Bahasa isyarat merupakan solusi untuk menjembatani komunikasi antara sebagian masyarakat tunawicara dan tunarungu dengan masyarakat lainnya. Kita sebagai makhluk sosial memiliki tabiat menyingkirkan sekat sosial antara tiap golongan masyarakat sehingga wajar apabila kita masih terus berupaya mencari solusi yang lebih efektif untuk masalah kita, yang mana di antaranya adalah masalah komunikasi ini. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh sekelompok peneliti dari Universitas California di Amerika adalah sarung tangan yang mampu menerjemahkan bahasa isyarat ke bahasa lisan.
“Harapan kami (sarung tangan) ini membuka jalan mudah bagi pengguna bahasa isyarat untuk berkomunikasi langsung dengan non-pengguna bahasa isyarat tanpa memerlukan orang lain untuk menerjemahkan mereka,” demikian ucap Jun Chen, seorang peneliti utama di penelitian tersebut yang menyandang gelar asisten profesor bioteknik di Sekolah Teknik Samueli Universitas California. Para peneliti tersebut telah membuat sistem penerjemahan Bahasa Isyarat Amerika (American Sign Language) ke Bahasa Inggris Amerika.
Dalam pengujian perangkat ini, pengubahan isyarat tangan ke kata-kata menggunakan bantuan algoritma Machine Learning. Pengguna sarung tangan mengulangi setiap isyarat tangan 15 kali dengan total jumlah isyarat sebanyak 660. Sarung tangan ini memiliki tingkat pengenalan yang tinggi sebesar 98,63% sehingga dapat mengenali isyarat tangan dalam waktu singkat kurang dari 1 detik.
Cara Kerja
Lalu bagaimana cara kerja teknologi sarung tangan ini? Teknologi ini bekerja dengan merubah sinyal listrik analog yang berasal dari isyarat tangan menjadi sinyal listrik digital lalu menjadi suara. Jika kita menggosokkan penggaris ke rambut lalu mendekatkan ke potongan-potongan kecil kertas maka potongan-potongan kertas itu akan menempel sesaat karena efek listrik statis. Demikian pula pergerakan tangan yang mengenakan sarung tangan ketika membentuk isyarat menghasilkan sinyal listrik yang menyerupai sinyal listrik yang dihasilkan penggaris tersebut. Fenomena yang kemudian dimanfaatkan dalam teknologi ini disebut induksi triboelektrifikasi dan listrik statis.
Sarung tangan ini memiliki sensor di sepanjang kelima jarinya. Sensor inilah yang menangkap sinyal mencakup gerakan tangan membentuk huruf, angka, dan kata. Sensor tersebut terhubung dengan papan sirkuit yang meneruskan sinyal ke smartphone, pengubah sinyal listrik ke kata-kata. Menariknya sensor ini terbuat dari bahan benang polimer penghantar listrik. Kelebihan sarung tangan ini dibandingkan yang sebelumnya adalah terbuat dari bahan polimer yang ringan dan murah tetapi tahan lama dan dapat diregangkan. Selain itu juga lebih fleksibel dan nyaman dikenakan sehingga cocok untuk tangan.
Akankah kita mampu menerapkan teknologi serupa untuk Bahasa Isyarat Indonesia?
Referensi
- University of California – Los Angeles. (2020, June 29). Wearable-tech glove translates sign language into speech in real time: The device is inexpensive, flexible and highly durable. ScienceDaily. Retrieved June 18, 2021 from www.sciencedaily.com/releases/2020/06/200629120201.htm
- Zhou, Z., Chen, K., Li, X. et al. Sign-to-speech translation using machine-learning-assisted stretchable sensor arrays. Nature Electronics 3, 571–578 (2020). https://doi.org/10.1038/s41928-020-0428-6
Mahasiswa S1 Teknik Metalurgi Material di Sakarya Üniversitesi, Turki. Menyukai ilmu material, industri, dan sejarah. Menyukai baca-tulis, diskusi, dan bertukar pikiran. Terbuka untuk berdiskusi.