Di tengah pandemi Covid-19, masker termasuk barang yang wajib dimiliki untuk melindungi diri dari virus. Salah satu jenis masker yang paling terkenal adalah masker N95, ditemukan oleh Peter Tsai sebagai karya dari penelitiannya sejak tahun 1992.
Namun, pada tahun 1910, telah diproduksi masker berukuran 6 inci x 4 inci yang juga menggunakan kapas penyerap selayaknya masker N95. Masker tersebut digunakan untuk menghadapi wabah Manchurian Raya di Cina. Pendesainnya adalah Profesor Wu Lien Teh, yang juga dijuluki sebagai plague fighter ‘pejuang wabah’ dan father of the public health system ‘Bapak Sistem Kesehatan Masyarakat’.
Siapakah Dr. Wu Lien Teh?
Menurut seorang terpelajar, filsuf, jurnalis, dan reformator Tiongkok, Liang Qichao, “Sejak akhir Dinasti Qing hingga masa Republik Rakyat Cina, sekitar setengah abad sejak sains datang ke Cina, hanya Dr. Wu Lien-teh yang bisa bertemu dan berbincang dengan saintis dari luar sebagai seorang terpelajar yang sesungguhnya.” Selain itu, pada tahun 1935, Dr. Wu menjadi dokter Tionghoa pertama yang menerima nominasi Nobel di bidang kedokteran.
Dr. Wu Lien Teh lahir di Penang, 10 Maret 1879. Pada usia 17 tahun, beliau pergi ke Inggris untuk menempuh pendidikan di Emmanuel College, Cambridge. Dia dianugerahi gelar bergengsi M.D. dari Universitas Cambridge. Gelar M.D. (Doctor of Medicine) sendiri adalah gelar tertinggi bagi para dokter dan ahli bedah.
Setelah itu, Dr. Wu bergabung dengan Lembaga Penelitian Medis di Kuala Lumpur, Malaysia pada tahun 1903. Namun, pada tahun 1910, dia dipanggil untuk meneliti sebuah kasus infeksi virus di kota internasional Harbin, Cina. Virus itu kemudian dikenal sebagai penyebab wabah Manchuria. Wabah Manchuria terjadi pada tahun 1910-1911 dan menewaskan hingga 60 ribu orang.
Menjadi Pejuang Wabah yang Diremehkan
Serupa dengan wabah Covid-19 yang diduga disebabkan oleh hewan, wabah Manchuria disebabkan oleh marmut tarbagan. Setelah melakukan autopsi, Dr. Wu menyimpulkan bahwa medium penyebaran virus adalah udara. Pada akhirnya, Dr. Wu berhasil mengatasi wabah tersebut. Langkah yang diambil adalah lockdown, karantina, pembatasan perjalanan, kontrol perbatasan, hingga kremasi massal. Selain itu, Dr. Wu sendiri sangat merekomendasikan pemakaian masker wajah.
Masker yang dikenakan merupakan hasil modifikasi dari masker yang Dr. Wu lihat semasa kuliah. Bahan utamanya ialah kain kasa dan kapas, juga selapis kain lagi untuk meningkatkan kemampuan menyaring udara. Penemuan Dr. Wu adalah sebuah terobosan. Kendati demikian, masih ada yang meragukan Dr. Wu, bahkan meremehkannya dengan sentimen rasial.
Yang mencibir Dr. Wu saat itu adalah rekannya sesama dokter, yakni Dr. Gerald Mesny yang berasal dari Perancis. Setelah berkata, “Apa yang bisa diharapkan dari seorang pria Cina?” Mesny bekerja mengobati pasien tanpa mengenakan masker untuk menantang Dr. Wu. Namun, pada akhirnya Mesny tertular virus mematikan tersebut dan meninggal dunia dua hari setelahnya.
Atas kontribusi besarnya, Dr. Wu diangkat sebagai direktur pertama Manchurian Plague Service atau Layanan Wabah Manchuria pada tahun 1912. Selain itu, Dr. Wu juga menjadi presiden Asosiasi Medis Tiongkok pada 1916 hingga 1920.
Dr. Wu meninggal dunia di usia 80 pada tanggal 21 Januari 1960 di kampung halamannya. Untuk mengenang jasanya, pada tahun 2015, Institut Wu Lien Teh didirikan di Harbin.
Quotes Dr. Wu Lien-teh
“Meskipun telah banyak yang aku capai, masih banyak lagi yang harus diselesaikan, dan aku selalu mencari rekan-rekan yang bersedia untuk bekerja keras, lama, dan berat, serta hidup dengan sederhana.”
– Wu Lien Teh, Shanghai, Cina, 1931
Referensi
- Alsair, A. H. (2020, 29 Maret). Sejarah Masker Selama Lima Abad: Dari Model Paruh Burung Sampai N95, diakses pada 27 Mei 2020, dari https://sulsel.idntimes.com/life/education/ahmad-hidayat-alsair/sejarah-masker-selama-lima-abad-dari-model-paruh-burung-sampai-n95.
- Liputan6. (2020, 6 Mei). Berkaca pada Wu Lien-teh, Dokter Penakluk Wabah Manchuria Raya di China 1911, diakses pada 27 Mei 2020, dari https://www.liputan6.com/global/read/4247039/berkaca-pada-wu-lien-teh-dokter-penakluk-wabah-manchuria-raya-di-china-1911.
- Ma, Z., & Li, Y. (2016). Dr. Wu Lien Teh, plague fighter and father of the Chinese public health system. Protein & cell, 7(3), 157-158.
- Suara Riau. (2020, 19 April). Pada Tahun 1911, Epidemi Lain Melanda Cina. Ketika Itu, Dunia Bersatu, diakses pada 27 Mei 2020, dari http://suarariau.co/baca/cetak/1587258317pada-tahun-1911-epidemi-lain-melanda-cina-ketika-itu-dunia-bersatu.
- Wu, Y. L. (1995). Memories of Dr. Wu Lien-teh, plague fighter. World Scientific.
Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, meraih medali emas dalam ajang Indonesian Fun Science Award 1.0 oleh Swiss German University. Profil lebih lengkap dapat dilihat di www.odessaazara.com.
Hai. ada artikel bagus juga nih. Penelitian terbaru tentang Potensi Tsunami Non-Tektonik di dekat Calon Ibukota Baru Indonesia ditinjau dari ilmu Geologi. Selengkapnya di link ini
https://warstek.com/2020/05/30/submarine-landslides-in-the-makassar-strait-potensi-tsunami-non-tektonik-di-dekat-calon-ibu-kota-baru-indonesia/
Semoga bermanfaat
Artikel yang bagus. Boleh berkunjung juga ke artikel yang satu frekuensi dengannya pada tautan berikut ini.
https://warstek.com/2020/05/28/self-improvement-dalam-berpikir-dan-belajar-layaknya-ahli/