Pertanyaan tersebut ditanyakan di situs Quora.com, yang mana pertanyaan aslinya adalah “Mengapa kita perlu belajar aljabar, statistika hingga integral di pelajaran Matematika SMA, padahal hal tersebut tidak akan kita gunakan dalam kehidupan nyata? [1].
Namun Warstek memodifikasinya sedikit dengan menghilangkan kata “Aljabar dan Statistika”. Mengapa? Karena pada hakikatnya aljabar sangat sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari (dan kita tidak sadar), baik oleh siswa ketika menabung, ibu-ibu yang mengorganisir uang belanja, hingga pedagang yang menghitung untung rugi [2]. Begitupun pula dengan statistika, berbicara tentang pemilu 2019 maka tidak akan lepas dari yang namanya survei elektabilitas dan survei merupakan bagian dari statistika [3]. Mungkin yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah konsep integral, kecuali jika Anda bekerja sebagai perancang antena, satelit, atau perancang teknologi lainnya!
Oke, kembali pada pertanyaan, mengapa kita perlu mempelajari integral padahal tidak akan dipakai dalam kehidupan sehari-hari?
Berikut ini adalah jawaban yang sangat menarik dari Muhammad Mahfuzh Huda (S2 Kimia Universitas Okayama Jepang dan penulis blog mystupidtheory.com) yang Warstek lampirkan tanpa diedit:
Saya akan coba terangkan pendapat saya, tanpa sedikitpun persamaan dan konsep matematika.
Lebih ekstrim dari pertanyaan itu, kenapa kamu dilatih berulang-ulang mengerjakan soal-soal aljabar, statistika, dan integral? Sementara itu setiap ke kantin kamu hanya perlu menggunakan operasi tambah dan kurang saja untuk membeli makanan.
Apakah ilmu matematika ini benar-benar akan berguna untukmu di masa depan?
Saya kira tidak ada pelajaran lain yang karena rasa yang benci begitu mendalam sehingga membuat kemampuan siswa mengkritisi pelajaran matematika itu sendiri begitu tajam! Dan benci bisa saja menjadi cinta.lol
Pernahkah pertanyaan serupa kalian munculkan ke pelajaran-pelajaran lainnya?
Apakah peristiwa sejarah kemerdekaan yang kalian ingat-ingat itu pernah terpakai di kehidupan nyata?
Apakah pelajaran tentang sel yang sudah kamu hafalkan menjelang ujian itu akan terpakai di kehidupan nyata?
Masih kurang ekstrim? Yuk sekalian masuk ke dunia professional.
Baiklah… Sekarang tanyakan ke saudara atau temanmu yang dokter, apakah Hukum Mendel yang dipelajari dalam biologi SMA itu pernah mereka gunakan dalam kerjaanya sehari-hari?
Apakah Integral, Diferensial dan Limit yang dipelajari mati-matian ketika ujian masuk universitas jurusan kedokteran itu, pernah digunakan oleh dokter di meja prakteknya?
Pengusaha yang omsetnya jutaan, apakah mereka menggunakan integral fungsi dan diferensial dalam menghitung permintaan dan pembelian dalam bidang ekonomi?
Analis kimia tidak pernah juga melihat kembali Sistem Periodik Unsur (SPU) kemudian menganalisa deret elektronegativitasnya, ukuran atomnya, dan beragam sifat fisis dan kimia yang ada pada SPU. Paling, mereka hanya melakukan serangkaian uji lab, kemudian selesai. Lalu kenapa saat SMA belajar deret sifat di SPU?
List ini akan berlanjut!
Lalu apa gunanya semua ini? #gebrakmeja #remaskertas #gigitpensil
Santai…
Refreshing dulu… Jalan-jalan ke lapangan sepak bola, melihat-lihat rumput yang hijau sembari menghirup udara segar. Tapi kemudian kamu lihat,
Loh.. Ngapain atlit ini kok push up berulang kali?
Eh…. Mengapa Ronaldinho sit up ratusan kali?
