Di era modern ini, teknologi robotik mulai merambah ke berbagai bidang industri, tak terkecuali bidang konstruksi. Walau tak secepat bidang industri lain, perlahan-lahan teknologi robotik mulai mengambil beberapa pekerjaan konstruksi yang awalnya dikerjakan oleh manusia. Saat ini implikasi dari teknologi robotik digunakan pada mesin yang beroperasi sendiri, seperti crane, excavator, dll. Namun, perkembangan teknologi robotik yang pesat memungkinkan bahwa di masa depan robot-robot dapat menggantikan pekerjaan yang menggunakan tenaga kerja manusia lainnya pada bidang konstruksi.
Penggunaan robot ini memang diyakini lebih murah, efisien, dan presisi dibanding dengan tenaga manusia. Penggunaan robot juga dapat meningkatkan kualitas hasil kerja. Dengan memanfaatkan sistem robot yang sepenuhnya otomatis, sehingga dapat mengurangi kesalahan manusia atau human error dan memberikan kualitas hasil kerja yang lebih baik. Saat ini, teknologi robotik untuk bidang konstruksi sedang dikembangkan dan bahkan beberapa sudah mulai diterapkan di beberapa negara.
Dari sekian banyak teknologi robotik pada bidang konstruksi, beberapa diantaranya ialah:
Robot Pemasang Bata
Robot pemasang bata yang diberi nama Hadrian X ini dapat membangun sebuah rumah hanya dalam dua hari saja. Hadrian X dikembangkan oleh Fastbrick Robotics Ltd., yang merupakan sebuah perusahaan teknologi robotik Australia. Robot ini memiliki lengan teleskopik sepanjang 30 meter dan dapat memasang hingga 1000 batu bata per jam.
Hadrian X bekerja dengan cara memproses file CAD desain rumah yang dimasukkan operator. File CAD tersebut kemudian diproses oleh robot untuk memprogram bentuk rumah sehingga robot ini dapat menentukan letak masing-masing batu bata presisi dan dapat memotong bata agar ukurannya sesuai. Selain itu, robot ini juga dapat menentukan lokasi untuk sambungan, pintu, jendela, dan pipa ledeng, sehingga proses konstruksi dapat dikerjakan dengan lebih efisien.
Jembatan Cetak 3D
Jembatan ini dibangun di Belanda oleh MX3D dengan empat robot selama enam bulan. Bangunan jembatan yang memiliki panjang 12,5 meter dan lebar 6,3 meter ini merupakan jembatan cetak 3D pertama yang dibangun dengan teknologi robotik. Bahkan, pembangunan jembatan cetak ini mendapatkan awards dari Pioneers Challenge, Dutch Design Awards and STARTS Prize 2018.
Proses pembangunan jembatan ini menggunakan kinerja robot industri yang diprogram untuk membuat jembatan lapis demi lapis. Robot yang diprogram akan mencetak jembatan dalam bagian-bagian besar berukuran 1 meter. Tiap bagian akan dirangkai bersama sehingga membetuk suatu struktur logam yang kompleks dan kuat untuk menopang beban berat, serta memiliki bentuk yang indah.
Robot Pembuat Serat Komposit
Robot pembuat serat komposit ini dinamakan Atropos yang dikembangkan oleh para arsitek dan insinyur di Politecnico di Milano’s Lab. Gambar Courtesy of Politecnico di Milano. Atropos adalah robot lengan dengan enam sumbu yang dapat mencetak serat komposit secara terus-menerus. Atropos memiliki potensi untuk menciptakan struktur yang lebih besar dan kompleks sehingga dapat membantu dalam dunia konstruksi.
Politecnico mendapat inspirasi dari alam dalam mengembangkan Atropos. Atropos terinspirasi dari perilaku laba-laba dan ulat sutra yang berbasis serat. Selain itu, Atropos juga mengambil inspirasi dari kerja serat otot dan tendon manusia sehingga terciptalah robot lengan enam sumbu yang bebas dari mekanisme berlebihan.
Proses kerja Atropos dimulai dengan model komputer yang dihasilkan melalui perangkat lunak pemodelan 3D Rhinoceros. Kemudian jalur dan Gerakan Atropos dihitung dengan menggunakan editor algoritma Grasshopper untuk memungkinkan lengan robot memulai proses pencetakan 3D. Bahannya sendiri menggunakan plastik thermosetting dengan serat yang tertanam ke dalam cetakan untuk mencetak struktur, yang dikeraskan oleh sumber cahaya UV dekat kepala cetak. Saata ini, serat yang dihasilkan masih menggunakan fiberglass. Namun, pada akhirnya akan menggunakan serat karbon karena lebih baik sebagai struktur amorf yang sangat tahan lama di masa depan.
Kendala
Dalam dunia konstruksi, seringkali terjadi perubahan sistematis dalam tugas ataupun perubahan pada lingkungan sekitar. Hal ini akan menyulitkan robot yang memiliki sifat terstruktur dan otomatis sehingga akan sulit dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Tugas-tugas dalam dunia konstruksi yang dapat dibilang kompleks dan lebih memerlukan kemampuan sensorik dan pengalaman kerja juga akan menyulitkan teknologi robotik untuk terlibat lebih jauh dalam dunia konstruksi. Namun, bukan tidak mungkin bila di masa depan kendala ini dapat diatasi sehingga pekerjaan konstruksi dapat lebih efisien dan akurat dengan bantuan teknologi robotik.
Daftar Pustaka
- http://emag.archiexpo.com/worlds-first-3d-printed-metal-bridge/ (Diakses pada 30/12/2020)
- https://ind.architecturaldesignschool.com/this-6-axis-robot-arm-can-3d-print-fiberglass-composites-76075 (Diakses pada 30/12/2020)
- https://nikifour.co.id/teknologi-robot-konstruksi/#8_Atropos_Robot_dengan_Lengan_6_Axis_Pembuat_Serat_Komposit (Diakses pada 30/12/2020)
- http://www.brownbuildersgeneralcontractors.com/peran-teknologi-robot-terhadap-industri-konstruksi/ (Diakses pada 27/12/2020)
- https://www.builder.id/robot-konstruksi/ (Diakses pada 30/12/2020)
- https://www.designboom.com/technology/mx3d-metal-bridge-3d-print-update-04-03-2018/ (Diakses pada 30/12/2020)
- https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Hadrian_X (Diakses pada 30/12/2020)
- https://www.ikons.id/3-robot-yang-bisa-mengubah-industri-konstruksi/ (Diakses pada 27/12/2020)
Suka makan nasi orak-arik burjo