Penyakit Diabetes, dewasa ini menjadi penyakit mematikan ke-7 di dunia berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020. Selain berujung kematian, penyakit Diabetes juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti Diabetes nefropati yaitu terganggunya sistem ekskresi pada ginjal di karenakan tingginya konsentrasi gula dalam darah, Diabetes retinopati penyebab gangguan pada penglihatan, katarak hingga kebutaan pada mata, dan Diabetes neuropati yaitu luka menahun pada kaki yang sulit sembuh dan sering kali berujung amputasi. Selain itu, adanya penyakit Diabetes memberikan kontribusi yang besar terjadinya kerusakan sel akibat radikal bebas dan berujung pada terjadinya aterosklerosis, penyakit kardiovaskular dan hipertensi.
Apa itu Diabetes?
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme tubuh. Penyebabnya berupa tingginya kadar gula dalam darah karena 2 faktor yaitu tidak adanya produksi insulin atau ada insulin namun tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darah. Kondisi pertama disebut sebagai diabetes melitus (DM) tipe 1. Kondisi ini biasanya terjadi sejak dini karena faktor genetik. Prevalensinya 5-10% dari keseluruhan penderita diabetes. Penderita DM tipe 1 harus mendapatkan injeksi insulin dari luar tubuh untuk mempertahankan hidup. Insulin berfungsi untuk mengantarkan gula dari dalam darah menuju otot atau jaringan untuk kemudian berguna sebagai energi bagi tubuh. Untuk kondisi kedua yaitu ketidakmampuan insulin untuk mengatur gula dalam darah disebut diabetes melitus tipe 2. Tipe ini paling banyak terjadi (90-95%) dari keseluruhan kasus diabetes melitus di dunia.
Kebiasaan Buruk Penderita Diabetes
Beberapa kebiasaan buruk yang dapat mempertinggi kemungkinan terjadinya penyakit diabetes melitus yaitu:
- Tingginya kadar gula dalam darah melebihi batas normal
- Diet tidak sehat dan tidak seimbang
- Selalu mengonsumsi makanan manis
- Kurang aktivitas fisik ataupun olahraga
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Merokok
- Mengonsumsi alkohol
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Kebiasaan buruk termasuk faktor resiko yang dapat di modifikasi. Artinya faktor yang kemunculannya tergantung pada pola atau gaya hidup pasien. Selain faktor yang dapat di modifikasi, terdapat juga faktor resiko yang memang tidak bisa di modifikasi atau tidak dapat diubah oleh kebiasaan, yaitu:
- Adanya pengaruh dari ras atau etnik tertentu
- Umur, pada angka 20 sampai 79 tahun merupakan kondisi yang sangat beresiko terkena DM
- Jenis kelamin, perempuan lebih beresiko terkena DM daripada laki-laki berdasarkan data Riskesdas tahun 2018
- Genetik, anak yang terlahir dari keluarga dengan riwayat diabetes lebih beresiko dibandingkan dengan yang bukan dari keluarga dengan riwayat diabetes melitus
- Riwayat kelahiran, bayi yang lahir dengan BB kurang dari 2,5 kg atau lebih dari 4 kg bisa jadi menderita penyakit ini saat dewasa
Tanda dan Gejala Diabetes apa saja?
Beberapa tanda dan gejala yang umum terlihat pada pasien dengan diagnosa diabetes melitus yaitu:
1. Tingginya Kadar Gula dalam Darah
Pada pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan darah dan urin. Hasil pemeriksaan darah akan menunjukan jumlah atau konsentrasi glukosa (gula) per desi Liter-nya di dalam darah. Umumnya pemeriksaan kadar glukosa darah terbagi menjadi 2 yaitu glukosa darah puasa (GDP) dan glukosa darah sewaktu (GDS). Untuk pemeriksaan GDP, nilai normalnya di bawah 100 mg/dL dan untuk GDS, nilai normalnya di bawah 140 mg/dL. Untuk pemeriksaan urin, adanya gula dalam darah dapat menjadi tanda tingginya kadar gula dalam darah.
2. Sering Buang Air Kecil
Ginjal berfungsi untuk memfiltrasi zat-zat sisa metabolisme tubuh. Jika seseorang menderita penyakit diabetes melitus, fungsi ginjal akan terganggu. Ginjal tidak akan mampu memfilter glukosa dalam darah sehingga glukosa akan keluar bersama urin. Kondisi ini akan menyebabkan ginjal menyerap lebih banyak air dari dalam darah untuk mengencerkan glukosa. Alhasil volume urin bertambah yang menyebabkan penderita DM sering buang air kecil.
3. Sering Haus
Pada penderita penyakit diabetes, kondisi polifagia atau haus berlebihan menjadi salah satu gejalanya. Hal ini terjadi karena sering buang air kecil tadi. Banyaknya air yang akan terserap oleh ginjal sehingga tubuh akan terus memberikan respon haus untuk mencapai keseimbangan cairan dalam tubuh.
4. Sering Lapar
Diabetes terjadi karena terganggunya sistem metabolisme glukosa sehingga insulin yang bertugas membawa glukosa masuk ke dalam sel tidak berfungsi seperti seharusnya atau bahkan tidak ada sama sekali. Karenanya glukosa tidak akan berubah menjadi energi. Tubuh memerlukan energi untuk beraktifitas. Terganggunya sistem ini akan menyebabkan tidak adanya energi yang terbentuk. Sehingga akhirnya tubuh akan memberikan respon lapar. Oleh karena itu, penderita DM sering merasa lapar.
5. Sering Merasa Lelah
Makanan yang kita konsumsi seharusnya mengahasilkan energi. Karena adanya gangguan metabolisme glukosa, makanan yang kita makan ini tidak akan menghasilkan energi. Glukosa tidak akan mampu menempati sel untuk di metabolisme menjadi energi. Ketiadaan energi di dalam tubuh inilah yang menyebabkan penderita lebih mudah merasa lelah.
6. Penglihatan Kabur
Pada diabetes yang tidak terkontrol, kadar glukosa yang tinggi akan meningkatkan tekanan osmotik di pembuluh halus retina (mata) sehingga menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan pembuluh kolateral berpindah posisi dan terjadilah jaringan parut. Jaringan parut inilah yang akan menyebabkan penglihatan terganggu atau kabur.
7. Kesemutan
Gejala kesemutan atau mati rasa terutama pada kaki dan tangan terjadi karena kerusakan sistem syaraf akibat tingginya kadar glukosa darah. Selain syaraf, pembuluh darah kecil yang terhubung dengan syaraf juga akan mengalami kerusakan.
Sumber:
Alam, S.; Hasan, M.K.; Neaz, S.; Hussain, N.; Hossain, M.F.; Rahman, T. 2021. Diabetes Melitus: Insight from epidemiology, Biochemistry, Risk Factors, Diagnosis, Complications and Comprehensive Management. MDPI JournalDiabetology
KEMENKES RI. 2020. Infodatin. Jakarta:Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
Lal, B. Suresh. 2016. Diabetes: Causes, Symptoms and Treatments. Kakatiya University