Melirik ke atlit cabang Badminton kebanggaan Indonesia.
Loh.. Ini Taufik Hidayat kok setiap hari harus jogging?
Lalu apa kalian pernah lihat pemain sepak bola yang menggunakan push updan sit up ketika bertanding sepak bola? Nooo!
Apa pernah lihat Taufik Hidayat jogging mengelilingi lapangan bulu tangksinya? Nooo!
Atau pernah lihat petinju ketika bertanding kemudian melakukan ini?
Cuplikan film rocky[1]
Lalu ngapain mereka melakukan itu semua?
Kalau saat bermain bola, tanding badminton, dan di ring tinju, tak satupun dari gerakan rutin yang mereka lakukan itu dipakai?
Oke, aku bantu jawabnya, mereka sedang melatih refleks, meluaskan jangkauan dan menghindari cedera.
Sampai di sini, kita sudah punya pertanyaan yang lebih global. Apa gunanya seluruh pelajaran dalam pendidikan dasar 12 tahun itu?
Yap! Stretching alias pemanasan!
Push up, sit up dan jogging yang dilakukan atlet-atlet tersebut mungkin sudah dimaklumi untuk melatih otot, meluaskan jangkauan sendi dan menciptakan refleks.
Refleks ini terbentuk di dua organ, yang pertama tulang belakang yang sudah dimiliki sejak lahir dan otak kecil yang mengatur keseimbangan. Di dalam refleks, kata “Mengerti” atau “Paham”, tidak bernilai apa-apa, sebab otak besar tidak memproses informasi kemudian meresponsnya, itu terlalu lambat. Oleh karenanya semuanya terjadi secara refleks, instant, nyaris tanpa proses.
Jadi mengerti dan paham saja tidak cukup, tetapi otak kecil anda harus terlatih untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang hingga akhirnya bisa beradaptasi terhadap gerakan baru yang aplikatif untuk bermain bola, bulu tangkis dan bertanding tinju.
Hal yang sama dengan aljabar, statistika, hingga integral. Pelajaran tersebut harus Anda kuasai agar otak besar terlatih untuk menyelesaikan sebuah persoalan secara terstruktur dan sesuai metode.
Langkah-langkah yang dibangun ketika mengerjakan sebuah persoalan matematika yakni analisa, rencanakan solusi (design), uji solusi (development), kemudian evaluasi hasilnya merupakan langkah kongkrit berfikir ilmiah yang polanya kalian temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi kan masalah sehari-hari jauh lebih mudah diselesaikan dibandingkan limit dan integral?
Tepat! Limit dan Integral ialah bagian dari stretching dimana hal tersebut dilakukan untuk memperluas jangkauan Anda. Tidak semua orang memerlukan integral tetapi otak Anda sekali-kali harus di regangkan untuk mencapai pemahaman baru, dan itu adalah Integral dan Limit.
Bisa saja Anda tidak pernah lagi menggunakan Integral dan Limit, tetapi usaha Anda ketika mencoba memahami Integral dan Limit mungkin telah membuat otak Anda berkembang untuk lebih beradaptasi dalam menangani masalah-masalah serius.
Jadi walaupun terasa menyiksa, topik-topik dasar dari matematika (terutama), fisika, kimia, sosiologi, sejarah, seni dan berbagai pelajaran lainnya akan sangat penting pengaruhnya dalam pengembangan pola pikir Anda.
Diluar dari hal tersebut, atlet juga melatih gerakan-gerakan yang aplikatif seperti tendangan langsung di sepak bola, footwork badminton, dan jabdalam tinju.
Jadi walaupun sudah belajar pemanasan di sekolah, sebaiknya jangan juga lupakan untuk belajar hal-hal yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari juga.
That’s all.
