Hampir semua orang mengenal fakta dasar bahwa katak dan kodok berkembang biak dengan cara bertelur. Seekor betina biasanya akan melepaskan ratusan hingga bahkan ribuan telur sekaligus di dalam air, misalnya di kolam, sungai, atau rawa. Telur-telur ini umumnya berbentuk bulat kecil, transparan, dan sering kali menggumpal menyerupai jeli.
Setelah beberapa waktu, dari telur-telur tersebut akan menetas larva yang kita kenal sebagai berudu (tadpole). Pada tahap ini, bentuk tubuh mereka sangat berbeda dari katak dewasa: berudu memiliki ekor panjang untuk berenang dan bernapas menggunakan insang, mirip ikan kecil.
Fase berudu adalah tahap awal kehidupan katak sebelum mereka menjalani proses luar biasa yang disebut metamorfosis. Dalam proses ini, tubuh berudu akan perlahan berubah: insang digantikan oleh paru-paru, ekor memendek hingga menghilang, dan kaki tumbuh untuk mempersiapkan hidup di darat. Setelah metamorfosis selesai, berudu berubah menjadi katak kecil yang akhirnya akan tumbuh menjadi katak dewasa sepenuhnya.
Dengan siklus hidup ini, katak dan kodok menjadi contoh nyata bagaimana hewan bisa menjalani perubahan bentuk total untuk menyesuaikan diri dengan dua habitat sekaligus: air dan darat.
Strategi bertelur dalam jumlah sangat banyak adalah sistem yang sangat efektif bagi katak dan kodok. Dengan menghasilkan ratusan hingga ribuan telur, peluang sebagian kecil keturunannya untuk bertahan hidup menjadi jauh lebih besar.
Hal ini penting karena di alam liar, banyak sekali faktor yang mengancam kelangsungan hidup telur maupun berudu. Misalnya, telur yang masih lembut dan tidak bercangkang keras mudah sekali dimakan oleh predator seperti ikan, serangga air, atau bahkan katak lain. Begitu menetas, berudu pun menghadapi ancaman serupa: mereka bisa dimangsa burung, ular, atau hewan air lainnya.
Selain ancaman predator, kondisi lingkungan juga berperan besar. Perubahan suhu air, kekeringan, atau pencemaran dapat membuat banyak telur gagal menetas atau berudu mati sebelum sempat tumbuh menjadi katak kecil.
Dengan kata lain, meskipun sebagian besar keturunan tidak akan selamat, produksi telur dalam jumlah masif tetap memastikan bahwa ada cukup individu yang berhasil melewati semua rintangan ini dan melanjutkan siklus hidup. Strategi ini adalah salah satu bentuk adaptasi evolusi untuk menjaga kelangsungan spesies.
Sang Pengecualian: Western Nimba Toad
Di antara lebih dari 7.000 spesies amfibi yang ada di dunia, ada satu pengecualian menakjubkan: Western Nimba Toad (Nimbaphrynoides occidentalis). Spesies kodok langka ini tidak bertelur seperti kebanyakan kerabatnya, melainkan melahirkan anak hidup yang sudah berbentuk miniatur kodok dewasa.
Dengan kata lain, mereka melewati fase telur dan berudu di luar tubuh. Proses perkembangan embrio sepenuhnya terjadi di dalam tubuh induk betina. Fenomena ini disebut viviparitas, dan dalam dunia katak-kodok, hal ini luar biasa langka.
Mengapa Bisa Melahirkan?
Rahasia dari keunikan Western Nimba Toad ada pada lingkungan hidupnya. Spesies ini hanya ditemukan di kawasan sempit Pegunungan Nimba di Afrika Barat (mencakup Guinea, Liberia, dan Pantai Gading). Habitat pegunungan yang kering dan berbatu tidak selalu menyediakan air tenang untuk tempat berkembangnya telur.
