Drama-drama televisi seringkali menampilkan penyelidikan kriminal yang terlihat mudah, namun kebenaran di baliknya jauh lebih rumit. Dalam kehidupan nyata, analisis DNA merupakan tantangan besar yang memerlukan peralatan mahal, fasilitas khusus, dan pelatihan mendalam. Namun, penelitian terbaru dari University of New Hampshire membawa harapan baru dalam pengembangan metode yang lebih terjangkau dan mudah digunakan untuk mengungkap misteri DNA sentuhan.
DNA sentuhan, atau yang sering disebut “touch DNA”, merupakan jejak DNA yang ditinggalkan saat seseorang menyentuh suatu benda dan meninggalkan sel-sel kulit, keringat, atau cairan lain yang mengandung DNA mereka. Dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan dalam Journal of Forensic Sciences, para peneliti mengembangkan tes inovatif yang menggunakan metode sekuens yang lebih terjangkau, dikenal sebagai qPCR.
Dalam uji coba mereka, para peneliti meminta partisipan pria dan wanita untuk melakukan serangkaian tindakan sederhana, seperti memegang pegangan pistol atau cangkir kopi. Setelah itu, mereka menguji jejak DNA yang ditinggalkan pada benda-benda tersebut. Hasilnya mengejutkan: DNA dari partisipan pria dan wanita dapat dideteksi pada benda yang disentuh, bahkan jika transfernya tidak langsung.
Tantangan utama dari touch DNA adalah kemungkinan DNA berakhir pada barang atau korban di tempat kejadian perkara yang tidak pernah disentuh oleh tersangka. Hal ini telah menyebabkan kesalahan penangkapan dalam beberapa kasus.
Penelitian ini juga menyoroti bahwa ahli DNA bahkan tidak dapat membedakan antara berbagai jenis transfer DNA, dan bidang studi ini masih kurang memiliki data yang cukup untuk memahami secara menyeluruh bagaimana transfer DNA langsung dan tidak langsung terjadi.
Dengan hasil studi ini, para peneliti berharap dapat meningkatkan pemahaman kita tentang kondisi di mana transfer DNA sekunder dan tersier terjadi. Ini adalah langkah penting menuju penyelidikan forensik yang lebih akurat dan adil. Kontribusi penting lainnya datang dari Connie Mulligan, seorang profesor antropologi di University of Florida, yang turut menjadi penulis dalam penelitian ini.
Penemuan ini memberikan harapan baru dalam upaya kita untuk membongkar misteri touch DNA. Dengan metode yang lebih terjangkau dan mudah digunakan, kita dapat memperluas pengetahuan kita tentang peran DNA dalam penyelidikan kriminal, dan lebih jauh lagi, membantu mencegah kesalahan yang tidak adil dalam sistem hukum kita.
Referensi:
[1] https://www.unh.edu/unhtoday/news/release/2024/03/14/new-simpler-and-cost-effective-forensics-test-helps-identify-touch-dna diakses pada 30 Maret 2024
[2] Samantha M. McCrane, Connie J. Mulligan. An innovative transfer DNA experimental design and qPCR assay to identify primary, secondary, and tertiary DNA transfer. Journal of Forensic Sciences, 2023; 69 (2): 618 DOI: 10.1111/1556-4029.15444

