Susu sapi telah menjadi bagian penting dari diet manusia selama berabad-abad. Namun, perdebatan mengenai apakah susu sapi benar-benar penting dalam diet manusia semakin berkembang. Beberapa golongan masyarakat berpendapat bahwa manusia tidak perlu mengonsumsi susu sapi, sedangkan yang lain berpendapat bahwa susu sapi memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Menurut Ahmad dan Hermiyetti (2020) penentuan persepsi masyarakat ini timbul dari adanya anggapan sebagian masyarakat bahwa susu merupakan produk yang hanya dikonsumsi oleh anak-anak dan balita.
Data Konsumsi Susu Sapi
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, konsumsi susu di Indonesia sendiri nyatanya mencapai 16,23 liter/kapita/tahun. Jumlah ini telah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,20 liter/kapita/tahun. Meskipun demikian, jumlah konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara seperti Brunei dengan konsumsi 129,1 liter/kapita/tahun, Malaysia dengan 50,9 liter/kapita/tahun, Singapura dengan 46,1 liter/kapita/tahun, dan Vietnam dengan 20,1 liter/kapita/tahun (Outlook Susu, 2019).
Manfaat Susu Sapi
Faktanya, susu sapi memang benar kaya akan nutrisi penting. Dengan kandungan yang dimiliki, susu menjadi bagian penting dalam menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan tulang, fungsi otot, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan secara umum.
Susu sapi merupakan salah satu sumber kalsium yang paling kaya dan mudah diserap oleh tubuh. Kalsium penting untuk kesehatan tulang dan gigi yang kuat, serta berperan dalam fungsi saraf dan otot. Susu sapi juga diperkaya dengan vitamin D. Vitamin D membantu tubuh menyerap dan memanfaatkan kalsium dengan lebih baik. Ini penting untuk kesehatan tulang dan mencegah kondisi seperti osteoporosis. Susu sapi mengandung protein lengkap yang mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Protein adalah bahan bangunan penting untuk sel, jaringan, dan sistem enzim dalam tubuh.
Susu Sapi Bukan Satu-Satunya
Meski memang untuk beberapa orang tidak dapat mengonsumsi susu sapi karena memiliki alergi terhadap protein dalam susu sapi. Oleh karena itu, susu sapi tidak dianjurkan bagi golongan tersebut. Adapun sebagai alternatif dapat dikonsumsi jenis susu nabati yang dapat menjadi pilihan terbaik. Selain itu, beberapa orang pun tidak dapat mencerna laktosa, gula alami dalam susu sapi. Hal ini disebut juga sebagai intoleransi laktosa. Untuk mereka, produk susu yang rendah laktosa atau alternatif susu nabati dapat digunakan sebagai pengganti.
Lebih lanjut, dengan ragamnya pangan yang dapat bermanfaat bagi tubuh, manusia pun dapat memperoleh nutrisi yang diperlukan dari berbagai sumber makanan. Artinya susu sapi bukan satu-satunya sumber nutrisi yang penting, kita masih dapat memperoleh nutrisi yang sama dari kombinasi makanan lain yang seimbang. Penting juga untuk dicatat bahwa kebutuhan nutrisi setiap individu berbeda dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan, gaya hidup, dan preferensi pribadi. Jika seseorang memutuskan untuk tidak mengonsumsi susu sapi, agar lebih diperhatikan alternatif kebutuhan nutrisi melalui makanan lain atau suplemen yang tepat.
Kesimpulan
Akhirnya, memang susu sapi dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan karena kandungan nutrisinya yang kaya. Namun, penting juga untuk memperhatikan kebutuhan individu dan mempertimbangkan alternatif susu nabati atau produk susu yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kebutuhan pribadi Anda.
Referensi
Anggraeni, Erika Dewi, dkk. 2021. Persepsi dan Minat Masyarakat terhadap Konsumsi Susu. Jurnal SEA:10(1)