Halo sahabat Warstek, tentu kita sudah tak asing lagi jika mendengar kata Gaza-Palestina, Yap, kita telah mengetahui bersama bahwa sejak 07 Oktober 2023 hingga hari ini 23 Agustus 2024, terhitung sudah 322 hari pembantaian di Gaza terjadi. Namun sebenarnya, bukan 322 hari tanah Palestina dirampas oleh Israel, namun sudah sejak tahun 1948, jadi sudah terhitung 76 tahun pembantaian itu berlangsung. Dan kini mata dunia mulai terbuka, suara-suara yang bungkam mulai berteriak lantang menyerukan kemerdekaan Palestina. Bahkan jauh sebelum mata dunia terbuka, si genius Einstein pernah menolak pendirian negara Yahudi (Israel) tersebut, walaupun Einstein merupakan orang Yahudi, ia tak pernah sepakat adanya pergerakan zionisme.
Sebelum Perang Dunia Kedua
Sebelum perang dunia kedua, saat berbicara di hadapan tiga ribu orang yang hadir dalam perayaan paskah Yahudi di sebuah hotel di Manhattan, Einstein menyatakan penolakannya terhadap pendirian negara Yahudi.
“Pengetahuan saya mengenai sifat inti agama Yahudi membuat saya menolak gagasan mendirikan negara Yahudi yang memiliki batas, pasukan, dan kekuasaan yang bersifat sementara, saya takut agama Yahudi akan mengalami kerusakan dari dalam khususnya akibat berkembangnya nasionalisme sempit dalam masyarakat kita. Kita bukan lagi orang Yahudi pada zaman Maccabee,” ucap Einstein.
Dan setelah perang dunia kedua, Einstein mencela Inggris karena membuat orang Yahudi berselisih dengan orang Arab, meminta dinaikkannya kuota imgrasi untuk orang Yahudi, namun menolak gagasan bahwa orang Yahudi harus memiliki negara sendiri saat memberikan kesaksian di Washington pada 1946 di hadapan komite Internasional yang membahas situasi Palestina.
"Gagasan untuk mendirikan negara tidak ada dalam pikiran saya, saya tidak mengerti mengapa negara itu diperlukan." ucap Einstein
Pernyataan Einstein tersebut sontak mengejutkan para Zionis sejati yang hadir. Einstein diminta untuk menandatangani pernyataan klarifikasi, yang sebenarnya tidak menjernihkan apa pun.
Pada 10 April 1948, sebelum proklamasi berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948. Einstein menulis surat kepada Shepard Rifkin yang merupakan pimpinan lembaga di AS, American Friends of the Fighters for the Freedom of Israel (Pejuang untuk kebebasan Israel).
Berikut isi surat Einstein versi terjemahan:
“Yang terhormat,
Ketika bencana nyata dan terakhir menimpa kami di Palestina, yang pertama bertanggung jawab adalah Inggris dan yang kedua bertanggung jawab untuk itu adalah organisasi Teroris dari barisan kami sendiri (Pejuang untuk kebebasan Israel). Saya tidak ingin melihat siapa pun yang terkait dengan mereka, orang yang menyesatkan dan kriminal.
Hormat kami, Albert Einstein.”
Gambar: Surat Einstein kepada Shepard Rifkin, pimpinan lembaga di AS, American Friends of the Fighters for the Freedom of Israel
Einstein Menolak Tawaran Jadi Presiden Israel
Pada November 1952, sebuah surat kabar di Jerusalem (Baitul Maqdis) mulai mendesak agar Einstein ditunjuk untuk menggantikan Chaim Weizmann (presiden pertama Israel) yang telah meninggal dunia kala itu. Einstein mendengar kabar tersebut dari surat kabar New York Times seminggu setelah meninggalnya Weizmann. Awalnya, ia dan para wanita di rumahnya menertawakan kabar tersebut, tetapi kemudian para wartawan mulai menelpon. “Ini sangat aneh, sangat aneh,” kata Einstein kepada seorang tamu. Beberapa jam kemudian, datang sepucuk telegram dari duta besar Israel di Washington, Abba Eban. Telegram itu berbunyi, “Dapatkah kedutaan besar mengirimkan seseorang keesokan harinya untuk menemui Einstein secara resmi?”
