Mud Volcano Kesongo dan Semburan Lumpur di Pulau Jawa serta Madura

Semburan Lumpur dan Gas di Kesongo Blora. Semburan lumpur bercampur gas di kawasan Kesongo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terjadi pada […]

Semburan Lumpur Kesongo Blora dan Penjelasannya

Semburan Lumpur dan Gas di Kesongo Blora.

Semburan lumpur bercampur gas di kawasan Kesongo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terjadi pada Kamis 27 Agustus 2020 lalu. Kemudian apa bedanya fenomena ini dengan semburan lumpur yang ada di Sidoarjo? Mengapa kemudian volume letupan lumpur terkadang besar dan sesekali kecil? Apakah kemunculan gas dari setiap semburan lumpur kemudian berbahaya bagi manusia dan hewan? Menurut para ahli geologi dan hasil penelitian terdahulu, semburan lumpur bercampur gas pada kawasan Kesongo Desa Gabusan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis 27 Agustus 2020, merupakan fenomena gunung api lumpur atau mud volcano.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=NRV0Cz93DfY[/embedyt]

Apa itu Mud Volcano?

Peristiwa di kawasan Kesongo tersebut merupakan akibat dari gunung api lumpur atau mud volcano. Mud volcano merupakan fenomena ekstrusi hidrokarbon dan gas metana. Kawasan Kesongo adalah keunikan fenomena alam setempat yang berupa hamparan tanah luas yang mengeluarkan semburan lumpur menyerupai fenomena Bledug Kuwu pada wilayah Desa Kuwu, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah (Burhannudinnur, dkk, 2012).

Gambar 1. Lokasi mud volcano di Peta Zona Tektonostratigrafi Jawa Timur
Gambar 1. Lokasi mud volcano di wilayah Kesongo dan sekitarnya berdasarkan Peta Zona Tektonostratigrafi Jawa Timur (Sumber: Smyth et al, 2005 dalam Burhannudinnur, dkk, 2012)

Mud volcano merupakan struktur pembubungan atau piercement structures yang kemudian memperlihatkan lepasnya sedimen dengan tekanan berlebih atau overpressure. Membubung ke atas secara upward piercing dari bawah permukaan kemudian ke permukaan bumi (from subsurface to the Earth’surface). Adanya fenomena pengapungan dan perbedaan tekanan atau yang biasa disebut dengan buoyancy and differential pressure, kemudian mempengaruhi hal tersebut (Kopf, 2002).

Gambar 2. Skema proses terjadinya semburan lumpur pada suatu lokasi gunung api lumpur yang membentuk mud diapir secara umum (Sumber: Kopf, 2002)
Gambar 2. Skema proses terjadinya semburan lumpur pada suatu lokasi gunung api lumpur (mud volcano) yang kemudian membentuk mud diapir secara umum (Sumber: Kopf, 2002)
Gambar 3. Schematic diagrams dari bentukan suatu mud volcano (a) cone-shaped dan (b) pie-shaped mud (Sumber: Kopf, 2002)
Gambar 3. Schematic diagrams dari suatu mud volcano dalam beberapa bentukan: (a) cone-shaped dan (b) pie-shaped mud (Sumber: Kopf, 2002)

Pengaruh Kondisi Batuan dan Struktur Geologi.

Kawasan Kesongo merupakan bagian dari Formasi Kerek, yang kemudian terdiri dari batupasir dan batulempung. Kondisi geologi pada masa lalu telah mengendapkan batuan pada lokasi tersebut secara cepat sehingga pada prosesnya menjebak air dalam pori-pori batuan secara terus menerus hingga tebal. Proses pengendapan tersebut kemudian memunculkan kondisi gradien panas bumi (gradien geothermal). Hal itu kemudian membuat lapisan batuan pada bagian bawahnya semakin tertekan dan makin panas suhunya, sehingga membuat kondisinya berubah menjadi campuran batuan, lumpur, air dan uap panas. Wilayah Semarang hingga Sidoarjo terdapat banyak patahan atau sesar, yang menjadi zona lemah. Patahan ini yang kemudian bisa menjadi jalan keluar dari mud volcano tersebut (Satyana & Asnidar, 2008).