Catatan Kaki
[1] Sylvester Stallone Rocky GIF – SylvesterStallone Rocky Training – Discover & Share GIFs
Bagaimana apakah Sahabat Warstek setuju dengan jawaban tersebut atau memiliki jawaban lain? Silahkan sampaikan di kolom komentar ya 🙂
Referensi:
[1] Mengapa kita perlu belajar aljabar, statistika hingga integral di pelajaran Matematika SMA, padahal hal tersebut tidak akan kita gunakan dalam kehidupan nyata? diakses pada 4 Maret 2019.
[2] Aljabar Dalam Kehidupan Sehari-Hari diakses pada 4 Maret 2019.
[3] Lembaga Survey untuk Menggiring Opini Publik. Hati-hati, Jangan Mau Dibodohi! diakses pada 4 Maret 2019.
Artikel yang bagus. Boleh berkunjung juga ke artikel yang satu frekuensi dengannya pada tautan berikut ini.
https://warstek.com/2020/05/28/self-improvement-dalam-berpikir-dan-belajar-layaknya-ahli/
jadi jawabannya buat pemanasan dan latihan otak kita utk menghadapai persoalan2 lain gitu kah?
terus yg SMA nya pas pelajaran aljabar limit diferensial integral dsb remidi terus sampe dilulusin gurunya karna faktor “kasian”, apakah bakal kesulitan nantinya ketika menghadapi persoalan2 lainnya?
Entahlah kawan. Kalau menurut saya sih, jawaban di atas benar, untuk pemanasan dan pengembangan pola pikir. Ketika kita terbiasa berpikir abstrak, maka dalam menjalankan kegiatan yg konkret pun kita tidak akan kesulitan. Dalam hal ini, mateatika termasuk cara berpikir abstrak,. Mungkin kamu bingung dengan kata-kata ku ini, tapi kuharap suatu saat kamu akan mengerti. 😂
Tapi kawan, selain itu, maksudku selain pemanasan, pelajaran-pelajaran itu secara nyata juga sangat bermanfaat dalam kehidupan nyata kita, ya meskipun tidak semua orang merasakan manfaatnya secara langsung. Misalnya, tentang ilmu sejarah, apa jadinya kita kalau kita tidak mengetahui sejarah bangsa kita, dan juga sejarah dunia kita. Tentang ilmu kewarganegaraan, apa jadinya kita kalau ga punya wawasan kebangsaan. Misalnya juga, tanpa aljabar integral dan diferensial, apa yang akan terjadi dengan dunia teknik, perancangan bangunan, teknologi, dsb. Pelajaran fisika tentang gaya newton, gravitasi, kesetimbangan, dsb dsb itu juga penting sekali. Bangunan yang dihitung tanpa perhitungan, tidak akan kokoh bukan. Aku akan berikan contoh juga selain bangunan, misalnya, ilmu fisika dan kimia juga sangat berguna dalam dunia meteorologi, tentang perkiraan cuaca, mitigasi bencana,. Semua dasar ilmunya, dipelajari di SMA, untuk dikembangkan menjadi yang lebih aplikatif lagi di dunia kuliah mereka,. Buat yang matematikanya sering remidi, ya mungkin dia lebih bakat di ilmu yang lain, misalnya jurusan ips, atau bahasa.
Tentang ilmu biologi,..dengan mengetahui alam, bahkan mempelajari tubuh kita sendiri, kita bisa lebih tahu bagaimana cara merawat tubuh kita dengan baik.
Jika kita ingin bicara lagi tentang matematika, harus kukatakan, dia ilmu mentah (dasar) yang sangat banyak penerapannya.
Intinya aku, sebagai anak ipa, tidak pernah menyesal mempelajari itu semua. Meskipun kini aku bukan anak teknik, atau anak jurusan ilmu ipa murni,. Mempelajari semua pelajaran sangat menyenangkan, dan di jurusan ipa, rasanya seperti menyingkap tabir semesta, kita bisa memahami, betapa teraturnya alam semesta ini, matematika, fisika, kimia, biologi, kita bisa melihat keajaiban, betapa Indah nya Tuhan menciptakan alam semesta dengan begitu detail, rapu, dan rinci.
#maaf kalo kepanjangan dan mbulet