Ilmuwan Mengusulkan Sebuah Hipotesis Bahwa Bumi Terperangkap di Dalam Terowongan Magnet Raksasa

Planet kita, beserta tata surya dan beberapa bintang tetangga, mungkin terperangkap di dalam sebuah terowongan magnet raksasa.

blank

Planet kita, beserta tata surya dan beberapa bintang tetangga, mungkin terperangkap di dalam sebuah terowongan magnet raksasa — dan para peneliti belum tahu kenapa hal ini bisa terjadi.

blank

Terowongan raksasa yang diusulkan memiliki lebar ratusan tahun cahaya, cukup besar untuk melingkupi Bumi, tata surya kita, dan bahkan bintang-bintang tetangga.
(Kredit gambar: Eduard Muzhevskyi via Getty Images)

Sebuah ruang berbentuk tabung dengan “filamen” magnetik yang luas, setara dengan jarak 1.000 tahun cahaya dan tidak terlihat oleh mata manusia, mungkin mengelilingi tata surya kita, seperti yang diusulkan oleh para peneliti dalam sebuah penelitian terbaru. Jennifer West, seorang ahli astronomi di Institut Dunlap untuk Astronomi dan Astrofisika di Universitas Toronto, mengusulkan ide ini setelah menginvestigasi North Polar Spur dan Fan Region—dua struktur gas yang sangat terang di lingkungan galaksi kita—dan menemukan bahwa keduanya mungkin terhubung meskipun berada di sisi langit yang berbeda.

blank

Gambar 1. Sebelah kiri menunjukkan sebuah terowongan melengkung, dengan geometri yang terbentuk oleh lampu terowongan dan marka jalan mirip dengan geometri terowongan kosmik. Sementara itu, gambar sebelah kanan menampilkan langit malam dalam gelombang polarisasi radio, dengan filamen-filamen yang dianotasi dengan panah.
(Kredit gambar: Kiri: Pixabay/Jennifer West. Kanan: Dominion Radio Astrophysical Observatory/Villa Elisa telescope/ESA/Planck Collaboration/Stellarium/Jennifer West)

Hal ini akan menempatkan tata surya kita bersama sebagian kecil dari Bima Sakti, di dalam terowongan magnet raksasa tersebut.

North Polar Spur, yang tampak sebagai awan kuning besar yang membentang di atas bidang galaksi kita, adalah puncak gas raksasa yang memancarkan sinar-X dan gelombang radio. Sementara itu, Fan Region kurang dipahami tetapi menghasilkan banyak gelombang radio yang terpolarisasi. Meskipun wilayah-wilayah luar biasa ini di luar angkasa ditemukan pada tahun 1960-an, pemahaman ilmiah tentang mereka masih terbatas, dan sebagian besar penelitian sebelumnya menggambarkan setiap struktur secara terpisah.

Namun, dengan memasukkan data dari pengamatan gelombang radio ke dalam model komputer baru, Jennifer West dan rekan-rekannya berhasil memetakan panjang dan posisi yang memungkinkan dari benang-benang raksasa tersebut. Model tersebut memperkirakan bahwa benang-benang tersebut memiliki panjang sekitar 1.000 tahun cahaya dan struktur tersebut kemungkinan besar berjarak sekitar 350 tahun cahaya dari tata surya. Informasi ini memberikan wawasan baru tentang kompleksitas dan skala fenomena kosmik, sementara pemahaman ilmiah terus berkembang seiring penelitian lebih lanjut.

blank

Gambar 2. Peta ilustrasi dari Bima Sakti. Gambar kecil yang diperbesar menunjukkan batang-batang filamen dengan titik merah kecil, matahari kita, terjebak di antara mereka.
(Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech/R. Hurt/SSC/Caltech/Jennifer West)

Tidak hanya di wilayah kita dalam alam semesta ini, filamen kosmik ini terlihat meluas di seluruh galaksi dan mampu memancarkan berbagai jenis cahaya. Para peneliti menemukan bahwa struktur filamen telah terlihat memancarkan cahaya optik di sekitar sisa-sisa ledakan bintang raksasa, atau supernova; di awan molekuler; dan di dinding “cerobong galaksi”—rongga-rongga besar yang terbentuk karena beberapa ledakan supernova, tempat gas panas dari cakram galaksi mengalir ke halo galaksi. Bahkan, beberapa penelitian mengusulkan bahwa filamen spiral gas molekuler dapat menjadi “tulang” yang membentuk “rangka” Galaksi Bima Sakti.

blank

Gambar 3. Ilustrasi (tidak sesuai skala) posisi matahari kita di dalam lingkaran filamen magnetik yang sangat besar.
(Kredit gambar: West et al.)

Para ilmuwan mengonfirmasi hasil temuan mereka dengan mengamati lebih rinci wilayah-wilayah yang telah mereka simulasi, dan kemudian menggunakan hasil pengamatan tersebut untuk menyempurnakan model mereka. West berharap bahwa dengan mengembangkan model ini lebih dalam, ia bisa meningkatkan kemampuan para astronom untuk memahami filamen magnetik lain yang terlihat di sekitar galaksi kita. Kemungkinan menarik lainnya adalah bahwa tali magnetik yang tak terlihat ini bisa menjadi bagian kecil dari struktur galaksi yang jauh lebih besar.

Informasi ini memberikan wawasan baru tentang kompleksitas dan skala fenomena kosmik ini, sementara pemahaman ilmiah terus berkembang seiring penelitian lebih lanjut.

Referensi :

West, J. L., Landecker, T. L., Gaensler, B. M., Jaffe, T., & Hill, A. S. (2021). A Unified Model for the Fan Region and the North Polar Spur: A bundle of filaments in the Local Galaxy. The Astrophysical Journal923(1), 58.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *