Siapa yang merasa perasaannya menjadi lebih baik setelah berpelukan? Pelukan merupakan salah satu bentuk interaksi fisik yang kadang masih dianggap sepele, padahal interaksi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental dan fisik. Berikut adalah penjabaran berbagai manfaat dari berpelukan.
Manfaat Berpelukan untuk Kesehatan Mental
Mengurangi Stres dan Kecemasan
Salah satu manfaat utama dari berpelukan adalah kemampuannya untuk mengurangi stres. Ketika seseorang dipeluk, tubuhnya melepaskan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai “hormon pelukan”. Hormon ini dapat menurunkan kadar hormon stres, norepinefrin, sehingga membantu meredakan kecemasan. Penelitian menunjukkan bahwa berpelukan dapat memberikan dukungan emosional yang signifikan, baik bagi orang yang dipeluk maupun yang memeluk.
Meningkatkan Rasa Bahagia
Hugging juga berkontribusi pada peningkatan perasaan bahagia. Oksitosin tidak hanya mengurangi stres tetapi juga meningkatkan perasaan positif. Dalam sebuah studi, wanita yang memiliki hubungan baik dan sering berpelukan dengan pasangan mereka melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa interaksi fisik seperti pelukan dapat memperkuat hubungan interpersonal dan meningkatkan kepuasan hidup.
Manfaat Berpelukan untuk Kesehatan Fisik
Mendukung Kesehatan Jantung
Berpelukan terbukti bermanfaat bagi kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang berpelukan selama 20 detik mengalami penurunan tekanan darah dan detak jantung lebih besar dibandingkan pasangan yang hanya duduk diam. Ini menunjukkan bahwa hubungan afektif dapat memiliki dampak positif pada kesehatan kardiovaskular.
Meningkatkan Sistem Imun
Hugging juga dapat meningkatkan sistem imun. Dalam sebuah studi yang melibatkan lebih dari 400 orang dewasa, ditemukan bahwa mereka yang memiliki dukungan sosial yang kuat melalui pelukan cenderung tidak mudah sakit. Bahkan jika mereka sakit, gejala yang dialami lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang kurang mendapatkan dukungan emosional. Ini menunjukkan bahwa interaksi sosial yang positif dapat memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Mengurangi Rasa Sakit
Penelitian menunjukkan bahwa sentuhan fisik, termasuk pelukan, dapat mengurangi rasa sakit. Dalam sebuah studi terhadap penderita fibromyalgia, peserta melaporkan peningkatan kualitas hidup dan pengurangan rasa sakit setelah menerima perawatan sentuhan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa pelukan dapat menjadi cara efektif untuk mengatasi ketidaknyamanan fisik.
Manfaat Berpelukan sebagai Dukungan Sosial yang Efektif
Studi yang dilakukan oleh Cohen et al. menemukan bahwa pelukan dapat menjadi bentuk dukungan sosial yang efektif dalam mengurangi dampak negatif stres, terutama dalam menghadapi konflik interpersonal.

Sumber: canva.com
Mengurangi Risiko Infeksi
Stres yang berlebihan dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Dalam penelitian yang melibatkan 404 peserta, ditemukan bahwa mereka yang sering menerima pelukan memiliki risiko lebih rendah terkena infeksi pernapasan atas setelah terpapar virus flu biasa. Pelukan berfungsi sebagai peredam stres, membantu tubuh mempertahankan sistem imun yang kuat.
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Pelukan dapat memperkuat daya tahan tubuh dengan merangsang pelepasan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai hormon “cinta” atau “ikatan sosial.” Oksitosin membantu menurunkan kadar kortisol, hormon stres yang dapat melemahkan imunitas jika berada pada tingkat tinggi dalam jangka waktu lama.
Mengurangi Dampak Konflik Interpersonal
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang lebih sering menerima pelukan cenderung mengalami tingkat stres yang lebih rendah, meskipun menghadapi konflik sosial. Pelukan memberikan rasa aman dan meningkatkan kepercayaan diri, yang pada akhirnya dapat mengurangi dampak psikologis dari konflik.
Membantu Pemulihan Lebih Cepat dari Penyakit
Bagi individu yang sudah terinfeksi virus, pelukan dapat membantu mengurangi keparahan gejala. Studi ini menemukan bahwa orang yang menerima lebih banyak pelukan memiliki tanda-tanda penyakit yang lebih ringan daripada mereka yang jarang dipeluk.
Meningkatkan Kesehatan Mental dan Emosional
Selain manfaat fisik, hasil analisis pada studi ini juga mendukung bahwa pelukan juga berdampak positif pada kesehatan mental. Mereka yang menerima dukungan dalam bentuk sentuhan fisik ini mengalami penurunan tingkat kecemasan dan depresi. Hal ini menunjukkan bahwa pelukan dapat menjadi alat sederhana namun efektif untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Dukungan Sosial yang Mudah dan Efektif
Hasil studi ini menunjukkan bahwa pelukan dapat berfungsi sebagai salah satu bentuk dukungan sosial yang paling sederhana dan efektif. Dengan meningkatnya frekuensi berpelukan, seseorang dapat merasakan manfaat kesehatan yang signifikan tanpa memerlukan intervensi medis yang kompleks.
Pentingnya Frekuensi Pelukan
Menurut ahli terapi keluarga Virginia Satir (dalam healthline), kita membutuhkan empat pelukan sehari untuk bertahan hidup, delapan untuk pemeliharaan, dan dua belas untuk pertumbuhan. Meskipun angka tersebut mungkin terdengar tinggi, penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak pelukan yang kita terima, semakin banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan. Sayangnya, banyak orang di masyarakat modern mengalami kekurangan sentuhan fisik karena kesibukan atau norma sosial yang membatasi interaksi fisik dengan orang lain.
Berpelukan bukan hanya sekadar tindakan kasih sayang; ia memiliki manfaat kesehatan yang signifikan baik secara mental maupun fisik. Dengan mengurangi stres, meningkatkan kebahagiaan, mendukung kesehatan jantung, dan bahkan mengurangi rasa sakit, pelukan bisa menjadi cara sederhana namun efektif untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Oleh karena itu, penting untuk tidak ragu meminta atau memberikan pelukan kepada orang-orang terdekat kita demi kesehatan bersama.
Referensi
Cirino, Erica. 2018. What Are the Benefits of Hugging? Diakses pada 23 Januari 2025 dari https://www.healthline.com/health/hugging-benefits
Cohen S, Janicki-Deverts D, Turner RB, Doyle WJ. Does hugging provide stress-buffering social support? A study of susceptibility to upper respiratory infection and illness. Psychol Sci. 2015 Feb;26(2):135-47. doi: 10.1177/0956797614559284. Epub 2014 Dec 19. PMID: 25526910; PMCID: PMC4323947. Diakses pada 23 Januari 2025 dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4323947/