Sains dan teknologi selalu berkembang setiap hari. Di abad ke-20, mungkin kita hanya mengenal tentang bagaimana sel bekerja. Namun perkembangan sains telah membawa kita lebih dari itu. Saat ini, kita telah mengenal tentang GMO yaitu organisme hasil modifikasi DNA. Nah, pada tahun 2012 terlahir seekor kambing bernama Freckle yang merupakan organisme hasil modifikasi DNA[3].
Freckle adalah organisme hasil modifikasi DNA, namun penampilannya tidak menunjukkan hal demikian. Secara fisik, Freckle seperti kambing pada umumnya, dan beraktivitas seperti kambing biasa. Namun satu hal yang membuat Freckle menjadi istimewa, hal tersebut terdapat di dalam sel Freckle yang merupakan kombinasi antar sel kambing dengan sel laba-laba[3].
Freckle merupakan hasil karya dari Randy Lewis, seorang professor genetika di Universitas Negeri Utah. Randy Lewis adalah seorang peneliti di bidang teknik pertanian modern. Walaupun terdengar seperti fiksi ilmiah, namun menurut Randy, Freckle hanyalah tingkatan lanjut dari agronomi, dimana kita dapat membiakkan hewan untuk menghasilkan sesuatu yang kita inginkan[3].
Sekilas tentang jaring laba-laba
Tahukah anda? Jaring laba-laba sebenarnya sudah lama ingin dikembangkan menjadi sebuah bahan tekstil. Faktanya, tekstil berbahan dasar jaring laba-laba pernah dibuat dan saat ini dipamerkan di American Museum of Natural History, New York[2]. Berdasarkan hasil penelitian, jaring laba-laba dilaporkan mampu bertahan dari tekanan sebesar 1.7 GPa, jauh lebih besar dibandingkan baja (1.5 GPa). Disisi lain, jaring laba-laba memiliki fleksibilitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan material tekstil pada umumnya[1]. Namun, penggunaan jaring laba-laba sebagai material tekstil tidak pernah terwujud. Hal ini dikarenakan banyaknya jaring laba-laba yang dibutuhkan untuk membuat satu helai kain, sedangkan mustahil bagi kita untuk dapat beternak laba-laba dikarenakan sifat kanibalnya[3].
Freckle dan Jaring Laba-laba
Freckle adalah jawaban terkait batasan produksi benang tekstil berbasis jaring laba-laba. Sebelum Freckle terlahir, Randy terlebih dahulu mengambil gen yang mengkode benang laba-laba jenis dragline dari laba-laba orb-weaver. Lalu gen tersebut diletakkan di DNA yang mendorong produksi susu pada kambing. Hasil modifikasi tersebut dimasukkan ke dalam sel telur dan ditanamkan pada induk Freckle. Dan hasilnya, ketika Freckle menghasilkan susu, protein benang laba-laba yang diinginkan juga dihasilkan serta bercampur dengan susu[3].
Susu Freckle selanjutnya diproses di laboratorium untuk dipisahkan antara susu dan protein benang laba-laba. Benang laba-laba yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Tidak hanya itu, jaring laba-laba tersebut terbukti aman untuk tubuh, dan dapat digunakan di dunia medis untuk perbaikan ligament (otot pada manusia)[3].
Kesuksesan lahirnya Flecker merupakan inspirasi untuk para peneliti bioteknologi. Saat ini, sudah banyak GMO, namun tidak ada yang seunik Flecker. Flecker merupakan kunci pembuka selanjutnya untuk masa depan dunia tekstil. Dan diharapkan banyak ilmuwan bioteknologi, khususnya di Indonesia, untuk dapat berkontribusi dalam menciptakan GMO yang bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Referensi:
[1] Eisoldt, L., Smith A., Scheibel T. 2011. “Decoding the secrets of spider silk”. Materials Today, Vol 14, No 3: 80-86.
[2] Legget, H. 2009. “1 Million Spiders Make Golden Silk for Rare Cloth”. Diakses pada tanggal 20 November 2020 di : https://www.wired.com/2009/09/spider-silk/
[3] Rutherford, A. 2012. “Synthetic biology and the rise of the ‘spider-goats’”. Diakses pada tanggal 20 November 2020 di : https://www.theguardian.com/science/2012/jan/14/synthetic-biology-spider-goat-genetics.
Seorang Mahasiswa Teknik Kimia yang Tertarik dan Sedang Mendalami Dunia Biokimia.
Wah menarik sekali artikelnya, sangat menambah informasi, jangan lupa mampir ke artikel saya juga ya tentang pemanasan global yang menjadi penyebab penyakit malaria dan DBD, berikut linknya https://warstek.com/pemanasan-global-yang-menjadi-penyebab-penyakit-dbd-dan-malaria/