang lain yang berhubungan dengan kecerdasan. Bila kromosom X pada pria rusak maka seorang pria selamanya menanggung akibatnya. Namun bila kromosom X pada perempuan rusak, ada kala nya dapat di biarkan karena masih ada cadangan pada kromosom pasangannya. Secara teori genetik, perempuan di dominasi dengan kromosom X (XX) sedangkan laki-laki tidak (XY) sehingga bisa dikatakan bahwa perempuan mempunyai dua kali pemrosesan kognitif lebih tinggi dari pada laki-laki.

Akan tetapi hal tersebut tidak bisa dijadikan patokan bahwa semua anak perempuan lebih cerdas dari pada anak laki-laki. Karena masih banyak faktor -faktor yang mempengaruhi kecerdasan selain dari faktor genetik orang tua. Dan juga, sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwasanya ” setiap anak membawa kadar gen yang berbeda-beda dari orang tua mereka”.

DNA Mitokondria

Gambar mitokondria
Gambar 3. Mitokondria

Faktor genetik ibu di turunkan kepada seorang anak melalui mitokondria yang hanya di miliki oleh seorang ibu. Salain inti sel, DNA juga terkandung di dalam mitokondria. Yang selanjutnya di sebut DNA Mitokondria atau mtDNA. Salah satu perbedaan antara DNA yang terkandung dalam inti sel dengan DNA dalam mitokondria yaitu, cara pewarisannya. Pewarisan sifat genetik oleh DNA mitokondria seluruhnya di sumbangkan dari pihak ibu, dan tidak ada kontirbusi dari pihak ayah.

Mitokondria berada di setiap jaringan dalam tubuh dengan jumlah yang berbeda-beda. Bagian tubuh yang memiliki jumlah mitokondria paling banyak yaitu bagian ekor sperma, sel otot jantung, sel-sel yang aktif membelah seperti sel epitel, sel folikel akar rambut, dan sel epidermis.

DNA mitokondria ini hanya di wariskan melalui garis keturunan ibu. Penyebabnya, karena ketika terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, hampir tidak ada rekombinasi DNA mitokondria dari ayah dan DNA mitokondria dari ibu. Saat terjadi pembuahan, bagian ekor sperma di lepaskan sehingga hampir tidak ada DNA mitokondria dari ayah yang masuk ke dalam sel telur.

Selain itu, jumlah kopi DNA mitokondria sel telur jauh lebih banyak di bandingkan dengan jumlah kopi DNA mitokondria sel sperma. Sel sperma memiliki  jumlah kopi mtDNA sebesar 100-500 sedangkan sel telur jumlah kopi mtDNA yaitu lebih besar atau sama dengan 1000000. Oleh sebab itu investasi seorang ibu terhadap diri seorang anak mencapai 75%.

Referensi

Ali, M.(2019).Analisis Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Gender dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Tes Diagnostik Two Tier Di Kotabaru. Cendikia : Jurnal Ilmiah Pendidikan.7(1)59-66. DOI: https://doi.org/10.33659/cip.v7i1.120

Anissa, D.D dan Dewi,R.K. (2021). Peran Protein : Asi dalam Meningkatkan Kecerdasan Anak Menyongsong Generasi Indonesia Emas 2045 dan Relevansi dengan Alquran. Jurnal Tadris IPA Indonesia. 1(3) 427-435.DOI: https://doi.org/10.21154/jtii.v1i3.393

Harvey, D. Bryan,K. dan Day, T. (2019). Materi Genetik Penentu Keturunan. Bandung : PT Pakar Raya.

Herlina, N dan Nurjannah, N. (2017). Membentuk Kecerdasan Otak Janin Selama Kehamilan.Jurnal Sehat Masada. 11(2),157-161.http://ejurnal.stikesdhb.ac.id/index.php/Jsm/article/view/42

Indria, A. Multiple Intelligence. Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat. 3(1),26-41. DOI: https://doi.org/10.31869/jkpu.v3i1.1968

Irawan, B. (2010). Genetika Penjelasan Mekanisme Pewarisan Sifat. Surabaya : Airlangga University Press.

Said, M dan Pratomo, H. (2013). Pendidikan Ibu dan Durasi Pemberian Air Susu Ibu dalam Peningkatan Kecerdasan Siswa Usia Sekolah Dasar.Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 8(4), 169-173. DOI: http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v0i0.395

Saragi, M. P. D. dan Suryani. R. (2018). Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Berjenis Kelamin Perempuan dan Laki-laki SMA Swasta Bandung. Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling. 3 (1), 60-68. DOI:10.30870/jpbk.v3i1.3197

Satiyarni,R.B., Nurmilah, dan Rosahdi, T.D. Identifikasi Fragmen DNA Mitokondria pada Satu Garis Keturunan Ibu dari Sel Epitel Rongga Mulut dan Sel Folikel Akar Rambut. Biosfer Jurnal Tadris Pendidikan Bilogi. 8(1), 13-27. DOI:10.24042/biosf.v8i1.1260

Referensi Gambar 1

Image by kjpargeter on Freepik

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top