“Mengapa orang itu harus datang jauh-jauh, padahal aku hanya akan berkata tidak?” keluh Einstein. Helen Dukas mengusulkan Einstein untuk menelepon Duta Besar Eban. Pada zaman itu, telepon langsung jarak jauh merupakan sesuatu yang baru. Dukas terkejut ketika ia dapat menghubungi Eban di Washington dan menyambungkannya dengan Einstein. “Saya bukan orang yang tepat untuk jabatan itu, dan saya tidak dapat melakukannya,” kata Einstein.
“Saya tidak dapat mengatakan kepada pemerintah saya bahwa Anda menelepon saya dan mengatakan tidak,” jawab Eban. “Saya harus mengikuti aturan dan memberikan penawaran tersebut secara resmi.” Eban akhirnya mengirim utusan untuk menyerahkan surat resmi kepada Einstein yang menanyakan kesediaan Einstein untuk menjadi presiden.
“Jika menerima tawaran ini, Anda harus pindah ke Israel dan menjadi warga negara,” isi surat Eban (rupanya untuk berjaga-jaga apabila Einstein berkhayal ia dapat memimpin Israel dari Princeton). Namun, Eban dengan cepat menenangkan hati Einstein, “Pemerintah dan rakyat akan memberi Anda kebebasan untuk melaksanakan pekerjaan ilmiah Anda yang hebat karena kami sangat menyadari betapa pentingnya pekerjaan Anda.” Dengan kata lain, Einstein hanya perlu hadir sebagai presiden, tidak lebih dari itu.
Menawari Einstein untuk menjadi presiden Israel adalah gagasan yang cerdas, tetapi Einstein benar ketika menyadari bahwa terkadang gagasan yang brilian juga merupakan gagasan yang sangat buruk. Seperti yang ia tuliskan dengan sinis seperti biasa, ia tidak memiliki bakat alami untuk menghadapi manusia seperti yang diharuskan oleh jabatan tersebut serta tidak memiliki sifat yang diperlukan untuk menjadi pejabat pemerintahan. Ia tidak cocok menjadi negarawan maupun pemimpin boneka.
Dan juga, Einstein menolak tawaran tersebut karena ia merasa apa yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap Palestina tidak sesuai dengan hati nuraninya. Negara Israel lahir dari perampasan dan kesengsaraan Palestina. Menurut Gutfreund, hubungan Einstein dengan Israel lebih bersifat intelektual daripada politik. Faktanya, Einstein adalah salah satu pendiri Universitas Ibrani dan ia meninggalkan seluruh warisan sastranya kepada institusi tersebut dalam surat wasiatnya; lebih dari 55.000 artikel manuskrip, surat cinta, dan pidato.
Referensi:
1. Walter Isaacson. 2012. Einstein, Kehidupan dan Pengaruhnya bagi Dunia. Terjemahan oleh Mursid Wijanarko & Word++ Translation Service. Bentang Pustaka.
2. Washington Report on Middle East Affairs. The Ghosts of Deir Yassin (https://www.wrmea.org/2008-april/the-ghosts-of-deir-yassin.html). Diakses 06 Agustus 2024.
3. Memo Middle East Monitor. The ‘final’ downfall of Israel was predicted by Einstein (https://www.middleeastmonitor.com/20210604-the-final-downfall-of-israel-was-predicted-by-einstein/). Diakses 06 Agustus 2024.
4. Palestineremembered.com. Dayr Yasin – دير ياسين: Scanned letter that Albert Einstein sent to the Stern terror gang when it solicitated him to raise fund in the United stated (https://www.palestineremembered.com/Jerusalem/Dayr-Yasin/Story8497.html). Diakses 06 Agustus 2024.
Mahasiswa S2 Fisika Teori Universitas Hasanuddin, paling suka dengan Albert Einstein dan James Clerk Maxwell, senang belajar hal baru, senang mendesain, membaca dan juga menulis.