Senyawa Intermetalik Nb3Sn

Senyawa intermetalik merupakan senyawa yang terbentuk dari logam-logam yang memiliki struktur kristal yang berbeda. Nb3Sn merupakan senyawa intermetalik yang memiliki […]

Senyawa intermetalik merupakan senyawa yang terbentuk dari logam-logam yang memiliki struktur kristal yang berbeda. Nb3Sn merupakan senyawa intermetalik yang memiliki struktur kristal A15 (Nazareth, 2008), yang terbentuk dari struktur kristal tetragonal dari Sn dan body center cubic (BCC) dari Nb. Terdapat 76 senyawa dengan struktur kristal A15 dan 46 diantaranya merupakan superkonduktor, termasuk Nb3Sn (Dhaka, 2007). Gambar 1 merupakan unit sel dari senyawa intermetalik A15 Nb3Sn. Bola yang berwarna kuning merupakan atom timah (Sn), sedangkan bola biru merupakan atom Niobium (Nb). Parameter kisi A15 adalah 0,569 nm dengan spasi antar atom Nb sekitar 0,269 nm, lebih kecil dari Nb murni (0,290 nm). Hal inilah yang dapat meningkatkan kerapatan arus dan meningkatkan sifat superkonduktivitasnya (Nazareth, 2008).

1

Gambar 1 Struktur kristal A15 (Nazareth, 2008)

 Secara umum, senyawa intermetalik AI5 memiliki komposisi A3B, B merupakan atom BCC dengan dua atom pada masing-masing muka. Atom A memposisikan dirinya pada rangkaian 3-orthogonal dan seringkali mendekat pada atom yang lain dari pada menuju atom A murni. Hal ini berpengaruh pada peningkatan densitas yang akan meningkatkan sifat superkonduktifitas. Misalnya, suhu kritis (Tc) dari Nb dan Nb3Sn adalah 9,1 K dan 18,3 K. Ada beberapa senyawa intermetalik pada sistem Nb-Sn (Gambar 2), yaitu Nb6Sn5 dan NbSn2. Tidak seperti senyawa intermetalik lainnya, Nb3Sn bukan merupakan line compound, melainkan larutan padat dengan komposisi 18-25% Sn (Naus, 2002). Senyawa intermetalik Nb3Sn merupakan hasil interdifusi suhu tinggi antara Nb dan Sn. Interdifusi suhu tinggi dilakukan dengan proses laku panas.

2

Gambar 2 Diagram fasa Nb-Sn (Pong, 2008)

 Senyawa Nb3Sn tidak stabil pada suhu rendah. Hal ini dikarenakan sulitnya mencapai kesetimbangan sistem akibat proses difusi Sn yang berlangsung sangat lambat pada suhu 600⁰C, karena itu pemanasan sebaiknya diberikan pada suhu kisaran mulai dari 700⁰C. Pada diagram fasa Gambar 2, terlihat bahwa senyawa Nb3Sn akan stabil pada komposisi 18-25at% Sn (Hopkins, 2007). Senyawa Nb3Sn pada suhu sekitar 43 K mengalami perubahan struktur dari kubus menjadi tetragonal (Gambar 3). Stabilitas struktur kubus dan tetragonal dipengaruhi oleh komposisi Sn di dalam Nb3Sn. Jika komposisi Sn antara 24.5-25at%, struktur Nb3Sn menjadi tetragonal pada suhu di bawah 43 K.

3

Gambar 3 Diagram fasa Nb-Sn yang menunjukkan perubahan struktur (Hopkins, 2007)

Referensi:

Nazareth, V.R., 2008. “Characterization of The Interdiffusion Microstructure, A15 Layer Growth and Stoichiometry In Tube-Type Nb3Sn Composites”, Master Thesis, Ohio State 66University.

Dhaka, Kumar Rakesh. (2007). “Sn and Ti Diffusion, Phase Formation, Stoichiometry, and Superconducting Properties of Internal-Sn-Type Nb3Sn Conductors”. Master Thesis, Ohio State University.

Naus, Michael Thomas., 2002. “Optimization of Internal –Sn Nb3Sn Composites”. Ph.D. Thesis, Materials Science, University of Wiconsin-Madison.

Hopkins, S.C., 2007. “Optimisation, Characterisation and Synthesis of Low Temperature Superconductors by Current-Voltage Techniques”. Ph.D.Thesis, Sidney Sussex College, University of Cambridge.

 

Baca juga: Teknologi Berbasis Fotokatalis: Sebuah Teknologi Potensial di Masa Mendatang

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.

Scroll to Top