Baca juga artikel tentang: Mamalia Ektotermis: mamalia mengagumkan yang hidup di daerah subtropis
Melahirkan anak hidup menjadi strategi evolusi yang lebih aman. Bayi kodok yang lahir sudah cukup berkembang untuk menghadapi kondisi kering, tanpa risiko mati saat masih dalam bentuk berudu.
Proses Reproduksi yang Berbeda
Alih-alih menghasilkan ribuan telur, Western Nimba Toad hanya melahirkan sedikit anak. Namun, tingkat kelangsungan hidup mereka lebih tinggi. Embrio berkembang di dalam rahim betina, mendapat nutrisi langsung dari induk, hingga lahir dalam bentuk anak kodok kecil yang siap bertahan hidup.
Jika kebanyakan katak mempertaruhkan banyak keturunan dalam jumlah besar, Western Nimba Toad justru “berinvestasi” pada kualitas dan perlindungan.
Pelajaran Evolusi
Fenomena viviparitas pada katak ini memberi wawasan berharga tentang bagaimana evolusi bekerja. Biasanya, kita melihat viviparitas pada mamalia, beberapa reptil, dan ikan. Namun, kehadirannya pada katak menunjukkan bahwa tekanan lingkungan dapat mendorong lahirnya strategi reproduksi baru, bahkan pada kelompok hewan yang biasanya sangat konservatif dalam caranya berkembang biak.
Ancaman Punah
Sayangnya, Western Nimba Toad kini masuk kategori sangat terancam punah. Habitat mereka sempit dan spesifik. Aktivitas manusia seperti penambangan, perusakan hutan, dan perubahan iklim makin memperkecil wilayah hidup mereka.
Jika punah, dunia akan kehilangan satu-satunya contoh kodok yang melahirkan anak hidup, sebuah eksperimen alam yang tidak ada duanya.
Mengapa Penting Dipelajari?
Mempelajari Western Nimba Toad membantu ilmuwan memahami lebih dalam soal biologi perkembangan dan adaptasi evolusi. Bagaimana embrio bisa bertahan hidup di dalam tubuh induk? Bagaimana sistem reproduksi ini berkembang di tengah spesies yang hampir semuanya bertelur?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga bisa membuka peluang baru dalam bidang medis, biologi perkembangan, dan konservasi satwa.
Western Nimba Toad adalah pengingat bahwa alam selalu menyimpan kejutan. Dari jutaan tahun evolusi, spesies kecil di pegunungan Afrika ini menjadi satu-satunya katak di dunia yang bisa melahirkan.
Menjaga keberadaannya berarti menjaga keragaman strategi kehidupan di bumi, sekaligus mempertahankan “catatan eksperimen” alam yang unik. Tanpa itu, kita akan kehilangan salah satu kisah paling luar biasa dalam biologi hewan.
Baca juga artikel tentang: Kodok (Bufo bufo), Salah satu Hewan Super Yang Mampu Memprediksi Gempa Bumi Dan Aktivitas Seismik
REFERENSI:
Bilivogui, Pascal dkk. 2025. Aerial photography of traces of human activities around the UNESCO World Heritage site in the Nimba Mountains Biosphere Reserve, Republic of Guinea. asric.africa: https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2025&q=Meet+The+Western+Nimba+Toad&btnG=#d=gs_qabs&t=1756712216838&u=%23p%3D9ohKz7PiL30J
Dah, Sié dkk. 2025. Scaling the Slopes: A Biodiversity Assessment of the Communities of Epigeous Insects Across Mont Nimba’s Altitudinal Gradient in Western Côte d’Ivoire. African Journal of Ecology 63 (3), e70042.
Funnell, Rachael. 2025. Do Any Frogs Or Toads Give Birth To Live Young? Just One: Meet The Western Nimba Toad. IFLScience: https://www.iflscience.com/do-any-frogs-or-toads-give-birth-to-live-young-just-one-meet-the-western-nimba-toad-80599 diakses pada tanggal 1 September 2025.