Gambar 4. Schematic diagrams yang menjelasakan secara umum model dari suatu proses mud intrusion/extrusion 
Gambar 4. Schematic diagrams yang menjelasakan secara umum model dari suatu proses mud intrusion/extrusion pada kondisi (a)confined, (b) unconfined, dan (c) released pressures pada semburan lumpur mud volcano. (Sumber: Kopf, 2002)
Gambar 5. Penampang sayatan geologi di Pulau Jawa hingga Madura yang menjelasakn kondisi geologi pada daerah tersebut sehingga dapat terbentuk 
Gambar 5. Penampang geologi Pulau Jawa hingga Madura menjelaskan kondisi geologi pada daerah tersebut sehingga kemudian dapat terbentuk mud volcano (Sumber: Satyana & Asnidar, 2008)

Perbedaan Semburan Lumpur pada Wilayah Blora dengan Sidoarjo.

Fenomena alam semburan lumpur mud volcano sudah terjadi sejak dulu pada beberapa wilayah pulau Jawa kemudian hingga Madura. Semburan lumpur Kesongo Blora adalah fenomena alam. Oleh karena itu, fenomena semburan lumpur Kesongo Blora dan Sidoarjo adalah dua hal yang berbeda. (Burhannudinnur, dkk, 2012). Aktivitas pengeboran minyak adalah sedikit dari beberapa faktor yang kemudian membentuk rekahan pada wilayah Porong, Sidoarjo. Rekahan tersebut yang kemudian menjadi jalan lumpur tersebut keluar ke permukaan. Hal tersebut kemudian membuat semburan lumpur muncul pada lokasi pengeboran Lapindo Brantas Kecamatan Porong, Sidoarjo (Davies et al, 2007).

Mud Volcano dan Ring of Fire.

Fenomena mud volcano pada wilayah Kabupaten Blora kemudian tidak terlepas dari faktor bahwa pulau Jawa merupakan bagian dari jalur gunung api yang sangat aktif (ring of fire). Lumpur yang sudah mengandung air, dan keberadaan sumber panas pada bagian bawah permukaan bumi kemudian akan mendidih serta menyimpan energi tekanan. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya jalur berupa rekahan-rekahan yang menghubungkan antara kondisi pada permukaan dengan bawah permukaan bumi. Rekahan tersebut muncul karena adanya sesar ataupun rekahan batuan (Satyana & Asnidar, 2008).

Gambar 6. Distribusi semburan lumpur (lingkaran kuning) dan Gunung Api (segitiga merah) yang ada di Pulau Jawa dan Madura (Sumber: Satyana & Asnidar, 2008).
Gambar 6. Distribusi mud volcano (lingkaran kuning) dan Gunung Api (segitiga merah) yang ada di Pulau Jawa dan Madura (Sumber: Satyana & Asnidar, 2008).

Kawasan Kesongo Blora adalah lokasi yang jauh dari gunung berapi. Lalu bagaimana kemudian dapat ditemukan sumber panas? Kita perlu mengetahui bahwa magma mampu membentuk berbagai macam kondisi pada bawah permukaan bumi. Pada prosesnya, yang terpenting adalah terdapat celah yang menghubungkan permukaan suatu daerah dengan dapur magma atau sumber magmatismenya. Sepanjang wilayah Jawa bagian selatan dan Sumatera bagian barat merupakan jalur ring of fire. Oleh karena itu, jika volume magma besar maka dapat membentuk jalur-jalur gunung api. Akan tetapi jika pasokan magma tidak besar, maka tidak selalu membentuk gunung api. Akan tetapi, kemudian membentuk manifestasi panas bumi, dan lain-lain (Smyth et al, 2005).

Gas Beracun yang Menyertainya.

