21 Oktober 2020 kemarin, salah satu wahana luar angkasa NASA, OSIRIS-REx berhasil touchdown dan mengambil sampel batuan di Bennu. Bennu merupakan objek luar angkas berdiameter 500 meter yang tergolong asteroid Apollo, atau asteroid yang jaraknya relatif dekat dengan lintasan bumi (bukan di sabuk asteroid utama). OSIRIS-REx sudah mengorbit Bennu (nama lengkapnya 101955 Bennu) selama 2 tahun sejak diluncurkan 2016 silam. Sampel yang sudah diambil kelak akan dikirim kembali ke bumi dan sampai pada tahun 2023.
Asteroid yang Dekat Dengan Bumi
Bennu dan Asteroid Apollo lainnya adalah salah satu subkelompok asteroid near-earth object (NRO). Orbitnya dekat dengan lintasan bumi, berbeda dengan asteroid yang mengorbit antara Mars dan Yupiter. Kebanyakan dari mereka ditemukan dari Lincoln Near-Earth Asteroid Research (LINEAR) pada tahun 1999. Tujuan utama pencarian objek dekat waktu itu adalah memetakan resiko tabrakan bumi dengan batuan luar angkasa yang diangap cukup berbahaya sehingga tidak bisa diabaikan. Bennu sendiri memiliki resiko 1/2700 menabrak bumi antara tahun 2175 dan 2199.
Prediksi manuver objek seperti asteroid bisa rumit karena ada efek Yarkovsky. Untuk meneliti hal ini, peneliti mengirim OSIRIS-REx. Agar properti Bennu dan objek sejenisnya dapat diketahui dan membuat prediksi lebih memadai. Faktor lain yang membuat Bennu harus diteliti karena seperti diketahui bahwa asteroid dan bebatuan luar angkasa lainnya merupakan sisa-sisa pembentukan awal tata surya. Meneliti asteroid dapat mengungkap rahasia lainnya dan menuntun kita ke pemahaman lebih lanjut akan tata surya. Mungkin bahkan mencoba mencari petunjuk akan kehidupan karena ada teori yang mengusulkan kehidupan awal bumi berasal dari batuan luar angkasa yang mengandung materi organik.
Baca: Penjabaran singkat Artemis: Misi pendaratan Bulan 2024
OSIRIS-REx meluncur pada 8 September 2016 dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida. Kemudian sampai ke Bennu pada Desember 2018 (target awal adalah agustus 2018). Menjelang pengambilan sampel, durasi dua tahun dihabiskan untuk meneliti Bennu dengan berbagai instrumen yang melekat di badan pesawat. Salah satu objektif penelitian tersebut adalah menentukan spot-spot terbaik untuk pendaratan dan pengambilan sampel.
Gambar 1. Lengan TAGSM milik Wahana OSIRIS-REx bersentuhan dengan permukaan Bennu (NASA/GODDARD)
Baca: Eksplorasi Luar Angkasa: Ketika Meninggalkan Bumi Memudahkan Kehidupan di Bumi
Gambar 2. Citra foto menunjukan banyak material yang lepas ke angkasa karena penutup tidak berfungsi sempurna (NASA)
Kemacetan Penutup Kontainer Sampel
Tim peneliti meyakini penyebabnya adalah terlalu banyak material yang terangkat ketika mekanisme pengambilan sampel sehingga menyumbat proses penutupan. Skenario yang paling memungkinkan untuk meminimalisir hilangnya sampel ke angkasa adalah sesegera mungkin untuk memasukan sampel yang sudah diambil ke kapsul. Sebenarnya, jika percobaan pertama pengambilan sampel tidak sukses, bisa dilakukan pengambilan sampel kedua. Bahkan dalam perencanaannya, tim peneliti menyiapkan spot sampel cadangan. Namun karena pengambilan sampel 20 Oktober kemarin berjalan lancar, tidak ada rencana pengambilan kedua dan OSIRIS-REx sudah diarahkan terbang menuju bumi. Oleh sebab itu, kondisi sekarang tidak memungkinkan untuk pesawat kembali ke Bennu untuk melakukan TaG (touch-and-go) lagi.
Baca: Perusahaan Ini Berencana Memanggang Biji Kopi Menggunakan Sebuah Kapsul Luar Angkasa
Referensi:
- Malik, Tariq. NASA’s first attempt to sample an asteroid in space made a mess. It’s the best mess ever, scientists say. https://www.space.com/nasa-osiris-rex-asteroid-bennu-sampling-results (diakses 23 Oktober 2020)
- Wall, Mike. NASA asteroid probe is overflowing with space-rock samples. https://www.space.com/osiris-rex-asteroid-samples-overflowing (diakses 24 Oktober 2020)
- JPL, CALTECT, Sentry: Earth Impact Monitoring Database https://cneos.jpl.nasa.gov/sentry/
- NASA. Ten Thins to Know About Bennu https://www.nasa.gov/feature/goddard/2020/bennu-top-ten/