Hewan yang hidupnya dekat dengan lingkungan manusia telah membentuk fisiologi dan perilaku tersendiri untuk bisa beradaptasi. Oleh karena itu, ekspresi wajah manusia akan menjadi hal yang informatif bagi hewan peliharaan untuk bisa bekerja sama dengan pemiliknya. Contoh hewan yang menunjukkan perilaku tersebut adalah kuda, kucing, dan anjing.
Namun, hewan yang diternakkan (terutama untuk produksi) belum diketahui apakah dapat memahami isyarat emosional manusia. Dalam kasus ini, Christian Nawroth beserta empat orang rekannya melakukan penelitian yang berjudul “Goats prefer positive human emotional facial expressions“, yakni apakah kambing dapat membedakan ekspresi wajah manusia ketika secara bersamaan ditunjukkan dua gambar manusia asing dengan wajah positif/bahagia dan negatif/marah. Penelitian tersebut diterbitkan di jurnal Royal Society Open Science pada 29 Agustus 2018 [3]. Sebelumnya di tahun 2016, Christian Nawroth juga telah mempublikasikan artikel jurnal yang mengungkap bahwa kambing merupakan salah satu hewan yang cerdas (dapat melakukan pemecahan masalah). Artikel tersebut berjudul “Goats display audience-dependent human-directed gazing behaviour in a problem-solving task” dan dipublikasikan pada jurnal Biology Letters [4].
Berikut adalah desain eksperimental yang dilakukan oleh Christian Nawroth dkk untuk menyelidiki apakah kambing dapat membedakan ekspresi emosional dari wajah manusia.
Experimenter 1 (E1) berada diantara dua papan yang dilapisi logam, memegang segenggam rumput di masing-masing tangan (Gambar 1a). E1 tetap diam, dengan menunjukkan ekspresi wajah yang netral dan melihat ke bawah. Rumput ataupun daun lainnya digunakan dalam sesi pelatihan untuk memotivasi kambing agar mau mendekat ke papan yang dilapisi logam sehingga dapat menjalani sesi pengujian.
Posisi kambing di tengah area dan 5 m dari E1. Setelah E1 menempati posisinya, maka Experimenter 2 (E2) melepaskan kambing yang kemudian bisa mendekati E1 dan mendapatkan makanan. Kambing menerima tiga kali pelatihan (sebelum setiap sesi pengujian) dan harus mendekati E1. Percobaan pelatihan dihentikan ketika kambing tidak mendekati E1 dalam kurun waktu 30 detik. E2 tetap diam dan menunjukkan ekspresi wajah yang netral serta tatapan konstan diarahkan ke papan yang telah dilapisi logam selama pelatihan dan sesi pengujian. Pada papan yang dilapisi logam, ditempel 2 ekspresi wajah yang berbeda dari 1 orang yang sama (gambar 1b), pada papan sebelah kiri dipasang gambar wajah dengan ekspresi negatif/sedih dan sebelah kanan dipasang gambar wajah dengan ekspresi positif/bahagia. Berikut ini adalah videonya:
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=qruo5VwECV8[/embedyt]
Dari hasil uji coba yang dilakukan, kambing dapat membedakan dua bentuk ekspresi emosional dan lebih suka mendekati gambar wajah yang positif/bahagia. Selain itu, mereka berinteraksi lebih sering dan dengan durasi yang lebih lama pada gambar wajah positif/bahagia dibandingkan gambar wajah negatif/sedih. Kambing secara signifikan lebih suka dan lebih lama berinteraksi dengan gambar wajah positif ketika berada di sisi kanan arena tes dibandingkan ketika gambar wajah positif tersebut disebelah kiri, hal ini menunjukkan bahwa mungkin ada keterlibatan diferensial dari belahan otak kiri untuk mendekati wajah bahagia (atau keterlibatan belahan kanan untuk menghindari gambar negatif di sisi kiri) [1,2].
Penelitian yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa kambing dapat membedakan ekspresi wajah manusia dengan informasi emosional yang berbeda. Kambing tidak hanya dapat membedakan manusia yang satu dengan yang lain, tetapi kambing juga lebih menyukai wajah bahagia, terlepas dari jenis kelamin wajah manusia atau jenis kelamin kambing. Temuan ini menunjukkan bahwa kemampuan hewan untuk melihat isyarat wajah manusia tidak terbatas hanya pada hewan yang memiliki sejarah panjang domestikasi seperti kuda, kucing, dan anjing.
Referensi:
[1] Rogers, L.J., 2010. Relevance of brain and behavioural lateralization to animal welfare. Applied Animal Behaviour Science, 127(1-2), pp.1-11.
[2] Leliveld, L.M., Langbein, J. and Puppe, B., 2013. The emergence of emotional lateralization: evidence in non-human vertebrates and implications for farm animals. Applied Animal Behaviour Science, 145(1-2), pp.1-14.
[3] Nawroth, C., Albuquerque, N., Savalli, C., Single, M.S. and McElligott, A.G., 2018. Goats prefer positive human emotional facial expressions. Royal Society Open Science, 5(8), p.180491.
[4] Nawroth, C., Brett, J.M. and McElligott, A.G., 2016. Goats display audience-dependent human-directed gazing behaviour in a problem-solving task. Biology letters, 12(7), p.20160283.
Nama saya Indah Permatasari Zuhdi. Saya mahasiswi S1 jurusan Fisika peminatan material UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hobi yang saya geluti ada membaca, menulis dan memasak. Dan saya menyukai kegiatan berbagi ilmu pengetahuan.