Kandungan gas pada sumber panas suatu mud volcano tersebut akan ikut mengalir bersama semburan lumpur. Hal ini yang kemudian membuat mud volcano mengandung gas beracun karena kandungan gas pada sumber panas tersebut bermacam-macam. Beberapa gas tersebut antara lain gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), SO2 (sulfur dioksida), dan HCl, hidrogen fluorida (HF), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), dan kemudian metana (CH4). Jika gas tersebut keluar bersamaan dengan semburan lumpur akan berbahaya bagi manusia apabila kemudian sampai terhirup. Namun demikian, volume gas beracun tersebut tergantung besar atau kecilnya semburan (Burhannudinnur, dkk, 2012).

Mud Volcano pada Wilayah Pulau Jawa dan Madura.

Lebih dari 10 titik Gunung Api Lumpur (Mud Volcano) yang kemudian diketahui berada pada wilayah Pulau Jawa dan Madura. Pada wilayah Pulau Jawa bagian Barat mud volcano muncul pada wilayah Cirebon, Jawa Barat dan kemudian Tegal, Jawa Tengah. Kemudian pada wilayah Pulau Jawa bagian Timur keberadaan mud volcano ada pada wilayah Grobogan, Sragen, dan Blora. Selanjutnya sebaran mud volcano tersebut membentuk garis lurus hingga ke wilayah Selat Madura. Pola sebaran mud volcano mengikuti pola sebaran pengendapan formasi batuan yang berada pada cekungan belakang busur gunung api kuarter (gunung api yang aktif pada saat ini). Selain itu pola sebaran mud volcano pada Pulau Jawa dan Madura juga mengikuti pola patahan (struktur geologi) pada Pulau Jawa (Satyana & Asnidar, 2008).

Gambar 7. Distribusi gunung lumpur di Pulau Jawa dan Madura (Sumber: Satyana & Asnidar, 2008).
Gambar 7. Sebaran mud volcano di Pulau Jawa dan Madura (Sumber: Satyana & Asnidar, 2008).
Gambar 8. Kondisi morfologi pada setiap lokasi mud volcano yang ada di Pulau Jawa dan Madura  (Sumber: Satyana & Asnidar, 2008).
Gambar 8. Morfologi berbagai macam mud volcano yang ada di Pulau Jawa dan Madura
(Sumber: Satyana & Asnidar, 2008).

Referensi.

Burhannudinnur, M., D. Noeradi, B. Sapiie, dan D. Abdassah. 2012. Karakter Mud Volcano di Jawa Timur, Proceedings the 41st IAGI Annual Convention and Exhibition, Yogyakarta, EG-49, 300 – 304. (https://www.researchgate.net/publication/325617423_Karakter_Mud_Volcano_di_Jawa_Timur_Character_of_mud_volcanoes_in_East_Java)

Davies, R., Swarbrick, R., Evans, R., Huuse, M., 2007, Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006, GSA Today, 17, p. 4-9. doi: 10.1130/GSAT01702A.1. (https://www.researchgate.net/publication/250949106_Birth_of_a_mud_volcano_East_Java_29_May_2006)

Kopf, A. J. 2002. Significance of Mud Volcanism. Rev. Geophys., 40(2), 1 – 52. doi:10.1029/2000RG000093, 2002. (https://www.semanticscholar.org/paper/SIGNIFICANCE-OF-MUD-VOLCANISM-Kopf/e115fc8b7bcee81df2a71607b7760cb412230a0e)

Satyana, A.H., dan Asnidar, 2008, Mud Diapirs and Mud Volcanoes in Depressions of Java to Madura: Origins, Natures And Implications to Petroleum System, Proceedings IPA, 32nd Annual Convention dan Exhibition. (https://www.semanticscholar.org/paper/Mud-Diapirs-and-Mud-Volcanoes-in-Depressions-of-to-Satyana-Asnidar/a6629b5a91c1212c40b1ffe46e9ac2d4dee67bf9)

Smyth, H. et al. 2005. East Java: Cenozoic Basins, Volcanoes and Ancient Basement. PROCEEDINGS, INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION Thirtieth Annual Convention & Exhibition, 5, 251 – 266. (https://www.researchgate.net/publication/284466408_East_Java_Cenozoic_basins_volcanoes_and_ancient_basement)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *