Saat ini, ketika kita harus pergi keluar kota, ataupun mendaftar pekerjaan[4], kita harus memiliki bukti bahwa kita kita mengidap korona. Bukti tersebut bisa diperoleh melalui dua jenis tes, yaitu Rapid Test dan SWAB Test. Pada rapid test, kita akan disuntik lalu kemudian darah kita akan diambil. Darah tersebut kemudian akan diuji untuk membuktikan apakah kita positif korona atau tidak. Namun, jika anda phobia dengan jarum suntik, pilihan kedua adalah solusinya.
Adapun pada SWAB test, sampel akan diambil melalui hidung kita. Pengambilan sampel tersebut, menurut pengalaman beberapa orang, cukup menyakitkan. Lalu jika takut dengan keduanya, bagaimana solusinya? Sebuah universitas ternama di Indonesia yakni Universitas Gajah Mada telah menciptakan inovasi terbaru terkait uji covid-19, dengan bermodalkan hembusan napas saja. Penasaran bagaimana kelanjutannya? Yuk baca artikel ini.
Alat ini dikenal sebagai “GeNose”, yaitu berupa alat yang mampu mendeteksi dan mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak hanya dengan hembusan nafas. “GeNose” bekerja dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersamaan dengan nafas seseorang. Nafas seseorang tersebut dideteksi melalui sensor-sensor yang kemudian diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan untuk didiagnosis. “GeNose” memiliki banyak kelebihan diantaranya cepat, akurat, dan dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien[3].
“GeNose” terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time. “GeNose” juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang terpusat di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi. Data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi secara actual[5].
“GeNose” dikabarkan telah dikalibrasi dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro, Yogyakarta. Hasil kalibrasi tersebut menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi, yaitu sebesar 97 persen. “GeNose” juga dikabarkan akan memasuki tahap uji diagnostik (uji klinis) yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia[5]. Wah hebat ya, semangat untuk UGM!
Sumber :
[1] CNN Indonesia. 2020. UGM Buat Alat Deteksi Covid-19 Hanya dari Hembusan Nafas. Diakses pada tanggal 20 September 2020 di : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200915154325-199-546791/ugm-buat-alat-deteksi-covid-19-hanya-dari-hembusan-nafas
[2] Gusti.2020. Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Harapkan GeNose Buatan UGM Bisa Gantikan Uji PCR. Diakses pada tanggal 20 September 2020 di https://www.ugm.ac.id/id/berita/20081-ketua-konsorsium-riset-dan-inovasi-covid-19-harapkan-genose-buatan-ugm-bisa-gantikan-uji-pcr
[3] Iman, Mustafa. 2020. GeNose Buatan UGM, Cara Deteksi Covid-19 dengan Hembusan Nafas. Diakses pada tanggal 20 September 2020 di : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/09/16/genose-buatan-ugm-cara-deteksi-covid-19-dengan-hembusan-nafas
[4]Kompas.com. 2020. Tes Swab untuk Syarat Bekerja di Perusahaan, Ternyata Positif Corona. Diakses pada tanggal 20 September 2020 di https://regional.kompas.com/read/2020/07/19/15040871/tes-swab-untuk-syarat-bekerja-di-perusahaan-ternyata-positif-corona?page=all
[5] Satria.2020. Hembusan Nafas Sekelas Swab Test Untuk Deteksi Covid-19: GeNose Karya UGM. Diakses pada tanggal 20 September 2020 di https://www.ugm.ac.id/id/berita/20051-hembusan-nafas-sekelas-swab-test-untuk-deteksi-covid-19-genose-karya-ugm