Tidak Mau Dipanggil Gudang Hoax? Ini Solusinya!

Ditulis oleh Tara Anggita M. Beberapa waktu lalu, jagat maya dihebohkan dengan sebuah video singkat. Beragam tanggapan yang diberikan warga […]

blank

Ditulis oleh Tara Anggita M.

Beberapa waktu lalu, jagat maya dihebohkan dengan sebuah video singkat. Beragam tanggapan yang diberikan warga net, “Ya Allah dari pada bangun ibukota mending bikin jembatan ini” merupakan salah satunya. Hal ini disebabkan oleh takarir atau caption yang dituliskan oleh akun @undercover.id dalam sebuah kiriman videonya pada tanggal 10 Juni 2021 yang berbunyi “Calon orang hebat. Mempertaruhkan segalanya demi masa depan Indonesia. Semoga pemerintah daerahnya bisa memperjuangkan solusi terkait masalah ini. Lokasi belum diketahui.” Berikut tautan video yang telah dilihat sebanyak 180.317 kali di Instagram tersebut: https://www.instagram.com/p/CP74BK8FiHG/?utm_medium=copy_link [1]

Screenshot (4)_LI.jpg

Dalam video tersebut terlihat tiga orang anak berseragam sekolah dasar yang sedang berada di pinggir sungai. Di dekat Mereka terdapat sebuah katrol dari keranjang rotan berbentuk setengah lingkaran yang diikat dengan empat buah tali di beberapa sisinya serta terhubung dengan sebuah tali panjang yang membentang menyeberangi sungai. Video berdurasi 29 detik tersebut menampilkan tiga orang anak yang menarik keranjang lalu bergelantung dengan berpegangan pada keranjangan untuk meluncur menyeberangi sungai. Aksi yang terbilang ekstrim ini mengundang beragam reaksi dari warga net. Ada yang mendoakan kesuksesan Mereka, memberikan kalimat penyemangat, hingga menuliskan kritik untuk pemerintah. Video yang belum diketahui lokasinya tersebut langsung ini viral di media sosial dan dibagikan berulang kali dengan takarir yang beragam dan terkesan semakin dibuat-buat untuk menjadi celah mengkritik kinerja pemerintah.

blank

Bagaimana faktanya?

Dilansir dari Kompas.com, diketahui bahwa alat tersebut berlokasi di Desa Kuntu Darussalam, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau [2] dan digunakan sebagai alat pengangkut hasil panen sawit untuk menyeberangi sungai yang dangkal. Babinsa Koramil 05/Kampar Kiri mengkonfirmasi video tersebut dan diketahui bahwa tidak jauh dari alat angkut hasil panen terdapat jembatan layak pakai yang dapat digunakan untuk menyeberangi sungai. Sebagian warga memang terkadang menggunakan alat tersebut untuk menyeberang karena dinilai lebih menghemat waktu dibandingkan harus berjalan memutar untuk mencapai jembatan. Dan pada kasus ini, diketahui bahwa alat angkut tersebut juga kerap digunakan sebagai mainan oleh anak-anak setempat [3]. Namun telah dikonfirmasi bahwa pemilik kebun sawit telah setuju untuk melarang anak-anak mendekat atau bermain dengan alat tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

WhatsApp Image 2021-06-24 at 13.04.30.jpeg
(Dok. Koramil 05/Kampar Kiri)

Dapat terlihat bahwa realita yang ada sangat berbeda dengan apa yang tersebar luas di media sosial. dari peristiwa ini juga Kita dapat melihat bahwa akun yang memiliki banyak pengikut pun tidak menjamin semua informasi yang dibagikannya selalu valid atau sesuai dengan realita. Karena kata-kata dapat dipelintir sedemikian rupa untuk memancing perhatian khalayak pengguna media sosial.

Kesimpulan

Peristiwa ini bukan pertama kali terjadi, baiknya masyarakat mulai menyadari bahwa tidak semua informasi dari sosial media dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Seperti yang kita ketahui, adanya kebebasan untuk mengungkapkan pendapat, menulis, atau mengunggah konten di media sosial membuat Kita harus lebih memfilter informasi, karena ada beberapa oknum yang menggunakan media sosial untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Dari Septiaji Eko Nugroho, terdapat beberapa cara untuk menghindari hoax, salah satunya adalah mencermati alamat situs [4] atau asal informasi tersebut, karena ada baiknya untuk langsung mencari tahu kebenaran dari informasi sebelum menyebarluaskannya. Selain mencari informasi dari situs milik pemerintah, artikel ilmiah juga dapat dijadikan pilihan untuk mencari kebenaran dari suatu informasi, karena artikel ilmiah juga dapat diibaratkan sebagai senjata untuk memerangi merebaknya hoax di negara Kita. Menurut Brotowidjoyo (2000), Artikel ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Artinya sebuah artikel ilmiah ditulis berdasarkan fakta, objektif, terstruktur, dan bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jangan sampai Kita diberi label sebagai gudang hoax karena Kita asal menyebarkan informasi yang belum terjamin kebenarnannya.

Jadi mulai sekarang, mari Kita budayakan literasi sehat dengan mengecek kebenaran suatu informasi sebelum menyebarkannya pada orang lain. Suka literasi itu bagus, namun literasi sehat lebih utama.

.

Referensi:

[1] https://www.instagram.com/p/CP74BK8FiHG/?utm_medium=copy_link diakses pada 24 Juli 2021.

[2] Tanjung, I. (2021, Juni 10). Viral Video 3 Anak SD “Flying Fox” Pakai Keranjang Lewati Sungai, Camat: Ada Jembatan, tapi Itu Jalan Pintas. Dipetik Juni 24, 2021, dari Kompas.com: https://regional.kompas.com/read/2021/06/10/200447178/viral-video-3-anak-sd-flying-fox-pakai-keranjang-lewati-sungai-camat-ada?page=all

[3] Rubby, I. (2021, Juni 11). Fakta Sebenarnya di Balik Bocah SD Bergelantungan Seberangi Sungai, Ini Kata Kades. Dipetik Juni 24, 2021, dari Tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/regional/2021/06/11/fakta-sebenarnya-di-balik-viral-video-3-bocah-sd-bergelantungan-sebarangi-sungai-ini-kata-kades?page=3

[4] Cara Cerdas Mencegah Penyebaran Hoax di Media Sosial. (2017, November 07). Dipetik Juni 24, 2021, dari Detiknews: https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-3716300/cara-cerdas-mencegah-penyebaran-hoax-di-media-sosial

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *