Hallo teman-teman semua! Pada kesempatan kali ini penulis akan menulis biografi dari salah satu ilmuwan yang terbilang sukses di bidangnya. Mungkin tulisan ini hampir sama seperti tulisan penulis sebelumnya, yang membahas tentang biografi, karya, pandangan, dan teladan dari para ilmuwan. Penulis berharap pembaca merasa terinspirasi dengan tokoh yang diceritakan.
Kalian pasti nggak sabar kan ilmuwan apa yang akan penulis bahas kali ini. Jika kalian membaca judul diatas, mungkin sudah terbayang siapa sosok ini. Di timur tengah ia dikenal dengan nama Jabir bin Hayyan sedangkan di Eropa ia dikenal dengan nama Geber.
Biografi Jabir bin Hayyan
Nama lengkapnya Abu Abdullah Jabir bin Hayyan al-Kuffi al-Sufi. Sumber lain menyebutkan sebagai Abu Musa dan bukan Abu Abdullah. Jabir bin Hayyan merupakan seorang yang dianggap paling pantas sebagai wakil utama alkemi (ahli kimia) Arab pada masa-masa awal perkembangannya.
Jabir bin Hayyan lahir pada sekitar 100 H atau 721 M di Khurasan dan meninggal pada tahun 815. Nama lengkapnya adalah Abu Musa Jabir bin Hayyan Al-Shufiy Al-Azadiy. Sumber lain menyebutnya sebagai Abu Abdullah Jabir bin Hayyan. Agaknya dapat dipastikan bahwa keluarga Jabir berasal dari suku Azd dari Arabia Selatan, yang pada masa itu kebangkitan Islam muncul.
Jabir adalah seorang yang berketurunan Arab. Ayahnya bernama Hayyan, seorang ahli obat-obatan (apoteker). Nama ayahnya sering pula dihubungkan dengan intrik-intrik politik yang terjadi pada abad ke-8 M, yang pada akhirnya menyebabkan Dinasti Umayah terguling.
Jabir dikenal sebagai Sufi yang tekun dan sering beri’tikaf di sebuah ruangan khusus di dalam rumahnya. Selain itu, Jabir banyak bergaul dengan kalangan orang-orang yang juga mencintai pengetahuan. Oleh karena itu, dapat dipahami bila kemudian Jabir juga menjalin hubungan baik dengan para pembesar istana. Dengan dilandasi kesamaan kepentingan keilmuan, Jabir bergaul baik dengan keluarga Barmak dan khalifah Harun al-Rasyid. Hubungan baik ini terus berlangsung sampai kemudian, terjadi fitnah terhadap keluarga Barmak. Dengan kejadian fitnah tersebut, Jabir juga kemudian mengambil langkah antisipatif menjauh dari Baghdad dan berpindah ke Thusi.
Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry” ini merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi. Kontribusi terbesar Jabir bin Hayan adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad.
Jabir Ibnu Hayyan mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Jabir Ibn Hayyan telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia. Jabir bin Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir terus bekerja dan bereksperimen dalam bidang kimia dengan tekun di sebuah laboratorium dekat Bawaddah di Damaskus dengan ciri khas eksperimen-eksperimennya yang dilakukan secara kuantitatif, bahkan instrument-instrument yang digunakan untuk eksperimentnya ia buat sendiri dari bahan logam, tumbuhan dan hewani.
Di laboratoriumnya itulah Jabir berhasil menemukan berbagai penemuan besar yang sangat bermanfaat sampai saat ini, bahkan di laboratorium itu pula telah ditemukan berbagai peralatan kimia miliknya. Di dalamnya didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas yang cukup berat.
Penenemuan dan Karya
Untuk penemuan dan karya tentu saja tidak sedikit, hal itu disebabkan ilmuwan pada masa itu tidak hanya mendalami satu bidang keilmuan saja tetapi banyak. Penulis hanya mencantumkan penemuan dan karya tokoh ini dibidang yang paling menonjol yaitu kimia.
Beberapa penemuan Jabir Ibn Hayyan diantaranya adalah: asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, teknik distilasi dan teknik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca. Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang pertamakali dilakukan oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok senyawa berikut:
- “Spirits“ yang menguap ketika dipanaskan, seperti camphor, arsen dan amonium klorida.
- “Metals” seperti emas, perak, timbal, tembaga dan besi; dan
- “Stones” yang dapat dikonversi menjadi bentuk serbuk.
Jabir juga telah meninggalkan banyak karyanya bahkan ada yang menyebutkannya tidak kurang dari 200 judul buku. Karya-karyanya hingga kini masih tetap terpelihara dan tersimpan di berbagai perpustakaan nasional di beberapa negara, seperti di Museum Britania Inggris misalnya, didapati sebuah manuskrip karya Jabir yang berjudul Al-Khawash al-Kabir (Inti-inti yang Besar), sementara di Perpustakaan Nasional Paris (Prancis) terdapat satu naskah karya Jabir dengan judul Al-Ahjar (batu-batuan).
Karya-karya Jabir kian banyak diakui oleh para ilmuwan Barat.Hal ini terbukti dengan mulai banyaknya diterjemahkan karya-karyanya itu ke dalam bahasa Latin yang menjadi rujukan standar selama beberapa abad. Karya-karya Jabir menarik minat para ilmuwan Barat, seperti R. Ruska, Kupp, EJ Holmyard, M. Berthelot, Paul Kraus, George Sarton, R. Russell, dan lain-lain untuk menelaahnya.
Pemikiran dan Berbagai Pandangan
Karena ia juga merupakan seorang filsuf, Jabir bin hayyan juga memiliki berbagai pandangan mengenai kehidupan. Banyak sekali pandangan yang jabir tulis dalam bukunya, tetapi penulis hanya ingin menyampaikan 3 pandangan Jabir yang menurut penulis menarik.
A. Pandangan Jabir bin Hayyan mengenai aspek ketuhanan
Ketauhidan adalah hal yang fundamental dan aspek terpenting didalam agama islam. Nilai-nilai ini dipakai oleh seorang Jabir bin hayyan. Sebagai Muslim, Jabir menjadikan agamanya sebagai landasan yang kuat bagi gerak langkahnya dalam mengawali berbagai aktivitasnya. Untuk itulah dia pun akan mendahului kegiatannya dengan ibadah. Hal ini tentunya tidak lain agar apa yang dilakukannya itu mendapat ridha dan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jabir baru akan melakukan segala kegiatan ilmiahnya usai melakukan shalat nawafil disertai wirid. Usai shalat, Jabir berkemas lalu mendatangi laboratoriumnya, meskipun laboratoriumnya itu bukanlah seperti laboratorium modern sepeti saat ini yang dipenuhi berbagai peralatan eksperimen. Bukti lain dari ketauhidan Jabir bin Hayyan adalah terdapat prinsip-prinsip ketauhidan didalam karya-karya yang beliau tulis, walaupun tidak secara jelas gamblang terlihat. Beliau mengintegrasikan nilai-nilai ketauhidan dengan ilmu alam karena beliau ingin sekali menanamkan kebesaran Allah untuk para pembaca karya nya.
B. Pandangan Jabir bin Hayyan mengenai aspek alam semesta
Alam semesta merupakan sesuatu yang penuh misteri, bahkan ilmuwan mengklaim umat manusia baru mengenal 5% dari alam semesta ini. Jabir memiliki pandanganya sendiri mengenai alam semesta. Menurut beliau alam semesta ini adalah tempat tinggal bagi semua makhluk hidup dan merupakan suatu hak yang dimiliki oleh makhluk hidup,terutama manusia. manusia juga dituntut untuk menjaga kesatuan dan keserasiannya dengan memberikan
peringatan akan kerusakan ekosistem yang mungkin akan diperbuat oleh manusia.
Jabir sendiri sadar akan pentingnya mengenal alam semesta dengan bantuan ilmu pengetahuan. Salah satu upaya beliau adalah dengan melakukan observasi tentang alam semesta hal ini juga selaras dengan ilmu alam modern bahwa segala sesuatu harus ada data saintifik dan pengamatan yang teruji. Jabir mengungkapkan klasifikasi
alam, yang secara sistematis dan terinci, kemudian diteruskan dengan penjelasan klasifikasi benda-benda langit, tumbuhan dan hewan. Jabir juga banyak mengungkap fenomena kealaman seperti sifat-sifat dan klasifikasi air, fenomena hujan dan salju, fenomena petir dan kilat, rasi bintang, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut dibicarakan Jabir secara gamblang secara tersendiri, misalnya pada kitab Ikhrâj Mâ fi al-Quwwah. Penguasaannya akan berbagai fenomena alam tersebut tampak jelas Tentang benda-benda langit dan tata surya, serta fenomena-fenomena kealaman Jabir membahas panjang lebar diantaranya pada Kitâb Ikhrâj Mâ fī al-Quwwaħ, Kitab Al-tajmī’, Kitâb Al-tashrīf dan Kitab Al-Mizân Al-Shaghīr. terinspirasikan dari tradisi ilmiah yang diwarnai oleh nilai-nilai spiritual.
C. Pandangan Jabir mengenai Ilmu pengetahuan
Jabir memiliki pandanganya sendiri mengenai ilmu pengetahuan. Sebagai salah satu orang yang mendalami ilmu pengetahuan pada masa itu Jabir bin hayyan memiliki peran yang besar. Padanganya adalah tentang klasifikasi ilmu pengetahuan tetapi pandanganya ini cenderung dipengaruhi oleh prinsip dualitas, dan karenanya juga terkesan dikhotomis. Jabir bin Hayyan membagi ilmu pengetahuan menjadi dua bagian, yaitu ilmu Agama dan ilmu Dunia. Ilmu Agama dibagi menjadi 2 kelompok ilmu, yaitu ilmu-ilmu Syar’iyyan dan ilmu-ilmu ‘aqliyan.
Adapun ilmu ‘aqliyan dibagi lagi menjadi ilmu hurûf dan ilmu ma’ani. Selanjutnya ilmu huruf dibagi lagi menjadi ilmu Thabi’i dan ilmu Ruhani. Ilmu Thabi’i dibagi menjadi empat bagian, yaitu Panas, Dingin, Kering dan Lembab. Ilmu yang bersifat Ruhani dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu Nûrâni dan Zhulmânîy. Sementara itu, ilmu Ma’ânî dibagi juga menjadi 2 bagian yaitu ilmu yang bersifat Falsafiyan dan ilmu Ilâhiyan. Sedangkan ilmu Syar’iyyan terbagi menjadi ilmu-ilmu yang Zhâhiran dan Bâthinan. Sementara itu, ilmu Dunia juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu Syarifan dan Wadh’iyan (Buatan).
Berkaitan dengan ilmu-ilmu yang telah berkembang pada waktu itu, Jabir memasukkan sains kealaman (ilmu
Thabî’iyah), ilmu astrologi (ilmu nujum), matematika, dan ilmu teknik ke dalam ilmu falsafi. Sedangkan ilmu penyamakan kulit, pembuatan parfum, serta pencelupan/pewarnaan termasuk ke dalam industri kerajinan tangan.
Demikianlah pembahasan dari penulis mengenai sosok Ilmuwan muslim Jabir bin Hayyan. Banyak sekali pemikiran dan teladan yang dapat diambil dari beliau ini. Ada satu hal yang paling penulis kagumi dari sosok ini adalah beliau adalah seseorang muslim yang taat, setiap pemikiranya selalu disandarkan kepada ilmu pengetahuan dan Ilmu agama. Beliau tidak membenturkan ilmu-ilmu agama dengan ilmu pengetahuan.
REFERENSI
- Rida, Muhyiddin Mas. 2012. 147 Ilmuwan Terkemuka Dalam Sejarah Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Cet. Kedua (Terjemahan dari Kitab Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah wa Al-Islamiyah Karya Muhammad Gharib Gaudah, Maktabah Alquran)
- Basori, Khabib. 2009. Ilmuwan-Ilmuwan Muslim Pengubah Zaman. Klaten: Penerbit Cempaka Putih. Cet. Kedua.
- Hadi, Saiful. 2013. 125 Ilmuwan Muslim Pengukir Sejarah. Jakarta: Insan Cemerlang dan Intimedia Cipta Nusantara. Cet. Pertama
- Shalabi, Ahmad. History of Muslim Education. Beirut: Dar Al Kashshaf. 1954
- Ibn Hayyan, Jabir. Mukhtar Rasail . Cairo: Maktabah Al-Khandji. 1935
- Bakar, Osman. Tauhid & Sains.Bandung: Pustaka Hidayah. 1995
- Hodgson, Marshal GS. The Venture of Islam.Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia, Masa
Klasik Islam. Buku Kedua: Peradaban Khalifah Agung. (judul asal: The Venture of Islam: Conscience & History in a World Civilization. Terj.Mulyadhi Kartanegara)Jakarta:
Paramadina. 2002
Assalamualaikum ka Indah, saya sangat tertarik dengan tokoh muslim Jabir ibnu Hayan dan saya sedang mencoba menulis Sains fiksi tentang tokoh tersebut. dari hasil pencarian saya, Jabir besar di kampungTus Timur laut Iran, lalu berkarir di damaskus, lalu karena tragedi Baramikah ia kembali ke Kuffah. Laboratoriumnya baru ditemui 200th kemudian setelah kematiannya di kufah, yang ingin saya tanyakan, apakah ada literatur yang menyatakan tahun perpindahan-perpindahan beliau, dan apakah laboratoriumnya berada di damaskus atau dikuffah? terimakasih
Artikel yang bagus. Boleh berkunjung juga ke artikel yang satu frekuensi dengannya pada tautan berikut ini.
https://warstek.com/2020/05/28/self-improvement-dalam-berpikir-dan-belajar-layaknya-ahli/
Bermanfaat sekali artikelnya, kak… saya jadi lebih mengenal jabir bin hayyan..
Sabi juga kak dibaca artikel tentang efek sinar tampak terhadap kulit dari beberapa jurnal.. bentuknya review beberapa jurnal secara singkat… Tujuannya agar ilmunya utuh.. hehe. Berikut adalah linknya kak
https://warstek.com/2020/05/30/yuk-kenali-dampak-negatif-sinar-tampak-terhadap-kulit-dari-beberapa-jurnal-penelitian/
Terima kasih…
Mantap min, terus bahas terkait ilmuwan-ilmuwan muslim ya Warstek!